Hadapi Persaingan Usaha di MEA, Antar UMKM Perlu Sinergitas

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo bersama Dirut Bank Jatim R Soeroso saat meninjau hasil produksi UMKM dalam kegiatan Bank dan UMKM Expo di Grand City Surabaya, Kamis (11/2).

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo bersama Dirut Bank Jatim R Soeroso saat meninjau hasil produksi UMKM dalam kegiatan Bank dan UMKM Expo di Grand City Surabaya, Kamis (11/2).

Surabaya, Bhirawa
Menghadapi persaingan usaha dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), Bank Jatim terus mendorong Usaha Kecil Mikro dan Menegah (UMKM) serta dunia perbankan untuk tetap memperkuat daya saing dengan produk yang dimilikinya. Selain itu, dibutuhkan sinergisitas antar penyelenggara UMKM agar mendapatkan produk yang maksimal.
Dirut Bank Jatim R Soeroso menegaskan menghadapi MEA seperti saat ini setiap dunia usaha saling bersaing, baik di UMKM maupun dunia perbankan. Namun tentu semuanya harus diperkuat dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kemauan dan kemampuan. Dan yang tak kalah pentingnya dibutuhkan sinergitas antara UMKM dan perbankan sehingga memiliki daya jual yang cukup tinggi di masyarakat.
“Karenanya, OJK dan BI saling mendukung dalam pameran Bank dan UMKM Expo 2016 yang diselenggarakan di Grand City Surabaya, selama empat hari. Yang pasti dari acara tersebut UMKM dapat memperkenalkan produknya termasuk bank sendiri bisa mengenalkan binaannya ke masyarakat. Hal ini sebagai upaya untuk mengembangkan potensi UMKM daerah dan dunia perbankan agar terus berkembang sehingga daya saingnya bisa meningkat dan mampu memenangkan persaingan pasar yang semakin kompetitif,”papar R Soeroso dalam pembukaan Bank dan UMKM Expo yang diikuti oleh sekitar 110 stan pameran, Kamis (11/2).
Ditambahkannya, saat ini banyak UMKM yang saling bersaing untuk menghasilkan produknya.Tapi hal ini hasilnya tidak akan bisa maksimal jika tidak melakukan sinergitas dengan UMKM yang lain. Salah satu contohnya produksi sepatu yang ada di Sidoarjo untuk impor, maka mereka akan membutuhkan bahan baku. Dan ini bisa diambilkan dari UMKM lain yang memiliki spesialisasi untuk bahan baku. “Dari situlah akan muncul sinergitas yang baik untuk menghasilkan sebuah produk meski dalam lingkup home industry. Dan yang tak kalah pentingnya kebijakan ini akan memperkuat nilai rupiah terhadap dollar AS,”tandasnya.
Sementara itu, Gubernur Jatim Dr H Soekarwo mengaku Pemprov Jatim telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 1,7 triliun untuk kredit UMKM. “Ya kita menyiapkan Rp 1,7 triliun,” kata Gubernur Jawa Timur Soekarwo di sela acara Bank & UMKM Expo 2016 di Grand City Surabaya.
Soekarwo mengatakan pada prinsipnya anggaran Rp 1,7 triliun tersebut siap dikucurkan. Namun, harus ada yang bertanggungjawab dengan dana APBD Jatim. “Prinsipnya dari segi siapa yang menanggung risiko,” tuturnya.
Gubernur yang biasa disapa Pakde Karwo mengatakan, untuk saat ini perbankan yang siap menanggung risiko dana tersebut yakni Bank Jatim.
“Sekarang Bank Jatim dulu. Kemudian Bank Jatim dengan BPR kabupaten. Sementara bisa juga dengan yang lain, asal betul-betul dicek oleh OJK betul-betul sehat,” ujarnya.
Ketika ditanya tentang sudah berapa BPR yang menjalin kerjasama dengan Bank Jatim, kata Soekarwo nanti Mendagri akan meresmikannya. “Nanti diresmikan Mendagri di Bank Jatim,” terangnya.
Dengan disiapkan dana sebesar Rp 1,7 triliun diharapkan akan dapat meningkatkan jumlah UMKM. “Bisa saja jumlah UKM bertambah, tapi juga kapasitas perusahaan di UMKM naik dari industri kecil menjadi menengah,” tandasnya. [cty]

Tags: