Hadapi Tahun Ajaran Baru dan Lebaran, Tingkat Gadai Meningkat

Kebutuhan pendidikan dan lebaran yang berdekatan membuat kebutuhan dana segar Pegadaian mengalami peningkatan. Masyarakat berbondong-bondong menggadaikan emas dan barang berharga lainnya.

Kebutuhan pendidikan dan lebaran yang berdekatan membuat kebutuhan dana segar Pegadaian mengalami peningkatan. Masyarakat berbondong-bondong menggadaikan emas dan barang berharga lainnya.

Surabaya, Bhirawa
Semakin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap  uang untuk kebutuhan Ramadan sekaligus tahun ajaran baru, membuat tingkat gadai di Kota Surabaya meningkat hingga 20% dibandingkan transaksi bulan Mei 2015.
Humas Pegadaian Jatim Kanwil 8, Rita Helmi, mengungkapkan, untuk setiap bulan Ramadan dan tahun ajaran baru, memang terjadi peningkatan untuk tingkat gadai di Pegadaian. Hal tersebut didorong dengan besarnya jumlah masyarakat yang memiliki emas sehingga mudah untuk mendapatkan dana segar dengan cara menggadaikannya.
“Selalu ada peningkatan omset memasuki Ramadan. Peningkatan 20% juga ditambah tingginya kebutuhan mendekati tahun ajaran baru, terutama untuk pembayaran daftar ulang” katanya Selasa (23/6) kemarin.
Dari sejumlah transaksi yang dilakukan, lanjutnya, barang yang digadaikan masih didominasi perhiasan berupa emas dan berlian dengan persentase sekitar 90%. Sementara yang lain adalah barang gudang seperti kenderaan bermotor, elektronik dan lainnya.
Menurut Rita, pencairan kredit sudah mencapai Rp500 miliar untuk daerah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. Dia mengungkapkan, meningkatnya jumlah gadai merupakan hal yang biasa memasuki hari besar keagamaan terutama Idul Fitri. Sebab, masyarakat sudah mulai mempersiapkan kebutuhan menyambut lebaran.
Selain itu, lanjut dia, menjelang tahun ajaran baru biasanya memang banyak orangtua menggadaikan barang berharga untuk memenuhi kebutuhan masuk sekolah seperti seragam dan pendaftaran sekolah. Hal tersebut yang mendorong tingkat gadai semakin hari makin meningkat meningkat.
Rita  memprediksi, sepekan jelang lebaran, barang yang digadai tersebut akan ditebus kembali oleh nasabah. Tapi setelah itu biasanya akan digadai lagi pasca lebaran atau H+7. “Saat itu, dana pinjaman nasabah biasanya untuk kebutuhan sekolah anak,” sebutnya.
Ia mengatakan, menghadapi Ramadhan dan lebaran tahun ini, pihaknya mengalokasi dana pinjaman sebesar Rp2,5 triliun untuk kebutuhan dana segar di Jatim. Dana tersebut disiapkan untuk melayani kebutuhan masyarakat akan uang untuk Jatim. Alokasi dana tersebut meningkat Rp700 miliar dibandingkan  tahun lalu.
“Bulan Ramadhan pada tahun ini juga bertepatan  memasuki tahun ajaran baru, maka Pegadaian menaikkan target omsetnya hingga mencapai Rp 2,5 triliun. Dengan dana yang sudah disiapkan Pegadaian, masyarakat tidak perlu khawatir karena jumlah tersebut sudah disesuaikan dengan kebutuhan Ramadan dan tahun ajaran baru,” ujar.
Sementara itu menurut, Haryati yang juga nasabah Pegadaian mengakui membutuhkan dana cepat untuk menyekolahkan kedua anaknya. Terutama untuk anaknya yang besar yang hendak memasuki pendidikan SLTA swasta di daerah Jagir dan anak kedua yang melakukan daftar ulang pada sekolah dasar swasta di daerah Jemursari.
“ Kalau tidak menggadaikan kalung, anak tidak bisa melanjutkan pendidikan. Penghasilan suami yang hanya karyawan kantoran tidak akan cukup, penghasilan hanya cukup untuk biaya hidup dan opersional rumahm sedangkan saya hanya ibu rumah tangga,” katanya.
Pengamat ekonomi dari Universitas Surabaya Wiyono Pontjoharyo, Drs, MM, Ak, menguraikan, transaksi gadai yang meningkat sebesar 20% merupakan hal yang lumrah pada Ramadan dan tahun ajaran baru. Hal itu karena ada kecenderungan masyarakat menganggap gadai lebih aman dan cepat dibandingkan bank.
“Mereka juga akan bisa cepat mengembalikan saat lebaran usai. Hal itu yang membuat transaksi gadai meningkat. Apalagi, nilai pinjamannya tidak terlalu besar sehingga lebih mudah jika menggadaikan emas saja di Pegadaian,” ujarnya. [wil]

Tags: