Gus Ipul-Puti: Selamat Tahun Baru Imlek

Calon Wakil Gubernur Puti Guntur Soekarno mendapat penghormatan berupa busana khas Cina yakni qipao dari Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) di Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya, Rabu (14/2/2018). [Gegeh Bagus Setiadi/bhirawa]

(Kenang Gus Dur dan Megawati)
Surabaya, Bhirawa
Pasangan Calon Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Calon Wakil Gubernur Puti Guntur Soekarno menyampaikan “Selamat Tahun Baru Imlek”, atau Tahun Baru Cina 2569, yang jatuh Jumat besok 16 Januari 2018.
“Selamat Tahun Baru Imlek 2018. Gong Xi Fat Cai 2569. Semoga keberkahan dan keselamatan mewarnai Bangsa Indonesia, khususnya Jatim,” kata Gus Ipul, dalam pesan tertulisnya, Kamis (15/2/2018).
Ucapan sama disampaikan Calon Wakil Gubernur Puti Guntur Soekarno. “Selamat Tahun Baru Imlek 2018. Semoga kesejahteraan mewarnai rakyat, bangsa dan negara, di tahun ini,” kata cucu Bung Karno itu, juga melalui pesan tertulis.
Bagi warga Tionghoa yang merayakan, malam Tahun Baru Imlek biasanya diwarnai dengan kumpul keluarga dan kerabat, kemudian dirayakan dengan doa bersama kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Puti, mantan anggota DPR RI, kemarin mengunjungi Masjid Cheng Ho di Kota Surabaya. Ia bertemu komunitas muslim Tionghoa sekaligus mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek. “Saya bahagia bertemu sesama warga bangsa. Saya merasakan persahabatan,” kata Puti.
Menurut Gus Ipul, Indonesia memiliki banyak kekayaan budaya, termasuk budaya-budaya yang hidup di Jawa Timur, yang tercermin dari berbagai corak hidup masyarakat.
“Kekayaan budaya itu salah satunya adalah budaya Tionghoa, yang telah lama berakulturasi dengan budaya-budaya lain yang lebih dulu ada di Nusantara ini,” kata Wakil Gubernur Jatim wa Timur itu.
Gus Ipul mengenang keberanian mantan Presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), pamannya, yang juga mantan Ketua Umum PBNU, yang dikenal aktif mempromosikan multikultural Indonesia.
“Di masa Presiden Abdurrahman Wahid juga, telah ditetapkan Tahun Baru Imlek sebagai hari libur,” kata Gus Ipul, yang Ketua PBNU itu.
Imlek ditetapkan Presiden Gus Dur sebagai hari libur melalui Keputusan Presiden Nomor 19/2001, tanggal 9 April 2001. Sejak saat itu, warga Tionghoa mendapatkan kebebasan kembali untuk merayakan Tahun Baru Imlek.
Kemudian, di era Presiden Megawati Soekarnoputri, Imlek ditetapkan sebagai Hari Libur Nasional tahun 2002, dan berlaku mulai tahun 2003 sampai sekarang.
“Peran penting Gus Dur dan Ibu Megawati dalam penetapan Hari Raya Imlek, menunjukkan jiwa besar para pemimpin bangsa, dalam mengayomi keanekaragaman budaya di Indonesia. Kita, generasi penerus, merasa bersyukur telah mewarisi itu semua,” kata Puti Guntur Soekarno.
Gus Ipul dan Puti sama-sama berpesan agar Tahun Baru Imlek 2018 diperingati dengan kesederhanaan. “Tanpa mengurangi rasa khidmat atas semua anugerah Tuhan,” kata Gus Ipul.
“Kesederhanaan itu juga tidak mengurangi rasa syukur dan kegembiraaan atas semua berkah yang telah kita nikmati bersama selama ini,” kata Puti Guntur Soekarno kompak. (geh)

Tags: