Gus Solah Sebut Pesantren Harus Steril Kampanye

Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Tebu Ireng, Jombang, KH Sholahuddin Wahid (Gus Sholah) bersama KH Hasyim Karim saat memberikan keterangan kepada awak media, Senin pagi (22/10). [Arif Yulianto/ Bhirawa]

Jombang, Bhirawa
Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Tebu Ireng, Jombang, KH Sholahuddin Wahid (Gus Sholah) menandaskan, kedatangan Calon Presiden ( Capres) Prabowo Subianto beserta rombongan ke Ponpes tersebut, Senin (22/10) tidak ada kaitannya dengan agenda kampanye .
Gus Sholah menyampaikan hal tersebut beberapa waktu sebelum rombongan Capres Prabowo Subianto dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Sandiaga Salahudin Uno tiba untuk melakukan ziarah ke makam pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy’ari (Mbah Hasyim), makam KH Wahid Hasyim, dan makam Presiden ke-4 Republik Indonesia (RI), KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Lebih lanjut Gus Sholah menjelaskan, kedatangan Prabowo Subianto kali ini tak lain adalah untuk memperingati lahirnya Resolusi Jihad yang dulu digagas oleh pendiri NU.
“Terkait kedatangan kedatangan Pak Prabowo dan rombongan nanti, saya ingin memberikan penjelasan, kan pesantren dan lembaga pendidikan tidak boleh menjadi tempat kampanye, ini bukan kampanye, karena Pak Prabowo dan kawan-kawan ini akan menyelenggarakan peringatan Hari Resolusi Jihad yang jatuh pada 22 Oktober,” terang Gus Sholah menjelaskan, Senin pagi.
Gus Sholah menambahkan, sebelum kedatangan Prabowo kali ini, dirinya telah mengundang keluarga Ponpes Tebu Ireng, Jombang yang diketuai oleh KH Hasyim Karim untuk melakukan rapat membahas kedatangan Prabowo dan rombongan.
“Saya tanya ke majelis keluarga, boleh ‘nggak’ kita menerima Pak Prabowo silaturrahim. Boleh, sejauh itu tidak kampanye,” ucap Gus Sholah.
Kemudian menurut Gus Sholah, bagaimana kedatangan Prabowo ini tidak akan menjadi ajang kampanye, ia melanjutkan, peringatan hari lahir Resolusi Jihad ini akan dilakukan di tempat parkir Makam Gus Dur yang lokasi tersebut merupakan milik Pemerintah Daerah Jombang.
“Jangan sampai saya melanggar aturan, membawa pesantren ke dalam kampanye siapapun. Jadi kalau Pak Prabowo kemari, kemudian Pak Jokowi maupun Pak Kyai Ma’ruf kemari, ya monggo saja, kita akan terima dengan baik. Karena keempat orang ini adalah orang yang kita pilih menjadi calon presiden, dan salah satunya akan menjadi pemimpin bangsa, kita harus menghargai mereka,” tandasnya.
Ditanya lebih lanjut, dengan diterimanya Prabowo di Tebu Ireng, apakah merupakan bentuk dukungan terhadanya, Gus Sholah menjawab, hal itu tidak ada kaitannya dengan dukungannya terhadap Prabowo.
“Saya kan menerima siapapun juga, baik Pak Jokowi, Pak Ma’ruf, Pak Prabowo, Pak Sandi kemari kan kita ‘welcome’,” tutur Gus Sholah.
Hingga saat ini kata Gus Sholah, dirinya masih belum menentukan pilihan kepada calon tertentu untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2019 mendatang. Bahwa secara pribadi ia punya pilihan nantinya, tak dipungkirinya, namun menurutnya, pilihan tersebut tidak perlu disampaikan kepada publik.
Selain itu, KH Hasyim Karim menambahkan, kedatangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno sebagai Capres dan Cawapres memang harus dihormati. Namun dikatakannya, di dalam wilayah Ponpes Tebu Ireng nantinya adalah wilayah yang steril.
“Karena lembaga pendidikan non formal sudah diatur oleh undang-undang,” katanya.
Sementara itu, usai Prabowo membacakan pidato di kompleks parkir makam Gus Dur, Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Jombang, David Budianto menilai, pidato yang disampaikan Prabowo tidak ditemukan unsur kampanye.
“Dari awal tim Prabowo-Sandi yang di Jombang itu mengatakan bahwa, ini bukan kegiatan kampanye. Tapi ini adalah napak tilas kebangsaan, saya lihat memang disambutannya Pak Prabowo, tidak ada unsur kampanyenya,” jelas David saat di wawancarai sejumlah wartawan.
Selain apel napak tilas, di dua acara sebelumnya yakni acara silaturrahmi dan ziarah di makam pendiri NU, Bawaslu Jombang juga belum menemukan adanya unsur kampanye. Namun pihaknya telah mengerahkan semua jajaran untuk melakukan pemantauan.
Termasuk tentang banner bergambar Prabowo-Sandi yang juga disertai gambar pahlawan nasional yang ada, ia menjelaskan, memang ada yang keberatan, namun pihaknya tengah melakukan kajian terkait hal tersebut.(rif)

Tags: