Hadiri Rembuk Desa, Wabup Mojokerto Disuguhi Inovasi Watu Blorok

Wabup Mojokerto, Pungkasiadi dalam acara Rembuk Desa di Watu Blorok, Kecamatan Jetis, Rabu (7/8). [kariyadi/bhirawa]

Kab Mojokerto, Bhirawa
Kecamatan Jetis membuat inovasi hasil perpaduan teknologi informasi, bernama Watu Blorok (Wadah Bersatu Berbagi Informasi Melalui Layar Monitor dan Radio Komunikasi di Era 4.0).
Paparan lengkap inovasi ini, disampaikan Camat Jetis, Iwan Abdillah, dalam kesempatan rembuk desa Kecamatan Jetis, Rabu (7/8) di Wanawisata Watu Blorok. Acara dihadiri Wakil Bupati Mojokerto, Pungkasiadi, Wakil Ketua TP PKK Yayuk Pungkasiadi, beserta OPD.
”Kecamatan Jetis sedang menyiapkan inovasi baru yakni perpaduan teknologi kekinian dan kekunoan. Konsepnya seperti command center yang canggih dan interaktif. Itu yang kekinian. Sedangkan yang kekunoan, kita juga gabungkan yaitu repeater (radio HT untuk komunikasi dua arah),” kata Iwan.
Inovasi Watu Blorok ini nantinya akan melengkapi inovasi yang sudah ada. Antara lain Melayani dengan Hati Sampai Larut Malam (Melati Harum), Bayar Pajak Pakai Sampah di Bank Sampah (Jaka Sambang), Yuk Jumatan Yuk Silaturahmi Jumat Legi (Yuk Jum Yu Rahmi).
Iwan juga mengucapkan terimakasih pada Pemerintah Kabupaten Mojokerto, karena pembangunan infrastruktur di Kecamatan Jetis sudah berjalan dengan baik dan merata.
”Beberapa lokasi di Kecamatan Jetis sudah dibangun jalan beton. Jalan Jetis arah Lakardowo setelah 20 tahun, akhirnya akan dibangun. Arah ke Ngabar juga dibangun, ini juga bisa nambahi akses ke Desa Penompo,” tambah Iwan.
Kecamatan Jetis pada tahun 2019 ini menerima Bantuan Keuangan (BK) Desa total Rp2,1 miliar. Bantuan itu diberikan pada Desa Canggu Rp400 juta, Desa Parengan Rp400 juta, Desa Mojorejo Rp300 juta, Desa Ngabar Rp300 juta, dan Desa Bendung Rp300 juta.
Wakil Bupati Mojokerto, Pungkasiadi dalam sambutan arahan menekankan mengatakan, pemberian BK desa dimaksudkan untuk mempercepat pembangunan di pedesaan. Hal ini guna menyeimbangkan pertumbuhan dan perekonomian Kabupaten Mojokerto. Namun hal ini juga butuh sinergi dengan seluruh elemen masyarakat.
”Pembangunan dimulai dari desa sesuai instruksi pusat. Prinsip kami adalah pemerataan di segala bidang. Pembangunan ada skalanya. Tentu yang prioritas akan kita dahulukan. Sinkronisasi, sinergi, inilah yang membuat kita maju,” kata Wabup. [kar]

Tags: