Hadi Santoso: Pembangunan Jembatan Kedungkandang Kota Malang Dimulai

Kota Malang, Bhirawa
Setelah sempat terhenti, pembangunan Jembatan Kedungkandang dimulai. Pemenang tender pembangunan Jembatan Kedungkandang telah diumumkan dan memulai pengerjaan jembatan tersebut.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang, Hadi Santoso, mengutarakan pembangunan jembatan sudah dimulai, dan sesuai dengan standart protokol Covid-19.
“Jembatan mulai dibangun pelaksanaan sesuai protokoler civid-19,” katanya.

Jembatan Kedungkandang Kelurahan Kedungkandang dengan nilai pagu mencapai Rp69.389.274.000.

PT Wasis Karya Nugraha yang bermarkas di Kabupaten Bantul Yogyakarta, dengan harga penawaran Rp51.688.952.654,94 serta harga terkoreksi yang sama.

Sebelumnya, rencana pembangunan Jembatan Kedungkandang sempat tertunda selama enam tahun. Salah satunya dikarenakan adanya proses hukum yang melibatkan proses pembangunan Jembatan Kedungkandang itu sendiri.
Pembangunan Jembatan Kedungkandang pun akhirnya kembali dianggarkan pada 2020. Karena Pemkot Malang menyebut sudah mengantongi legal opinion dan telah memenuhi syarat untuk dianggarkan kembali. Selain itu juga dinilai sangat dibutuhkan lantaran kondisi jalanan yang sangat macet.

Desain Jembatan Kedungkandang pun akan dibangun tidak jauh berbeda dengan Detail Engineering Design (DED) yang dibuat sebelumnya. Jembatan membentang sepanjang 320 meter, dengan lebar jembatan 14 meter. Sedangkan jembatan yang ada sekarang akan tetap digunakan untuk u-turn, dan akan ada trotoar di kanan dan kiri jalan.

Pembangunan jembatan tersebut ditargetkan tuntas pada pada Desember 2020. Namun lantaran masa pandemi, maka pembangunan diperkirakan molor hingga tahun depan.
“Kami sudah ajukan surat ke Pak Wali Kota Malang untuk mohon arahan kalau kegiatan ini akan melewati tahun. Karena memang kondisinya dalam masa pandemi,” imbuh pria yang kerap disapa Sony itu.

Sementara itu, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang menyiapkan rekayasa pengalihan arus lalu lintas melalui jalur alternatif bagi pengendara saat pembangunan jembatan Kedungkandang. Jalur alternatif itu untuk mengantisipasi kemacetan di kawasan Jalan Mayjend Sungkono, Jalan Muharto, maupun Jalan Ki Ageng Gribig.
Kepala Dishub Kota Malang Handi Priyanto menjelaskan, ada dua jalur alternatif yang bisa dilalui pengendara. Meskipun jalur tersebut harus memutar dan memerlukan waktu lebih lama, jalur tersebut memang sangat efektif dilalui bagi pengendara.

Mereka yang dari arah GOR Ken Arok atau Jalan Mayjen Sungkono menuju ke kawasan Muharto atau ke Jalan Ki Ageng Gribig bisa melalui Jalan KH Malik Dalam. Di Jalan KH Malik Dalam, terdapat dua jalur.
Mereka yang ingin ke kawasan Muharto disarankan untuk bisa melintasi jalan yang tembus ke Kedungkandang Gang VII agar Lebih Dekat Menuju Muharto. Melalui jalan tersebut, jarak yang ditempuh yakni 2,8 KM, dengan estimasi waktu tempuh 10 Menit.

Sedangkan yang ingin ke Jalan Ki Ageng Gribig bisa melalui Jalan KH Malik Dalam yang tembus ke Kedungkandang Gang 12 agar lebih dekat. Jika melalui jalur tersebut, jarak tempuhnya 5,8 kilometer dnegan setimasi waktu tempuh 13 menit.

Tapi, pengendara yang keluar dari Gang VII juga bisa langsung menuju arah Jalan KH Malik Dalam. Demikian pula arah sebaliknya, yang ingin menuju ke arah GOR bisa melalui jalur alternatif tersebut.
Selain menyiapkan jalur alternatif, pihak Dishub juga melakukan persiapan lainnya dengan menyiapkan sarana prasarana seperti penunjuk arah maupun rambu-rambu. Sehingga, para pengguna jalan akan mudah untuk mengetahui Jalur alternatif. [mut]

teks: Inilah Jembatan Kedungkandang, yang akan dibangun untuk mengurai kemacetan di kawasan tersebut

Tags: