Hadapi AEC, PTPN XII Andalkan PG Modern

Herry Purwanto

Herry Purwanto

Surabaya,Bhirawa
Menghadapi Asean Economic Community (AEC) 2015, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII (Persero)  sudah menyiapkan langkah antisipasi, salah satunya adalah dengan mengandalkan produksi dari Pabrik Gula (PG) dengan teknologi modern seperti PG Glenmore yang akan dibangun di Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi – Jatim.
Menurut Ir.Herry  Purwanto Corporate Secretary PTPN XII menjelaskan, pembangunan pabrik modern di Glenmore ini sebenarnya adalah salah satu pabrik modern yang direncanakan pemerintah dari 20 pabrik. “Jadi bisa dikatakan pembangunan pabrik tersebut sebagai pilot project dari sekian pabrik gula modern yang direncanakan,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (19/8).
Saat disinggung rencana PG Glenmore yang akan mulai beroperasi pada Maret 2016, padahal AEC akan digelar pada tahun depan yakni 2015. Dengan diplomatis Herry mengatakan, untuk pekerjaan besar dan menyangkut hajat hidup orang banyak tidak boleh tergesa-gesa dan harus ada perhitungan maupun pertimbangan yang matang, apalagi gula menjadi persoalan panjang untuk kepentingan masyarakat.”Bahkan pabrik gula modern yang menelan biaya Rp 1,5 trilyun ini semestinya diresmikan pada 25 Juli 2015 bulan lalu, karena ada yang harus dipertimbangkan secara matang maka terpaksa diundur,”tandas Herry.
Dana yang dipakai untuk pembangunan pabrik modern ini, 80% sindikasi bank, 20 % modal sendiri dari PTPN XII.  PT Industri Gula Glenmore sebagai pengelola pabrik gula terpadu Glenmore merupakan anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) yang akan membangun pabrik gula terpadu berkapasitas 6.000 TTH (Ton tebu per Hari=TCD, Ton Cane per Day) dapat dikembangkan menjadi 8000 TTH.
Pabrik gula terpadu ini terdiri dari Pabrik Gula (PG), Pembangkit Tenaga Listrik (PTL) yang renewable (dapat diperbaharui), Pabrik Ethanol (PE), dan Pabrik Pupuk Organik (PPO) yang terintegrasi penuh dengan sistem kendali otomatis, sehingga akan sangat efektif dan efisien.
Pabrik Gula Terpadu Glenmore ini pada awalnya diprakarsai oleh konsorsium PT Perkebunan Nusantara III (Persero), PT Perkebunan Nusantara XII TPersero) dan PT Perkebunan Nusantara XI. KOnsorsium ini dibentuk berdasar Surat Menteri BUMN No S.684/MBU/2012 tanggal 28 November 2012 tentang persetujuan Pendirian Perusahaan Patungan Pabrik Gula Glenmore dengan Akte Notaris Aryati Artisari SH, MKn. No.7 Tahun 2012 yang dikukuhkan sebagai Badan Hukum sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Ham No AHU 007.AH.01.01Tahun 2013.
Berdasarkan risalah Keputusan RUPS Luar Biasa PT Industri Gula Glenmore No. 02/IGG/RUPS-LB/VIII/2013 tanggal 19 Agustus 2013, telah dilakukan pengalihan kepemilikan saham PT Perkebunan Nusantara III (Persero) di perseroan sebanyak 60% ke PT Nusantara XII (Persero), sehingga PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) saat ini telah menjadi pemegang saham mayoritas (90%) dari PT Indusstri Gula Glenmore (PT IGG), sedangkan PT Perkebunan Nusantara XI memegang saham sebesar 10%. (Herry Purwanto – Sekretaris Perusahaan PTPN XII).
Dengan produksi 81.000 ton/th. Maka pabrik gula modern ini sedikit banyak sudah bsa membantu se cara nasional bahkan bisa mengurangi inpor gula dari luar negeri. Dijelaskan bahwa kebutuhan gula secara nasional adalah 3 juta ton sampai 3,5  juta ton/th yang bisa dipenuhinya baru 3000 tin/th. “Makanya kekurannya  inilah yang impor dari luar negeri, akibatnya sering terjadi banang melimpah harga malah anjlog”jelasnya sambil menjelaskan harga gula pokok Rp8500/kg, harga jual di masyarakat 10.000/kg.
Dengan dibangunnya pabrik modern  peralatan yang canggih buatan Australia ini, diharapkan akan merangsang 20 pabrik gula modern lainnya untuk secepatnya dibangun agar Indonesia tidak lagi menggantungkan diri terhadap gula gula impor. [ma]

Tags: