Gus Ipul Dorong UMKM Ubah Strategi Bisnis ke Digital

Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf saat memukul gong menandai dibukanya Pameran Terpadu Produk UMKM di Grand City Surabaya.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Wakil Gubernur Jatim, Drs H Saifullah Yusuf mendorong pelaku Usaha Mikro, Kecil Menengah (UMKM) di Jatim, untuk mengubah strategi bisnis ke arah digital. Pasalnya, toko konvensional sekarang sudah terbukti tidak mampu untuk mendongkrak penjualan.
Hal itu disampaikan Wakil Saifullah Yusuf dalam Pameran Terpadu Produk UMKM di Grand City Surabaya, Kamis (28/9). Menurut Gus Ipul, panggilan akrabnya, sekarang sebagian besar penjualan dilakukan via digital atau online.
Bahkan, akibat meningkatnya bisnis online ini, kata dia, sejumlah gerai Matahari Department Store terpaksa tutup. ”Siapa yang tidak tahu Matahari (department store), akhirnya tutup juga. Tidak kuat bersaing dengan penjualan online. Makanya, UMKM harus beralih ke online juga,” katanya.
Gus Ipul menyatakan, ada sejumlah tantangan dalam berbisnis saat ini. Diantaranya, pasar yang makin lesu, kemajuan teknologi dan daya beli masyarakat yang kian menurun. Sehingga, untuk tetap bisa bertahap, pengusaha harus mampu berinovasi dan beradaptasi.
Beradaptasi dalam penggunaan teknologi digital. Lalu mampu menciptakan produk-produk yang inovatif. ”Ditengah situasi pasar yang lesu, kita harus tetap semangat, tetap berinovasi. Tingkatkan terus kualitas produk kita,” pintanya.
Meski begitu, masih kata Gus Ipul, toko atau gerai konvensional masih tetap penting. Artinya, konsumen masih butuh untuk melihat jenis dan kualitas produk yang hendak mereka beli. Nah, baru setelah tahu, proses penjualan selanjutnya bisa mengandalkan digital.
Selain lebih efektif, penjualan atau transaksi via digital akan lebih efisien. ”Kemajuan teknologi harus mampu dimanfaatkan dengan baik oleh pelaku UMKM. Apalagi kompetisi pasar semakin ketat,” terangnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Fery Agung Corindotama selaku penyelenggara pameran, Mochammad Ruslim mengaku, dalam pameran kali ini, jumlah pesertanya tidak sebanyak tahun lalu. Saat ini, jumlah pesertanya sebanyak 175 stan. Jumlah itu turun tajam dibanding jumlah peserta tahun lalu yang sebanyak 250 stan.
Nilai transaksi, pada tahun 2015 tercatat Rp15 miliar. Di tahun 2016 turun menjadi Rp10 miliar. ”Kalau tahun ini kami belum bisa memastikan berapa nilai transaksi yang akan dicapai. Tapi yang pasti akan lebih rendah dibanding tahun lalu,” ujarnya.
Ruslim menambahkan, berkurangnya jumlah peserta ini karena anggaran dari sejumlah pemerintah daerah dipangkas. Termasuk anggaran keikutsertaan dalam pameran. Peserta pameran yang digelar tahunan ini, lanjut Ruslim, berasal dari seluruh provinsi di Indonesia.
Mulai dari Aceh hingga Papua. Namun, yang terbanyak tetap dari Jatim mengingat provinsi ini sebagai tuan rumah. ”Kami harap, ekonomi ke depan bisa lebih bagus dan jumlah peserta pameran bisa bertambah,” harapnya. [iib]

Tags: