Gus Ipul Siap Jadi Calon Gubernur di Jawa Timur

Wagub Jatim Syaifullah Yusuf saat bersama tokoh pendidik PAUD-TK Situbondo, Ny Mida baru baru ini. (sawawi/bhirawa).

Situbondo, Bhirawa
Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf menyatakan siap mencalonkan diri sebagai orang nomor satu di Jawa Timur, pada Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018 mendatang. Hal itu disampaikan Syaifullah Yusuf saat menjawab pertanyaan sejumlah wartawan saat berkunjung ke Kota Santri, Minggu (7/5). “Kalau ditanya soal kesiapan, saya siap,” ujar Gus Ipul-sapaan akrab Saifullah Yusuf, di sela acara Harlah NU ke-94 di Situbondo kemarin lusa.
Kata Gus Ipul, ia sudah melakukan komunikasi dengan hampir semua pimpinan partai terkait pencalonan dirinya menjadi Gubernur Jatim. Namun hingga saat ini, aku Gus Ipul, belum dapat dipastikan partai apa saja yang akan mengusungnya sebagai Calon Gubernur Jatim periode 2018 – 2022. “Semua partai yang sudah melakukan komunikasi dengan kita, sudah memberikan respons,” ujar pria yang juga salah satu Ketua PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.
Gus Ipul mengaku, secara garis besar penyamaan ide dengan partai-partai yang sudah berkomunikasi dengan dirinya pada dasarnya adalah sama. Namun demikian, tutur Gus Ipul,  masing-masing partai mempunyai mekanisme sendiri untuk mengusung Cagub Cawagub yang diamininya. “Secara umum kita semua adalah sama. Tetapi partai punya mekanisme yang harus kita hormati dan harus kita hargai,” tegas Wagub dua periode mendampingi Pakde Karwo itu.
Seperti diketahui pilkada serentak akan kembali dilangsungkan pada tahun 2018 mendatang, dimana agenda politik akbar itu akan diikuti oleh 171 daerah. Dari 171 daerah, sedikitnya ada 17 Provinsi yang akan menyelenggarakan pilkada 2018. Salah satu diantaranya, adalah Provinsi Jawa Barat; Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Tak hanya itu yang diungkap Gus Ipul, pada peringatan Harlah NU yang ke-94 kemarin ia juga mengajak masyarakat NU untuk mengingat tiga hal penting yang menjadi komitmen para kiai sebelum mendirikan NU. Di antaranya, sebu dia, Tashwirul Afkar yang juga dikenal dengan Nahdlatul Fikri yaitu, kebangkitan pemikiran, Nahdlatut Tujjar atau yang dikenal dengan kebangkitan ekonomi kerakyatan dan Nahdlatul Wathan atau cintah tanah air. “NU itu mengajak kita pintar. Selain itu NU juga melihat sesuatu dengan cara pandang yang jelas tentunya dengan referensi Ahlusunnah Waljamaah,” paparnya.
Gus Ipul mengemukakan, Tashwirul Afkar atau kebangkitan pemikiran diadopsi untuk membahas masalah-masalah yang terjadi ataupun untuk memutuskan suatu perkara dengan menggunakan perspektif akidah Ahlusunnah Waljamaah. “Sejak awal kiai NU itu membiasakan diri bermusyawarah, tidak main hakim sendiri dalam menyikapi sesuatu, apalagi memutuskan sesuatu,” ujarnya.
Sedangkan Nahdlatut Tujjar atau yang dikenal dengan kebangkitan ekonomi kerakyatan, merupakan perwujudan dari pengembangan ekonomi ummat. Di mana, ungkap Gus Ipul, NU harus kuat dari sisi perekonomian untuk mencapai kesejahteraan. Terakhir, sambung Gus Ipul, Nahdlatul Wathan merupakan semangat cinta tanah air dan nasionalisme terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Kiai kiai kita selalu mengajak cinta kepada tanah air,” tegas Gus Ipul. [awi]

Tags: