Hadirkan Produk Rumahan Sekaligus Edukasi Kewirausahaan

Ketua Tim PPUD Ubaya, Yenny Sugiarti (kiri) dan Pemilik UKM Dede Satoe Susilaningsih (kanan) saat menunjukan produk UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) sambal Dede Satoe (DD1) di Education Store (Edustore), jalan tenggilis timur, surabaya. [oky abdul sholeh]

Ubaya Luncurkan Edustore UMKM DDI
Surabaya, Bhirawa
Universitas Surabaya (Ubaya) hadirkan gaya baru UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) di tengah masyarakat. Selain ditujukan dalam pemberdayaan produk rumahan, UMKM rintisan Ubaya melalui dana hibah pengabdian dari Kemenristek/BRIN, dalam skema Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PPPUD) ini juga bisa dijadikan untuk pendidikan, dari ibu rumah tangga, mahasiswa atau start up yang ingin belajar melalui Education Store (Edustore) Dede Satoe (DD1).
Adanya Edustore membuat pengunjung maupun masyarakat menjadi lebih percaya pada kualitas produk, dengan mengetahui proses pembuatan secara langsung yang mengutamakan kemanan pangan.
Menurut Rektor Ubaya, Ir Benny Lianto, peresmian ini merupakan hasil proses pendampingan yang dilakukan perguruan tinggi terhadap UKM DD1 yang berlangsung selama lebih dari tiga tahun terakhir. ”Kami bersyukur proses pendampingan ini membawa hasil yang baik. Dan hari ini kita resmikan edustore UKM yang baru pertama di Indonesia,” ujar dia.
Peresmian ini, kata Benny, menjadi penanda kalau UKM bukan sekedar toko kecil rumahan yang tidak dapat bersaing dipasar. Meskipun skala kecil, namun jika UKM dikelola secara profesional akan menjadi sesuatu yang luar biasa.
“Setelah Ubaya mengabdi di UKM, kita minta mengabdi membagi pengalaman dan ilmu di masyarakat sekitar sehingga lahir UKM yang serupa. Tak hanya itu, mahasiswa juga bisa belajar spirit kewirausahaan,” pungkas dia.
Ketua Tim PPUD Ubaya, Yenny Sugiarti menambahkan, sasaran dari Edustore ini adalah siswa, mahasiswa, warga sekitar terutama ibu – ibu, pemilik UKM dan start up business yang ingin belajar kewirausahaan. Dengan adanya Edustore, pengunjung diberi informasi bagaimana cara berwirausaha, menjalankan bisnis mulai dari awal, hingga berkembang sampai menuju pasar ekspor.
“Program ini juga menyediakan pengalaman kunjungan onsite yaitu Edustore Trip yang memberikan pengalaman pemilik UKM dalam menjalankan dan mengembangkan bisnisnya yang dapat ditularkan kepada mahasiswa yang ingin belajar start-up atau pemberdayaan wanita untuk mampu berwirausaha. Edustore juga akan menampung produk-produk dari berbagai UKM sekitar yang belum memiliki toko penjualan offline sehingga nantinya bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas,” jelasnya.
Edustore dibuka setiap hari untuk umum agar pengunjung dapat berbelanja sesuai kebutuhannya. Sedangkan pengunjung yang ingin mengikuti Edustore Trip, paket ini hanya dibuka pada hari Rabu pukul 09.00-11.00 WIB dengan biaya investasi tertentu.
Lebih lanjut, para pengunjung yang mengikuti Edustore trip, akan dibawa untuk melihat proses produksi sambal dan bumbu secara langsung. Pengunjung juga bisa belajar bagaimana proses produksi yang higienis sesuai dengan standar keamanan pangan internasional (HACCP).
Mereka juga dapat melihat sistem manajemen mutu yang diterapkan UKM Dede Satoe, sehingga dapat belajar bagaimana mengelola UKM dengan sistem manajemen mutu yang baik. Pengunjung juga diberi kesempatan untuk menikmati hidangan yang dihasilkan dari produk UKM Dede Satoe dan berbelanja aneka produk yang dijual.
Pemilik UKM Dede Satoe, Susilaningsih menceritakan, awal mula merintis usaha produk sambal dilakukan pada tahun 2011 saat dirinya pensiun. Pada awal usahanya, Susilaningsih yang hanya memproduksi 1 kg telah mampu mengawali usaha pembuatan sambal dan bumbu dalam kemasan menjadi ratusan botol setiap harinya. Produk yang dijual saat ini telah mencapai kurang lebih 20 varian sambal dengan sambal andalannya yaitu Sambal Surabaya Extra Pedas.
“Kami juga menjual aneka bumbu seperti bumbu rawon, soto, dan rendang, serta aneka camilan. Saat ini produk Dede Satoe telah dipasarkan di seluruh Indonesia termasuk Papua dan tersedia di hampir semua marketplace online Produk Dede Satoe juga telah dipasarkan di toko retail modern seperti Carrefour sekaligus telah diekspor ke Amerika Serikat dan New Zealand,” jabarnya.
Selain itu, juga menggandeng UKM makanan dan minuman setempat yang berlokasi di daerah Tenggilis. Ada empat UKM yang sudah diajak bekerjasama dan lolos evaluasi produk untuk dititipkan pada Edustore. Empat UKM yang tergabung yaitu UD Reka yang menjual rengginang mini, UD Rasini yang memproduksi keripik bakso, Sari Alam dengan produk aneka minuman herbal, dan Untung Joyo yang memproduksi Keripik Tempe Idola.
“Kerjasama dengan berbagai UKM setempat ini diharapkan dapat menguatkan daya saing UKM di pasar, terutama di masa pandemi COVID-19. Kami berharap semoga Edustore nantinya dapat dijadikan sebagai UKM percontohan bagi dinas-dinas pemerintah,” pungkas Yenny Sugiarti.
Tim Ubaya yang terlibat dalam program ini yaitu Yenny Sugiarti SE MAk QIA dari Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE), Dr Yenny Sari ST MSc, Mochammad Arbi Hadiyat SSi MSi, Andre ST MSc, Akbarningrum Fatmawati ST MSc dari Fakultas Teknik (FT), Christabel Annora Paramita Parung ST MSc dan Wyna Herdiana ST MDs dari Fakultas Industri Kreatif (FIK). [ina]

Tags: