Hadi Sulistyo: Stok Jagung di Provinsi Jawa Timur Aman

Hadi Sulistyo

Pemprov Jatim, Bhirawa
Tahun 2020, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur memastikan persediaan stok jagung di Provinsi Jawa Timur masih aman, bahkan mencapai 18.683 ha. Hal itu berdasarkan monitoring luas tanam secara harian untuk panenan jagung bulan Januari 2020 yang ada di 28 kabupaten/kota.
“Secara umum, pada sub round I (Januari sampai dengan Pebruari) di tahun 2020 ini luas panen jagung 427.454 ha dan potensi produksi minimal 1.898.144 ton pipilan kering,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Diperta KP Jatim) Hadi Sulistyo.
Hadi mengatakan panen yang terluas berada di Tuban seluas 2.816 ha, Situbondo seluas 2.004 ha, Probolinggo seluas 2.004 ha, Nganjuk seluas 1.640 ha, Kediri seluas 1.576 ha, Malang seluas 1.543 ha, dan kabupaten Blitar seluas 1.443 ha. “Jadi potensi produksi jagung se Jawa Timur di bulan Januari ini mencapai 101.345 ton pipilan kering,” paparnya.
Untuk luasan panenan jagung pada bulan Pebruari 2020, tercatat diperkirakan mencapai 70.352 ha yang dijumpai di 30 kabupaten/kota. Rinciannya yang terluas berada di Tuban seluas 23.125 ha, Bojonegoro seluas 9.279 ha, Ngawi seluas 6.916 ha, Bondowoso seluas 5.368 ha.
Selanjutnya, Sampang seluas 4.830 ha Pasuruan seluas 2.731 ha, Pamekasan seluas 2.674 ha, Jember seluas 2.316 ha, Lamongan seluas 1.950 ha, Malang seluas 1.887 ha, Banyuwangi seluas 1.236 ha, dan kabupaten Trenggalek seluas 1.097 ha. “Totalannya potensi produksi jagung se Jatim di bulan Pebruari ini mencapai 360.120 ton pipilan kering,” sebut Hadi.
Menurutnya, tata kelola kebutuhan industri pakan ternak umumnya merata sepanjang waktu, sementara produksi jagung bersifat musiman. Hal ini berkaca pada kondisi tahun 2019 puncak panen jagung pada Sub Round I (Januari sampai dengan April) berada dibulan Maret Sub Round II (Mei sampai dengan Agustus) berada dibulan Juni dan Sub Round III (September sampai dengan Desember) berada dibulan Nopember.
Adanya kondisi ini, lanjutnya, ada langkah strategis yang diperlukan adalah dilakukannya optimlisasi manajemen stok dan penguatan permodalan di tingkat peternak. Begitupula Hadi juga berharap, implementasi serapan jagung nantinya mampu mendukung pemenuhan bahan baku pakan ternak.
“Upaya ini dapat ditempuh dengan dukungan fasilitasi silo dan Pengering di tingkat Kecamatan, khususnya di sentra peternak (unggas). Keberadaanya perlu disinergikan pula dengan lembaga permodalan, khususnya dalam rangka menyerap jagung pada saat panen raya,” jelasnya.[rac]

Tags: