Halaqah Ulama Nahdliyin Ke-2 di Jombang Lahirkan Komite Khittah

Acara Halaqah Ulama Nahdliyin Ke-2 Di Ponpes Chasbullah, Tambak Beras, Jombang, Rabu siang (14-11)

Jombang, Bhirawa
Sejumlah ulama dan dzuriyah (keturunan) pendiri Nahdlatul Ulama (NU) menggelar Halaqah ke-2 di Pondok Pesantren (Ponpes) Chasbullah, Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang, Selasa (14/11). Pada halaqah ini, mereka sepakat membentuk Komite Khittah NU.
“Hasil halaqah ulama nahdliyin hari ini, kita sepakat membentuk Komite Khittah. Selanjutnya, hasil ini akan kita mintakan restu kepada sesepuh NU, yakni KH Maimun Zubair, KH Mustofa Bisri dan KH Tolchah Hasan ,” ujar H.Choirul Anam (Cak Anam) kepada sejumlah wartawan usai acara.
Cak Anam menjelaskan, target Komite Khittah adalah melaksanakan khittah NU yang sudah dicetuskan dalam Muktamar NU ke-27 di Situbondo pada tahun 1984. Yakni, NU adalah organisasi sosial kemasyarakatan, bukan organisasi politik. NU tidak ada kaitan dengan partai politik manapun.
Cak Anam melanjutkan, belakangan, pengurus PBNU maupun PBNU secara kelembagan tidak memberikan contoh pelaksanaan khittah tersebut. Justru sebaliknya, NU terseret dalam arus politik.
“Contohnya adalah pimpinan tertinggi NU, yakni Rais Aam tidak boleh dicalonkan atau mencalonkan jabatan politik manapun. Itu termaktub dalam Anggaran Dasar. Akan tetapi hal itu tidak berlaku bagi Kyai Ma’ruf Amin,” lanjut Cak Anam.
Cak Anam menambahkan, dalam Anggaran Dasar, wakil Rais Aam bisa menjadi penjabat Rais Aam apabila Ketua Rais Aam berhalangan tetap. Ia mencontohkan saat KH Sahaf Mahfudz berpulang. Karena berhalangan tetap, akhirnya digantikan oleh KH Mustofa Bisri.
“Nah, saat ini KH Miftahul Ahyar menggantikan KH Ma’ruf Amin sebagai Rais Aam. Padahal, Kiai Ma’ruf tidak berhalangan tetap.Makanya kami meminta PBNU mengundang ulama NU dan seluruh pimpinan pesantren se-Indonesia untuk membahas pengangkatan Rais Aam yang baru,” ujar Cak Anam.
Sekadar diketahui, Halaqah Ulama NU ke-2 ini merupakan kelanjutan dari Halaqah sebelumnya yang digelar di Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng, Jombang, yang menelurkan tiga poin bulan kemarin.
“Pertemuan ke tiga akan kita lakukan pada 5 Desember di Situbondo,” ujar Cak Anam.
Pada Halaqah ke-2 di kediaman KH Hasib Wahab Tambakberas tersebut tampak hadir pengasuh Ponpes Tebuireng, Jombang, KH. Sholahuddin Wahid (Gus Sholah), KH Hasib Wahab (Gus Hasib) Tambak Beras, Jombang, KH Suyuti Toha dari Banyuwangi, KH Nasihin Hasan dari Jakarta, KH. Maimun dari Sumenep, KH Affas Hamid Baidlowi Lasem, Rembang, KH Ishak Mashuri Lasem, Rembang, KH Abdul Muhid, Turen, Malang, Kiai Muzammil dari Yogyakarta, Tengku Bulkaini dari Aceh, serta Profesor Aminudin Kasdi dari Surabaya, Profesor Ahmad Zahro dari Surabaya, dan Profesor Rohmad Wahab dari Yogjakarta.
Selain itu, hadir pula, Gus Muhammad dari Kediri, KH Musthofa Abdullah dari Bogor, KH Endang Muttaqin dari Tangerang, KH Rozi Shihab, Gempol, Pasuruan, KH Abdullah Zaini, Besuk, Pasuruan, KH Burhan, Cluring, Banyuwangi, H. Choirul Anam (Cak Anam), dan beberapa kiai lainnya dari sejumlah daerah di Indonesia.(rif)

Tags: