Gus Ipul Serahkan Jenazah Santri Langitan

Wagub Drs Saifullah Yusuf melihat jenazah Rizky Nur Habib, santri Ponpes Langitan Tuban korban tenggelam di Sungai Bengawan Solo  dimasukkan ke dalam peti mayat di Kamar Jenazah RSUD dr Soetomo, Minggu (9/10).

Wagub Drs Saifullah Yusuf melihat jenazah Rizky Nur Habib, santri Ponpes Langitan Tuban korban tenggelam di Sungai Bengawan Solo dimasukkan ke dalam peti mayat di Kamar Jenazah RSUD dr Soetomo, Minggu (9/10).

Korban Tenggelam Sungai Bengawan Solo Asal Deli Serdang
Pemprov, Bhirawa
Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf menyerahkan salah seorang jenazah korban tenggelam Sungai Bengawan Solo, Rizki Nur Habib yang merupakan santri Pondok Pesantren Langitan asal Deli Serdang Sumatera Utara ke keluarga. Penyerahan dilakukan di RSUD dr Soetomo Surabaya, Minggu (9/10).
“Saya mewakili Pak Gubernur Jatim Soekarwo menyerahkan jenazah Rizki Nur Habib kepada keluarga, dan atas nama pemprov serta masyarakat Jatim turut berduka cita atas musibah ini,” kata Saifullah Yusuf di sela proses penyerahan jenazah di ruang jenazah RSUD dr Soetomo.
Korban adalah santri yang baru tiga bulan menimba ilmu di Pondok Pesantren Langitan Tuban, dan akan dibawa menuju rumah duka di kawasan Percut Seituan Kabupaten Deli Serdang. Dengan diserahkannya jenazah santri berusia 15 tahun tersebut maka total tujuh korban perahu tenggelam di Bengawan Solo itu telah diterima seluruh keluarga korban.
Enam korban lainnya, yakni atas nama Abdullah Umar (12), M Barikly Amry (12), M Lujaini Dani (13) ketiganya asal Gresik. Selain itu Muhsin (16) asal Surabaya, M Arif Mambruri (18) asal Bojonegoro, serta M Afiq Fadlil (19) asal Brebes Jawa Tengah. “Korban terakhir ditemukan atas nama Arif Mambruri pada Minggu pukul 03.00 dini hari,” ucap Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf.
Orang nomor dua di Pemprov Jatim tersebut mengapresiasi kerja keras semua pihak yang ikut terlibat dalam penanganan musibah ini. Antara lain pengasuh dan keluarga besar Pondok Pesantren Langitan, Tim SAR gabungan seperti BPBD Jatim, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik, relawan, serta anggota TNI dan seluruh jajaran kepolisian.
Gus Ipul meminta kepolisian mencari tahu penyebab peristiwa tenggelamnya perahu yang ditumpangi 25 santri Pondok Pesantren Langitan hingga menyebabkan tujuh orang meninggal dunia. “Polisi harus mengungkapnya sehingga diketahui apa yang menyebabkan perahu tenggelam hingga menimbulkan korban jiwa,” ujarnya.
Menurut dia, pengungkapan penyebab ini bukan untuk mencari kambing hitam dan siapa yang patut disalahkan pada kejadian tersebut, namun lebih sebagai bahan evaluasi agar ke depan tak terulang peristiwa serupa.
Gus Ipul, berharap siapa saja penumpang perahu tidak boleh melupakan standar keselamatan untuk mengantisipasi hal tak diinginkan, termasuk penumpang umum yang biasa beraktivitas menggunakan perahu di Bengawan Solo. “Bagaimanapun juga pengemudi kapal harus lebih waspada dan berhati-hati, serta jangan sampai mengabaikan keselamatan,” katanya.
Selain itu, ia juga meminta pimpinan dan pengasuh Pondok Pesantren Langitan mengevaluasi kembali agar kejadian serupa tak terulang. “Sebenarnya, pengasuh pondok sudah melarang mereka menumpang perahu dan menggunakan angkutan umum, tapi ternyata memilih tetap naik perahu karena memang lebih dekat,” katanya.
Sementara itu, paman korban Rizki Nur Habib, Riswan mengatakan bahwa keluarga tak mendapat firasat apapun sebelum kejadian dan mengaku pasrah dengan peristiwa yang terjadi ini. “Sejak awal keluarga sudah menerima informasi dan berharap ditemukan dalam kondisi selamat. Tapi takdir berkata lain, dan Habib ditemukan sudah meninggal, dan kami pasrah,” katanya.
Jenazah Habib diterbangkan dari Bandara Juanda menuju Bandara Kualanamu Medan menggunakan pesawat terbang Lion Air. Habib merupakan satu di antara 25 santri yang menjadi korban perahu tenggelam di Bengawan Solo pada Jumat (7/10) karena diduga kelebihan muatan saat akan pergi ke Pasar Babat Lamongan. Tujuh orang ditemukan meninggal dunia dalam kecelakaan ini, sedangkan 18 orang lainnya selamat.
Sementara itu, Pemprov Jatim melalui Biro Administrasi Kesra Setdaprov Jatim memberikan santunan kepada 25 santri yang menjadi korban sebesar Rp 95 juta, dengan rincian Rp 63 juta untuk 18 santri selamat, dan Rp 35 juta untuk tujuh orang santri meninggal dunia.
“Untuk santri yang selamat masing-masing mendapat santunan sebesar Rp 3,5 juta dan tujuh santri meninggal masing-masing Rp 5 juta,” kata Kepala Biro Administrasi Kesra Setdaprov Jatim Siti Nurahmi SH, MSi didampingi Kadishub LLAJ Jatim Wahid Wahyudi. [iib]

Tags: