Gus Ipul Ingin Kembangkan Potensi Wisata Manik-Manik

Gus Ipul saat mengunjungi pengerajin manik-manik di Desa Pelumbon Gambang, Kecamatan Gudo, Jombang.

Jombang, Bhirawa
Calon Gubernur Jatim nomor urut dua, Drs H Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyebut berbagai potensi yang dimilki sentra kerajinan di Jatim. Menurut kandidat yang berpasangan dengan Calon Wakil Gubernur, Puti Guntur Soekarno ini, sentra kerajinan nantinya juga bisa berpotensi mendatangkan wisatawan.
Hal ini ia ungkapkan ketika bertemu pengerajin manik-manik di Desa Pelumbon Gambang, Kecamatan Gudo, Jombang. Kawasan ini juga dikenal sebagai kampung manik-manik. Gudo dikenal memiliki sentra industri kerajinan manik-manik bertaraf internasional. Kerajinan ini berasal dari limbah kaca. Total, ada sekitar 149 pengerajin manik-manik di kawasan ini.
Industri tersebut berpusat di Desa Plumbon Gambang, serta desa-desa lain seperti Mejoyo Losari, Pesanggrahan, Legundi, Siwalan, Krembangan, Godong dan Wangkal Kepuh. “Kedepan, manik-manik harus harus naik kelas. Bukan hanya bisa mendatangkan keuntungan melalui jual beli, namun juga bisa meningkatkan potensi desa melalui wisata,” ujarnya.
Pada penjelasannya, Gus Ipul mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk membuat seribu desa wisata atau yang dikenal dengan program Seribu Dewi. Diharapkan, melalui program ini, wisata di desa-desa bisa menggeliat. Utamanya yang berbasis usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Di antaranya desa manik-manik ini.
Ia mencontohkan, para wisatawan yang hadir bisa diajak melihat berbagai koleksi manik-manik di kawasan ini melalui sebuah galeri. Lebih dari itu, wisatawan yang hadir bisa diajak untuk melihat langsung proses produksi manik-manik. “Nantinya wisatawan ini juga bisa merasakan sendiri proses membuatnya,” kata Wakil Gubernur Jawa Timur dua periode ini.
Gus Ipul pada kunjungan tersebut juga sempat menyaksikan langsung proses pembuatannya. Mulai dari memilah beling bekas sebagai bahan utama manik, membentuk butiran melalui panas api, hingga membuat pola di masing-masing manik.
Semua proses itu dilakukan secara manual menggunakan tangan dengan bantuan alat seadanya. “Setelah tahu sulitnya membuat manik ini, wisatawan akan tahu alasan harga kerajinan ini menjadi bersaing,” ujar mantan Ketua Umum GP Ansor dua periode ini. Target Gus Ipul tersebut bukan sekadar harapan mengawang. Sebab, hal ini telah dibuktikan mulai maraknya pengunjung yang datang ke kawasan ini.
Bukan hanya dari wisatawan dalam negeri, namun juga luar negeri. “Desa ini telah memiliki potensi melalui manik ini. Tinggal bagaimana potensi ini dikemas dengan sentuhan yang menarik,” urai mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal ini.
“Misalnya, di dalam kawasan ini juga disiapkan spot foto. Anak-anak muda pasti sangat tertarik untuk melihat kawasan ini,” ujarnya mengakhiri. Sebagai buah tangan, Gus Ipul juga sempat membeli sejumlah produk manik-manik. Mulai dari beberapa kalung hingga gelang. [iib]

Tags: