Habiskan Waktu Setahun untuk Mencari 7 Ribu Data Humor

Jonie Hermanto menunjukkan cara kerja google assisten humor yang dibuat.

Surabaya, Bhirawa
Mempunyai kemampuan dibidang humor, Jonie Hermanto kembangkan Asissten Google untuk memahami tingkat humoris user. Lulusan S2 Teknologi Informasi Institute Sains Terapan dan Teknologi Surabaya (iSTTS) ini bahkan mengumpulkan 16 ribu jenis humor untuk diklasifikasikan menjadi 7 ribu kategori humor. Dalam pencarian data ini ia menghabiskan waktu selama satu tahun.
“Ketika user menyampaikan humor mereka tidak paham itu humor atau pernyataan biasa semua ditanggapi serius oleh Assisten Google. Karena saya ada kemampuan di bidang humor, banyak kenalan di bidang ini juga, maka saya kenalkan pola humor untuk robot asisten dalam Bahasa Indonesia,” ujar dia, Senin (15/3).
Menurut Jonie–sapaan akrabnya, pola humor menggunakan Assisten Google sebenarnya sudah ada di luar negeri. Kemudian diadaptasi menjadi bahasa Indonesia. ”Saya minta pendapat dan masukan dari berbagai pakar humor. Misal Jarwo, yang nggak bisa mempunyai humor jika ada lawan main. Jadi ini menjadi tantangan karena pendapat para pakar berbeda,” urainya.
Dari hasil masukan dan pendapat ini, Jonie mengumpulkan data humor hingga 7 ribu jenis yang terbagi menjadi lima kategori. Yakni humor linguistik, humor missdefinitif, humor comparison, humor missleading quotes dan bukan humor.
“Saya ngumpulkan 2 ribu saja masuk di satu kategori. Akhirnya saat mengumpulkan 7 ribu humor saya pilah, dan ternyata kurang yang lolos. Ada yang humor Bahasa Jawa dan humor sama,” kata Ketua Persatuan Seninan Komedi Indonesia (PaSKI) ini.
Dalam tesisnya ini, Jonie menggandeng 10 komedian ternama, seperti Abdel, Derry 4 Sekawan, Cak Lontong, Indro Warkop, Komeng hingga pemain ludruk. Jonie berharap, melalui Assisten Google Klasifikasi humor ini user lebih mudah mengetahui selera humornya. Kedepan, pengembangan akan dilakukan menjadi bentuk voice dan mimik muka.
“Harapannya, semuanya nanti bisa pakai. Tinggal hosting, user tinggal mengetik, dan Assisten Google atau siri menanggapi humor user,” imbuhnya.
Sementara itu, Kaprodi S2 Teknologi Informasi, Endang Setyati, menekankan dalam menyelesaikan tesis ia meminta mahasiswanya untuk tidak jauh – jauh mengambil studi kasus dari kehidupannya. Seperti halnya Jonie Hermanto yang backgroundnya sebagai seniman pelawak.
“Ini pengembangan teknologi pertama yang baru ada karena berhubungan dengan humor. Harapan saya, ini menjadi database humor untuk dikembangkan dikemudian hari oleh para mahasiswa. Selain itu lewat Assisten Google humor ini ketika orang ingin mengetahui dirinya lucu atau enggak bisa menggunakan ini,” tandasnya. [ina]

Tags: