Hadir di Car Free Day, Wanedi Bertemu Kader Banteng

H.A Wanedi saat bertemu dengan kader banteng di are Pasar Wisata Semeru

Kota Malang, Bhirawa
Ada suasana berbeda pada saat Car Free Day di Jalan Ijen pada Minggu (21/1) pagi. Kehadiran sosok Calon Wakil Wali Kota Malang, H. Ahmad Wanedi mendapat perhatian sejumlah masyarakat yang hadir dalam acara rutin itu.
Tanpa malu dan ragu, H. Ahmad Wanedi, menyapa dan melempar senyum kepada masyarakat sekaligus mengajak berbincang. Sikap santun dan merakyatnya tak pelak membuat warga semakin menaruh perhatian pada sosok kader PDI Perjuangan tersebut.
Karakter merakyat H. Ahmad Wanedi, kerap ditunjukkan di berbagai momen kebersamaan dengan masyarakat. Seperti halnya, pada saat mengunjungi Pasar Wisata Velodrome, beberapa waktu lalu, H. Ahmad Wanedi juga tak malu berbaur duduk bersama rakyat di warung kopi lesehan milik warga.
Rasa nasionalisnya, sudah ditempa di partai yang ia besarkan, yakni PDI Perjuangan. Sebagai kader banteng sejati, H. Ahmad Wanedi sudah malang melintang dan banyak makan asam garam dalam membesarkan partai besutan Megawati Soekarnoputri itu di Kota Malang. Tidak mengherankan jika dia langsung mendapat dukungan dari kader Banteng kawakan.
“Saya termasuk sosok yang ikut stempel darah saat ada perubahan dari PDI gambar segi lima ke PDI Perjuangan,” kata H. Ahmad Wanedi.
Sebagai sosok kader banteng sejati, namanya dikenal oleh semua kader dan simpatisan PDI Perjuangan Kota Malang. Ia juga dianggap sebagai orang yang mampu menguatkan mesin dan merangkul semua kader serta simpatisan PDI Perjuangan dalam rangka memenangkan Pilkada Malang 2018.
“Awal saya maju sebagai Calon Wakil Wali Kota karena memang ada dorongan dari kader tingkat bawah untuk maju di Pilkada Malang,” ujarnya.
Hal ini dikarenakan, pada saat Tim V membuka pendaftaran, dari berbagai nama yang masuk, terlihat minim bahkan tidak ada kader murni PDI Perjuangan yang mendaftar. Sehingga dorongan agar H. Ahmad Wanedi maju semakin menguat.
Modal dukungan serta dorongan dari kader dan simpatisan itu menjadi energi tersendiri bagi Wanedi untuk mengarungi Pilkada Malang 2018. Setelah berunding dengan keluarga serta mendapat restu dari banyak kalangan termasuk para ulama dam kyai, akhirnya Wanedi memutuskan untuk maju mendaftar ke Tim V DPC PDI Perjuangan sebagai Bacalon Wali Kota Malang.
“Saya merasa terpanggil melihat kondisi seperti ini, sehingga saya memutuskan untuk maju di Pilkada Malang,” tukasnya.
Kenapa maju sebagai Calon Wakil Wali Kota? Menjawab pertanyaan ini, Wanedi menjawabnya dengan cukup rendah hati. Ia menjelaskan, jika sejak awal dalam berbagai bidang termasuk dalam bidang pekerjaannya dan politik selalu mengikuti proses. Maju menjadi Calon N2, merupakan salah satu proses yang ia tempuh.
“Semua ada proses, kalau saya tiba-tiba maju sebagai Calon Wali Kota maka saya mengingkari apa yang menjadi komitmen saya. Karena saya sadar jika semua dimulai dari yang bawah dahulu. Artinya menjadi Calon N2 adalah hal yang realistis bagi saya,” bebernya.
Pria yang juga pendiri Asosiasi Pengusaha Jasa Konstruksi (Aspekindo) Kota Malang ini juga menuturkan, langkahnya maju sebagai Calon Wakil Wali Kota tak lain karena ingin mengabdi kepada masyarakat Kota Malang melalui pengetahuan, kapabilitas dan kemampuannya dalam upaya menata kota bersama Calon Wali Kota, Dr. Ya’qud Ananda Gudban. “Menjadi pemimpin bisa menjadi ladang ibadah saya,” tandasnya.
Selain sosok yang nasionalis, H. Ahmad Wanedi juga dikenal sebagai pribadi murah senyum dan religius. Berbagai kegiatan keagamaan seperti istighosah kerap digelar di kediamannya. Bahkan, ia juga dikenal dekat dengan berbagai ulama dan tokoh agama.
Berbicara soal Kota Malang, H. Ahmad Wanedi mengaku ada banyak hal yang perlu diperbaiki seperti menata kemacetan, banjir, pendidikan dan masalah sosial lainnya. Pada masalah pendidikan misalnya, Wanedi mencontohkan jika Kota Malang sebagai kota pendidikan dengan adanya 57 kampus ternyata masih belum sinergi dengan tingkat pendidikan tinggi bagi masyarakat sekitar.
“Sebagai kota pendidikan, dengan banyak kampus warga Kota Malang juga seharusnya banyak yang mengenyam pendidikan tinggi. Kalau kita kembali kepada Pancasila dalam sila kelima berbunyi Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Ini adalah pegangan bago saya untuk membangun Kota Malang di masa mendatang,” bebernya.
Permasalahan lain yang belum terselesaikan, seperti pembangunan pasar, lanjut Wanedi membutuhkan sosok kepemimpinan yang komunikatif dan solutif, sehingga harapan masyarakat da pedagang bisa terpenuhi dengan baik. [mut]

Tags: