Hadapi Anomali Cuaca, Diskanla Jatim Bantu Nelayan

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Selama anomali cuaca berlangsung, Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Jatim terus berupaya membantu para nelayan yang masih saat ini diimbau agar tidak melaut. Bahkan sepekan ke depan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi (BMKG) mengimbau kepada masyarakat agar lebih mewaspadai adanya angin kencang dan gelombang tingggi.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim, Ir Heru Tjahjono MM mengatakan, Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim terus memberikan bantuan pada nelayan tak hanya pada saat anomali cuaca.
Setiap tahun, lanjutnya, Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim memang sudah memprogramkan bantuan pada nelayan ketika mereka tidak bisa melaut. “Biasanya kalau musim gelombang tinggi, nelayan tidak melaut. Rata-rata mereka melangsungkan perbaikan jaring, kapal, hingga docking,” kata Heru didampingi Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Ir Asmuri Syarief MM.
Untuk itulah, Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim memberikan bantuan pada mereka baik secara langsung dan tidak langsung. “Bantuan langsung. Misalkan saja perbaikan jaring maka akan diberikan bantuan seperti benangnya. Kalau kapal rusak, kami bantu alat untuk menambal sampai perbaikan kayu yang lapuk,” katanya.
Sedangkan bantuan tidak langsung, lanjutnya, Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim juga membidik wanita nelayan atau ibu rumah tangga dengan program usaha ekonomi alternatif. “Salah satunya mereka diberikan pelatihan seperti membuat pindang sampai dengan pengasapan ikan. Bantuan juga berupa peralatan dalam mendukung usaha tersebut. Sehingga mereka bisa mendapatkan tambahan ketika suami tidak melaut. Sedangkan nelayan juga diberikan pelatiihan dan ketrampilan lainnya,” katanya.
Menurutnya, meskipun ada imbauan dari syahbandar pelabuhan agar tidak diperkenankan melaut selama terjadi gelombang tinggi, namun masih saja ada saja yang nekad. “Sebanyak 90-80 persen, nelayan masih belum berani melaut. Mereka pastinya juga menaati imbauan dari Syahbandar Pelabuhan,” katanya.
Sementara jumlah kapal nelayan di Jatim dari ukuran kecil sampai besar sebanyak 58.440 unit. Sari komposisi tersebut kapal ukuran 10-30 GT sebanyak 7658 unit, 30 GT keatas 435 unit. Sisanya dibawah 10 GT. Sedangkan jumlah nelayan, seluruhnya 236.195 jiwa.
Sementara, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi (BMKG) mengimbau kepada masyarakat agar lebih mewaspadai adanya angin kencang dan gelombang tingggi. Dikarenakan saat ini sebagian besar wilayah Jatim memasuki musim angin timur atau kemarau, yang dicirikan adanya perbedaan tekanan di belahan bumi utara dan selatan.
Prakirawan BMKG Maritime Perak, Eko Prasetyo MT mengatakan, cuaca di perairan Jatim pada umumnya berawan, arah angin timur-tenggara dengan kecepatan 32 knot dan tinggi gelombang maksimum pada kisaran 3,5-5,0 meter.
Dikatakannya, tinggi gelombang di Laut Jawa bagian timur berada pada kisaran 1,3-2,0 meter, Perairan Kepulauan Masalembu 1,3-2,0 meter, Perairan Gresik-P.Bawean 0,5-2,0 meter, Perairan Utara P. Bawean 0,8-2,0 meter, dan di Perairan utara Jawa Timur 0,5-1,5 meter,
Sementara di Selat Madura 0,5-1,3 meter, Perairan selatan Jawa Timur 0,8-2,5 meter, Samudera Hindia selatan Jawa Timur 1,5-3,0 meter, Perairan Kepulauan Kangean 0,8-2,0 meter,Laut Bali 0,5-1,5 meter, Selat Bali bagian utara 0,5-2,0 meter, Selat Bali bagian selatan 0,5-2,5 meter, Selat Badung 0,5-2,5 meter, Samudera Hindia selatan Bali 1,3-3,0 meter, Selat Lombok bagian utara 0,5-2,0 meter, dan di Selat Lombok bagian selatan 0,5-2,5 meter.
Sedangkan di Selat Alas bagian utara 0,3-1,3 meter, Selat Alas bagian selatan 0,5-2,5 meter, Laut Sumbawa 0,8-2,0 meter, Perairan utara Sumbawa 0,5-1,5 meter, Perairan selatan Sumbawa 0,5-2,0 meter, dan di Samudera Hindia selatan NTB 1,3-2,5 meter. [rac]

Tags: