Hadi Purwantoro: Kemarau Panjang, Tanaman Pangan Tetap Aman

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Hadi Purwantoro saat diwawancarai wartawan, Senin (10/09). [Arif Yulianto/ Bhirawa}

Jombang, Bhirawa
Musim kemarau yang mengakibatkan kekeringan di sejumlah desa di Kabupaten Jombang, ternyata belum berdampak terhadap tanaman padi dan palawija..
Data Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, belum ada laporan yang masuk terkait adanya tanaman padi yang tidak mengeluarkan hasil (gagal panen/puso).
“Sampai hari ini, saya belum menerima laporan Puso untuk usaha tani yang dilakukan oleh petani di Jombang,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Hadi Purwantoro kepada wartawan, Senin (10/09).
Hadi menambahkan, wilayah pertanian di Kabupaten Jombang bagi menjadi dua yakni, utara Brantas dan selatan Brantas. Dijelaskannya, wilayah selatan Brantas ini termasuk kategori wilayah yang subur, karena mendapatkan saluran irigasi teknis. Sementara untuk wilayah utara Brantas, termasuk daerah yang mendapatkan saluran irigasi non teknis.
“Irigasi teknis ini mendapatkan pasokan air dari luar kabupaten Jombang. Dan wilayah selatan Brantas ini, untuk tanaman padi sampai saat ini masih ada di wilayah Kecamatan Gudo, Perak, Bareng, dan Bandarkedungmulyo,” terang Hadi.
Sedangkan di beberapa wilayah lainnya seperti di Kecamatan Megaluh, Tembelang, dan Sumobito, jenis tanamannya sedikit berbeda dengan wilayah lainnya pada musim kemarau ini.
“Seperti Garbis, Semangka. Nah kalau ke selatan lagi seperti wilayah Diwek, Mojowarno, Mojoagung, itu tanamannya jagung, kemudian juga ada tanaman kedelai,” tambah Hadi.
Hadi menambahkan, untuk wilayah pengairan non teknis yang ada di wilayah utara Brantas seperti di Kabuh, Ploso, Pladaan, Kudu, dan Ngusikan, memang saat ini kondisinya kering, tapi kondisi ini justru mendukung jenis tanaman yang biasa ditanam oleh petani di sekitar wilayah itu pada musim kemarau seperti Tembakau.
“Kalau di utara Brantas memang sekarang betul-betul kering, tapi cocok dengan jenis tanaman yang di usahakan petani, yaitu tembakau, sehingga sekarang ini tanaman tembakau di sana mutunya bagus,” tandas Hadi.
Ditanya lebih lanjut terkait hasil panen petani padi di Jombang, Hadi mengatakan, mulai tahun 2017 sampai tahun 2018, tanaman padi normal. Sedangkan untuk tanaman jagung, mengalami peningkatan.
“Tanaman jagung meningkat 35 ribu (hektar) lebih, dan yang menurun tidak memenuhi target pemerintah adalah tanaman kedelainya,” terangnya.
Sementara di wilayah Bojonegoro musim kemarau masih terus berlangsung membuat wilayah mengalami kekeringan maupun kesulitan air bersih terus meluas di Bojonegoro.
Berdasar data yang dihimpun Bhirawa dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojongoro, sebelumnya 26 desa di 10 kecamatan turut terdampak kekeringan.Kini jumlahnya bertambah menjadi 30 desa di 12 Kecamatan.
Kepala Pelaksana Tugas (Plt) BPBD Bojonegoro, Nadif Ulfia mengatakan, kekeringan memang masih terus terjadi. Bahkan, untuk wilayah terdampak juga terus bertambah.
“Kekeringan pada 2018 ini meluas menjadi 30 Desa dari 12 Kecamatan, yaitu Kecamatan Ngraho, Kepohbaru, Tambakrejo,Sugihwaras, Kedungadem, Sukosewu, Purwosari, Sumberrejo, Temayang, Ngambon, Kasiman dan Sekar,” kata Nadif Ulfia, kemarin (12/9).
” Jika sebelumnya sebanyak 26 desa dari 10 kecamatan, kini ada tambahan 4 desa dan 2 Kecamatan yang mengalami kekeringan,” imbuhnya.
Menurutnya, prediksi tersebut muncul berdasarkan hasil pemetaan terhadap wilayah yang mengalami kekeringan maupun krisis air bersih saat terjadi kemarau panjang pada tahun sebelumnya.
” Diperkirakan jumlah desa yang mengalami kekeringan maupun krisis air bersih masih akan bertambah karena berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau berlangsung hingga bulan Oktober,” terangnya.
Selain itu, BPBD Kabupaten Bojonegoro juga telah menganggarkan Rp 200 juta untuk antisipasi kekeringan di musim kemarau dan jumlah alokasi anggaran tersebut cukup untuk penyediaan kebutuhan air bersih.
“Ada Rp 200 juta bisa dipakai untuk pengadaan sekitar 500 air tangki bersih dengan menggunakan mobil penyaluran air yang mampu mempuat sampai 6000 liter air,” pungkasnya. [rif.bas]

Tags: