Hadapi Covid-19′ Pemkab Trenggalek Lakukan Penghematan Anggaran Rp400 M

Trenggalek, Bhirawa
Kibarkan bendera perang terhadap pandemi Corona Virus Desease 2019 (Covid 19) Pemerintah Kabupaten ( Pemkab) Trenggalek siap untuk merestruksi kembali APBD tahun anggaran 2020 dengan melakukan penghematan hingga Rp 400 miliar. Sehingga hal ini membuat perjalanan anggaran belanja daerah tahun 2020 di Trenggalek menjadi cukup berat.
Bupati Trenggalek Muh Nur Arifin Mengatakan ada beberapa hal yang harus dikonsultasikan dengan DPRD dalam upaya penghematan anggran dalam menghadapai pandemi Covid-19. Terlebih adanya kebijakan penutupan obyek wisata serta penundaan beberapa sektor pajak daerah tentunya akan berpengaruh besar terhadap asumsi pendapatan daerah.
“Agendanya adalah kita konsultasi publik, dimana ketika kita melakukan penyusunan APBD tahun 2020, kita bahas bersama-sama dengan DPRD, maka secara etika kami eksekutif bersama DPRD sepakat menggelar konsultasi demi membicarakan perubahan anggaran yang diluar kewajaran karena adanya pandemi wabah Covid 19,” tuturnya kepada awak media, Rabu (8/4).
Dalam komunikasi tersebut Arifin menggambarkan dana transfer, kemudian pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berkurang akibat beberapa pendapatan pajak yang ditangguhkan selama pandemi Covid -19.
” Kemungkinan besar akan ada pengurangan pemasukan atau koreksi dari sisi pendapatan sebesar Rp. 316 miliar yang tidak di transfer pusat atau Pendapatan Asli Daerah (PAD) kita tidak mencapai target karena adanya pandemi ini, maka harus ada Rp 316 miliar di kolom belanja yang harus juga kita dikoreksi,” ungkapnya.
Apakah itu belanja pegawai, belanja tidak langsung, perjalanan dinas dan yang lainnya harus dilakukan penghematan, termasuk yang paling berat bagi kita adalah jika harus mengkoreksi kegiatan-kegiatan yang sifatnya belanja modal yang itu dirasakan langsung oleh masyarakat.
” Kita harus menyisir anggaran uang kita perlukan untuk mengatasi dari wabah pandemi Covid 19 ini. Kita diminta untuk menyiapkan dengan skenario terburuk, yang kita hitung mencapai angka Rp 80 miliar,” ujarnya.
Artinya anggaran Rp 316 miliar dengan Rp 80 miliar, maka paling tidak sekitar angka Rp. 400 miliar yang harus direalokasi dianggaran belanja tahun 2020. demi suport terhadap penanggulangan wabah Covid 19 ini.
“Yang kita sisir nanti kami harapkan tidak termanfaatkan. Artinya bila tidak termanfaatkan wabah ini sudah pergi, namun bila terpaksa ya mau bagaimana lagi. Lebih baik kita persiapkan anggaran agak longgar, dan bila terjadi gejolak apapun kita masih bisa punya ruang untuk melakukan eksekusi,” ulasnya.
Sehingga dalam pengalokasiannya DPRD memberikan beberapa saran, salah satunya alokasi dana desa jangan sampai dikurangi. Bahkan kalau bisa ditambah khusus di desa-desa yang ada di perbatasan.
“Mekanismenya sedang kita pikir, apakah pakai bantuan keuangan ataukah nanti kita belikan sarpras dalam bentuk BTT atau bisa kita tambahi lewat ADD. Secara umum upaya kita untuk memperkuat desa ini wajib. Tidak mungkin kita mengurangi dari APBD kita berupa ADD. Meskipun harusnya secara proporsi ADD ini seharusnya turun 20%, namun tetapi kita tahu bahwa yang terdepan di masyarakat ini adalah pemerintah desa maka perlu kita perkuat sumber ADD nya,” urainya.
Yang paling besar terkoreksi yang pasti DAK fisik, kemudian anggaran-anggaran yang dibiayai dari dana alokasi umum (DAU). Kita banyak kegiatan musrenbang kegiatan usulan-usulan yang dibiayai dari DAU ini. “Artinya cukup berat juga, karena ada usulan masyarakat yang tidak bisa terealisasikan di tahun ini,” tandasnya. ( Wek).

Tags: