Gus Ipul Terapkan Cooperative Farming, Khofifah Kembalikan Fungsi Hutan

Suasana Debat Pilkada Jatim 2018 mengangkat tema Ekonomi Pembangunan.

Soal Peningkatan Pertanian
Surabaya, Bhirawa
Debat Pilkada Jatim 2018 mengangkat tema Ekonomi Pembangunan berlangsung cukup menarik, kedua pasangan calon (paslon) Khofifah Indar Parawansa – Emil Elestianto Dardak dan Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno mendapat pertanyaan dari panelis.
Pada pertanyaan yang diundi tersebut, panelis yang diwakili oleh Drs. Mohammad Hasan, M.Sc, Ph.D, Rektor Universitas Jember memberikan pertanyaan terkait peningkatan pertanian.
“Kita tahu, bahwa pertanian Jatim berpengaruh besar terhadap PDRB, penyerapan tenaga kerja, dan penyediaan pangan. Lalu, bagaimana program meningkatkan pertanian?”, Tanya Hasan.
Pasangan nomor urut dua, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Puti Guntur Soekarno mendapat kesempatan menjawab pertama. Gus Ipul menjelaskan bahwa untuk meningkatkan Pertanian, pihaknya Menyiapkan konsep cooperative farming.
“Untuk meningkatkan poduktivitas. kami menerapkan konsep cooperative farming. Yakni, mengoptimalkan lahan dengan sistem pertanian berjamaah dan mendatangkan teknologi. Konsep ini bisa meningkatkan 52 persen dari sebelumnya,” kata Gus Ipul.
Selain itu, pihaknya juga akan menjaga harga pangan dengan menghadirkan BUMD. Serta mendorong anak muda menjadi petani handal di masa depan.
Sedangkan pasangan Calon Gubernur Jatim nomor urut satu, Khofifah Indar Parawansa – Emil Elestianto Dardak menyebut ada dua bidang pertanian yang menjadi perhatiannya. Yakni, bidang pertanian hutan dan nelayan. “Jatim menjadi penjaga pangan nasional dengan prosentase 13 persen. Di sini ada nelayan dan pertanian,” kata Khofifah.
“Masalahnya, di hutan ada petani jagung yang berada di hutan. Mereka tidak menikmati pupuk dan traktor subsidi. “Kedepan, kami memetakan kembali hutan di Jatim menjadi penyangga pangan nasional,” kata Khofifah.
Emil menambahkan, kedepan ppihaknya juga akan memerhatikan penyaluran kredit kepada petani. “Termasuk bagiamana dengan penyaluran agunan dan pendanaan pertanian kawasan hutan. Menyalurkan gapoktan juga menjadi lebih kondusif,” kata Emil.
Kemudian, di sektor perikanan, pihaknya akan mengembangkan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan dermaga. “Kedepan, kami akan membangun infrastruktur perikanan. Utamanya, untuk TPI dan dermaga,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, Emil juga memberikan solusi ketika nelayan mengalami masa paceklik. “Dalam konsep nelayan pun, ini ada istilah musim paceklik. Bagaimana solusinya? Disinilah pemerintah harus bisa mengakomodir itu untuk memberikan pendapatan alternatif di masa-masa itu,” kata Emil.
“Alternatif yang seperti apa? Bisa melalui pengembangan sektor UMKM yang berkaitan dengan sektor perikanan. Contohnya adalah pengolahan ikan,” jelas Bupati Trenggalek non-aktif lebih lanjut.
Apabila hal itu bisa diwujudkan, Emil menegaskan bahwa kesejahteraan bagi para nelayan akan bisa diwujudkan. “Karena memang tidak bisa dipungkiri sektor perikanan atau nelayan ini dalam sistem perbankan masuk dalam kategori high risk yang tidak mudah mendapatkan pinjaman,” pungkasnya.
Sementara itu soal infrastruktur, Saifullah Yusuf juga menyampaikan bakal menyeimbangkan program Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait pembangunan infrastruktur dalam debat Pilgub kedua. “Program pak jokowi ini kami akan garap serius di Jatim. Transportasi antar pulau ini sangat perlu untuk menyeimbangkan pembangunan. Untuk itulah kami ingin secepat mungkin membangun pelabuhan-pelabuhan di Jatim,” paparnya.
Selain infrastruktur, Gus Ipul juga memastikan bahwa di Jatim tidak akan ada kekurangan aliran listrik. Pasalnya, pembangunan-pembangunan PLN terus berlangsung. “Tahun lali, PLN membangun gardu listrik di Sumenep. Kami yakin di Jatim tidak akan kekurangan listrik,” jelasnya.
Menurutnya, di Kota Surabaya sendiri telah ada tenaga listrik dari sampah. “Nah, demi kesetaraan aliran listrik di kabupaten-kabupaten lainnya saya dengan Mbak Puti akan perkuat,” ungkap Gus Ipul.
Gus Ipul juga mengungkapkan sejumlah prestasi telah diraihnya semasa menjadi Wakil Gubernur Jatim mendampingi Dr H Soekarwo. Untuk itulah, pengalamannya dalam menyelesaikan sejumpah problematika di Jatim diselesaikan dengan baik. “Kita lihat saja angka pengangguran menurun, angka kemiskinan juga menurun drastis,” imbuhnya.
Sejak dilantik bersama Pakde Karwo pada awal tahun 2009, kemiskinan Jatim saat itu ada pada angka 18,51 persen. Dan pada 2017, kemiskinan di Jatim sudah menurun ke level 11,2 persen. Penurunan kemiskinan yang drastis itu tercatat sebagai level penurunan tertinggi dibanding provinsi lain di Indonesia. “Dalam dua tahun kedepan, kami yakin kemiskinan di Jatim dibawah satu digit, tepatnya di level 9 persen. Pengangguran di Jatim juga di bawah rata-rata nasional,” yakinnya.
Dengan mengusung tema ‘Perubahan Berkelanjutan untuk Jatim’, Gus Ipul-Puti bakal menuntaskan persoalan yang harus diselesaikan. [geh]

Tags: