Hadiri Pengajian, Gus Ipul Dipaksa ‘Lepas’ Jabatan Wagub Jatim

Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf bersama istri Dra Hj Fatma Saifullah menghadiri Haul ke-26 PP Nuriyah di Jatim Expo Surabaya.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf (Gus Ipul) ‘dipaksa’ harus melepas jabatannya, di depan ribuan jamaah Pondok Pesantren Annuriyah, Wonocolo. Ini terjadi saat acara Dzikro Maulidir Rasul yang berlangsung di Gedung JX Internasional Surabaya, Minggu (26/11).
Lho, kok bisa? Ya. Sebab, di forum itu Gus Ipul diminta memberi ceramah agama, bukan sambutan sebagai wakil gubernur Jatim. “Kalau di Annuriyah, Gus Ipul ini santri Bu Nyai Nur. Karena itu, beliau kita minta untuk memberi ceramah agama bukan beri sambutan sebagai wakil gubernur,” kata Ning Elly Rasida, pemandu acara.
Gus Ipul hadir di acara itu bersama istrinya Fatma Saifullah Yusuf. Juga hadir anggota DPR RI Arzeti Bilbina dan anggota DPRD Surabaya Dyah Katarina. Dalam acara yang berlangsung rutin setiap tahun itu, Gus Ipul memberi ceramah agama dan mengundi hadiah sepeda motor ke peserta pengajian.
Bu Nyai Ainur selama ini dikenal dekat dengan sejumlah tokoh. Setiap Maulid, ia selalu mengadakan acara pengajian dan membagi sedekah kepada para jamaah. Selain itu, kepada belasan ribu jamaah diundi hadiah umrah, sepeda dan beberapa bingkisan lainnya.
Sejumlah kiai dan mubaligh nasional bergiliran diundang di acara Maulid Nabi muhammad SAW ini. Bahkan, tahun ini ada yang istimewa. Setelah rangkaian dzikir dan pengajian, jamaah yang mayoritas ibu-ibu ini juga dihibur oleh Debu, Grup Band Islami dari Jakarta.
Semetnara itu, saat memberikan sambutannya, Gus Ipul mengatakan, tidak semua orang bisa menjadi kyai atau ulama sebab ada proses panjangnya. Hanya orang-orang tertentu yang sungguh-sungguh dan benar-benar bisa menahan diri untuk mengikuti perintah Allah SWT. “Kalau saya, merasa belum mempunyai cukup ilmu untuk disebut sebagai kyai,” ujarnya.
Diutarakannya, zaman dulu, semua orang ingin ikut berperang bersama Rosulullah karena dalam berperang sebagai usaha membela agama dan Rosulullah. Kalau gugur dalam peperangan digolongkan mati sahid dan masuk surga Allah SWT, sehingga semua orang ingin ikut perang.
Tetapi sebagian dilarang untuk tidak berangkat berperang, supaya tatap tinggal untuk belajar agama. Hal itu dimaksudkan agar orag-orang tidak sempat belajar agama bisa bertanya pada orang-orang yang memang sudah belajar agama. Maka dari itu, ada orang yang dilarang dan tinggal untuk belajar agama.
Dicontohkan, orang yang tidak sempat belajar agama bisa bertanya pada orang yang memang belajar dan memperdalam ilmu agama. “Kepada orang-orang seperti inilah temapt kita bertanya berkaitan dengan pelajaran agama. Salah satunya, kita berguru kepada Nyai Hj Ainur Rohmah (pengasuh PP An-Nuriyah Wonocolo Surabaya) karena sudah belajar agama,” tambahnya.
Ada beberapa hal yang perlu direnungkan. Menurutnya, bisa mendatangi majelis ini dalam keadaan sehat patut disyukuri. Dengan bersyukur Allah SWT akan memberi tambahan keberkahan, kebaikan, dan tambahan rejeki. [iib]

Tags: