Hafal Alquran Membuat Siswa Lebih Tenang dan Damai

Para siswi SMP IT dan MA IT Darul Fikri Sidoarjo sedang melakukan penghafalan Alquran.

Melihat Ponpes Tahfizh Darul Fikri Sidoarjo
Sidoarjo, Bhirawa
Kecanggihan teknologi yang sudah merasuk di kalangan remaja, khususnya pelajar, harus diimbangi dengan keimanan yang kuat. Dikhawatirkan bila tidak dibekali dengan keimanan, akan membuat perilaku siswa menjadi tidak terkendali. Menggunggah sosmed dengan sesuka hatinya, memposting gambar seenaknya. Bahkan bahkan video dan gambar brutal pun bisa diaksesnya dengan mudah adalah contohnya.
Agar para siswa dan siswinya tidak melakukan hal-hal yang tidak baik, Pondok Pesantren Tahfizh Al Quran (PPTQ) Darul Fikri Sidoarjo yang memiliki SMP IT dan MA IT mempunyai program utama, yakni tahfidz Al Quran. Dengan membaca dan menghafal Al Quran perilaku siswa sangat lebih bagus, berkarakter, sopan-santun dan damai. Sikapnya juga terlihat tenang.
Salah satu siswa MAIT (Madrasah Aliyah Islam Terpadu) Dafi (Darul Fikri) Sidoarjo M. Hasan Huwaidi yang sudah hafal Al Quran 30 juz mengaku sangat berbeda sekali perilaku siswa yang sudah menjadi tahfidz dengan yang belum.
“Mereka lebih tenang dan damai dalam pergaulan sehari-harinya, tidak kasar dalam pembicaraannya,” jelas siswa kelas X jurusan agama ini.
Peraih Juara 1 MHQ (Musabaqah Hifdzil Qur’an) 30 juz di Malang ini juga menyarankan kepada teman-teman remaja harus bisa memanfaatkan teknologi dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai kita yang malah terbawa oleh teknologi tersebut. “Kecanggihan teknologi, terutama HP ini sangat luar biasa liarnya. Oleh karena itu, Al Qur’an sangat bisa meredamnya. Dengan sering membaca, apalagi menghafal Al Qur’an kehidupan kita akan tenang dan damai,” jelas Hasan yang juga pernah mengikuti MHQ se Asia Tenggara saat ditemui kemarin (10/1).
Sementara itu, Ketua OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) MAIT Darul Fikri Muhammad Hudzaifah yang juga telah hafal 30 juz juga merasa lebih tenang dan damai dengan menghafal. Namun proses menghafal juga tidak mudah, tetapi harus didorong dengan niat dan keinginan yang sangat kuat, hasil ternyata lebih mudah.
Siswa kelas XI IPA ini juga memberikan tips mudah menghafal Al Qur’an adalah bacalah waktu tengah malam usai sholat tahajud, sebelum sholat subuh. Setelah itu, usai subuh kita ulang lagi. “Dengan tips itu, ternyata berjalan dengan mudah, dan yang penting lagi harus Istiqomah,” jelas Muhammad Hudzaifah yang bercita-cita ingin jadi penguasa yang taat beragama.
Hayu Zalfa Salsabila siswi SMP IT Darul Fikri kelas 9, yang juga penghafal Al Qur’an 30 juz ini meminta kepada masyarakat agar didoakan menjadi dokter yang hafizhah. “Dafi telah mengubah hidup saya. Mulai dari hafalan Al Qur’an, berakhlak hingga cita-cita yang sebenarnya. Doakan saya jadi dokter yang hafizhah dan kelak bisa keliling dunia,” pintanya.
Kepiawaian siswa SMP IT dan MA IT Darul Fikri yang bisa mencapai juara MHQ tingkat Kabupaten, Jatim hingga Nasional bahkan Asia Tenggara. Semua itu tidak lepas dari sentuhan para guru pendamping yang selalu istiqomah mengajari hafal siswa-siswinya.
Salah satu guru pendamping Muhammad Taufiq, S.Pd I menuturkan dalam mengajari siswa agar mudah menghafal Al Qur’an itu adalah harus dilakukan secara berulang-ulang. Banyak siswa yang cerdas, singkat dalam menghafal. Tetapi, jika tidak dilakukan secara berulang-ulang tentu saja akan hilang. “Jadi makin sering diulang, hafalan Al Qur’an juga semakin bagus,” tuturnya.
Di samping itu, sebelum menjadi pengajar, sebaiknya kita sudah mengalami terlebih dahulu. Kita sudah melakukan dahulu, bagaimana mungkin kita mengajari siswa untuk mengaji, sementara kita tidak bisa mengaji.
“Kalau kita sudah melakukan, kita sudah melaksanakan, tentunya akan lebih mudah untuk mengajari para siswa. Pokoknya yang lebih penting sering diulang-ulang dan istiqomah,” pungkas Muhammad Taufiq yang juga penghafal Alquran 30 juz.

Kepsek MA IT Angga Wahyu Wardhana, S.Pd

Siapkan Pemimpin Peradaban
Ponpes PPTQ Darul Fikri Sidoarjo adalah lembaga pendidikan modern yang memadukan kekuatan prestasi akademik, karakter (akhlak dan life skill) dan hafalan Alquran. Merupakan perpaduan yang dilakukan akan bisa melahirkan calon ulama dan pemimpin terbaik.
Menurut Kepsek MA IT Angga Wahyu Wardhana, S.Pd bahwa, Ponpes Dafi ini didirikan dengan niat mewujudkan cita-cita besar. Membangun kembali kejayaan Islam, menyiapkan pemimpin yang taat beragama, pemimpin peradaban. “Ulama yang hafal Al Qur’an, ahli tafsir dan fiqih sekaligus ahli di bidang astronomi, kedokteran, matematika, ekonomi. Itulah yang kami rindukan,” jelasnya.
Adapun program prestasi akhir tahun 2018 adalah melaksanakan Wisuda terhadap Tahfidz Alquran ke-2, diiikuti 139 wisudawan (66 pa, 73 pi) dengan rincian, kategori 30 juz, 25 juz, 20 juz, 15 juz, 10 juz dan 5 juz. [ach]

Tags: