Gus Ulip Tanggapi Fenomena Rangkap Jabatan di PBNU

Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, KH Zainul Ibad As’ad

Jombang, Bhirawa
Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, KH Zainul Ibad As’ad menanggapi fenomena rangkap jabatan di PBNU.

Kiai yang biasa disapa Gus Ulip itu menyampaikan Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi kemasyarakatan yang besar dengan cita-cita dan tujuan besar, maka NU harus di isi oleh orang-orang yang alim ulama. Artinya, orang-orang yang benar mempunyai jiwa untuk berjuang di NU.

“NU seharusnya di isi oleh orang-orang yang arif atau bijak, tanpa harus merangkap jabatan distruktur pemerintahan lain,” katanya, kepada Bhirawa, Sabtu (15/1) kemarin.

Menurutnya, banyaknya jajaran struktural NU yang baru saja diumumkan Rabu, (12/1) kemarin sangat menciderai harapan warga nahdliyin. Tugas atau amanah sebagai pengurus NU, kata Gus Ulip, bukanlah tugas yang mudah yang bisa dirangkap dengan menjabat di posisi lain.

“Ini sangat terkesan arogan. Orang yang diberi kepercayaan begitu besar oleh masyarakat dan ulama, namun orang yang diamanahi cenderung merendahkan dengan menjabat diposisi penting di lembaga lain,” jelas Gus Ulip.

Pihaknya menyayangkan sikap pimpinan NU yang masih merangkap jabatan organisasi atau pemerintahan di luar organisasi NU. Pihaknya berharap orang-orang yang masih merangkap jabatan bisa memilih salah satu agar lebih fokus.

“Mohon maaf saya sebut saja Rais Aam dan Sekjen PBNU sekarang menjadi Ketua MUI dan Wali Kota itu bukan perkara dan tanggungjawab yang mudah. Dan saya rasa keduanya tidak mungkin bisa dikerjakan secara maksimal,” ujarnya.

Pada intinya, kata Gus Ulip, merangkap jabatan merupakan bukan keputusan yang baik buat organisasi. Dirinya berharap elit NU yang berada dalam satu posisi yang strategis itu punya karater-karakter yang wira’i.

“Dedikasi dan kontribusi dari semua pemimpin elit NU sangat diharapkan oleh masyarakat. Jangan sampai masyarakat berfikir ada kehendak dan tujuan tertentu dengan merangkap jabatan,” harap Gus Ulip mengenai fenomena rangkap jabatan ditubuh PBNU saat ini.

Seperti yang diketahui, dari jajaran struktur pengurus PBNU masih banyak yang merangkap jabatan penting diluar organisasi NU seperti Rais Aam, KH Miftachul Akhyar menjabat sebagai ketua MUI, Sekretaris Jendaral Saifullah Yusuf sebagai Wali Kota Pasuruan, Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jatim dan masih banyak pengurus lainnya yang menjadi pejabat penting diluar organisasi PBNU. [geh,rif.dre]

Tags: