Halik, Setia Menjadi Kusir Delman di Situbondo

Halik, warga Dusun Karanganyar, Desa Selowogo, Kecamatan Bungatan, Situbondo tetap setia menjadi kusir delman di tengah serbuan moda transportasi modern. [sawawi]

Mencoba Tetap Eksis di Tengah Serbuan Angkutan Online
Kabupaten Situbondo, Bhirawa
Dahulu, di wilayah Kabupaten Situbondo sangat mudah menemukan transportasi dokar atau delman. Terutama diberbagai perempatan jalan, baik di perkotaan maupun pedesaan banyak pemilik delman menunggu penumpang. Sebaliknya, saat ini di Kota Santri untuk menemukan angkutan dengan mengunakan tenaga kuda itu bisa dihitung dengan jari. Salah satu yang masih eksis yakni Halik, pemilik delman yang mangkal di perempatan Desa/Kecamatan Bungatan Kabupaten Situbondo.
Setiap selesai salat Subuh, Halik selalu rutin keluar rumah untuk mencari rumput pakan kuda kesayangannya. Selama 1 hingga 2 jam lamanya, pria paro baya itu membawa karung plastik dan sebilah arit untuk mengumpulkan rumput, di persawahan dekat rumahnya di Dusun Karanganyar, Desa Selowogo, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo.
Pekerjaan itu ditekuni Halik, sudah puluhan tahun lamanya. “Ya mas, saya sudah puluhan tahun menjadi kusir delman di daerah sini (perempatan pasar Bungatan),” ujar Halik, disela sela menunggu datangnya penumpang.
Tak hanya menyiapkan rumput, lanjut Halik, sebagai penunjang pakan kuda ia harus menyediakan katul. Dengan begitu, sebelum kuda diajak mangkal, memiliki simpanan tenaga yang sangat banyak. Ini yang dilakukan Halik setiap pagi sebelum berangkat mencari nafkah sebagai seorang kusir delman di komplek perempatan pasar Bungatan Situbondo. Sesekali juga, ia harus mengganti telapak besi yang ditempelkan di bagian kaki kuda agar saat lari memiliki kekuatan yang tangguh.
Halik memiliki prinsip yang kuat untuk tetap menjadi seorang kusir delman di tengah serbuan transportasi modern seperti angkutan online atau digital. Bagi Halik, tidak menjai masalah jaman berubah dengan cepat, asal kebutuhan ekonomi keluarganya tetap terpenuhi dengan baik.
Dengan moda transportasi delman yang kini kian langka ditemukan, Halik tetap percaya diri menjadi pengantar penumpang dengan delman. “Ya tidak apa apa orang ramai pakai angkutan online. Saya tetap setia dengan delman ini,” ujar Halik.
Dengan menjadi kusir delman hingga puluhan tahun, selain bisa memenuhi kebutuhan pokok keluarganya, Halik merasa ikut berjasa dalam mempertahankan angkutan warisan jaman dahulu kala. Sebab, ujarnya, keberadaan delman saat ini sudah bisa dikatagorikan sebagai sebuah yang kuno. “Tetapi intinya dengan menjadi kusir delman ini, saya tetap bisa menambah penghasilan untuk kebutuhan keluarga. Kedepan saya tetap komitmen menjadi kusir delman,” urai Halik.
Kolega Halik bernama Purnomo, mengaku keberadaan delman yang mangkal di perempatan pasar Bungatan, kini bisa dihitung dengan jari. Setiap hari, terangnya, kadang yang mangkal hanya satu delman atau bahkan paling banyak tersisa dua delman. Berbeda dengan puluhan tahun silam, lanjut Purnomo, banyak warga yang memilih menjadi profesi tukang kusir delman.
“Ya mungkin ini sudah perubahan jaman. Kan saat ini masyarakat sudah cukup lewat HP untuk bepergian. Semua serba canggih, cukup dengan sentuhan jari di layar handphone, armada transportasi sudah datang didepan kita,” ungkap Purnomo.
Menurut Purnomo, keteguhan hati Halik untuk setia menjadi kusir delman hingga puluhan tahun patut untuk diapresiasi. Pasalnya, ungkap Purnomo, jiwa Halik tidak pernah goyah dalam melestarikan moda transportasi kuno sejenis delman tersebut. Halik tetap berkeyakinan dengan menjadi kusir delman bisa mememnuhi kebutuhan hidup dengan cukup. “Meski ongkos yang ditarik Halik tidak seberapa, buktinya dia bisa eksis dalam menjalani hidup. Dia masih bisa menyekolahkan anak anaknya,” tandas Purnomo.
Terpisah, salah satu pemuda Desa/Kecamatan Bungatan, bernama Hakim, juga memiliki penilaian yang sama dengan Purnomo. Sepengetahuan Hakim, menjadi kusir delman sudah cukup lama dijalani Halik. Bahkan, teman teman seprofesinya sudah banyak meninggalkan pekerjaan yang harus dijalani dengan sabar karena menunggu penumpang datang dalam waktu berjam jam itu.
“Sangat sedikit sekarang orang disini (Desa/Kecamatan Bungatan) yang masih menjalankan profesi sebagai seorang kusir delman. Salah satunya ya hanya tersisa Halik itu yang masih telaten,” ucap Hakim.
Pria berkumis itu juga mengaku angkat topi dengan kesabaran yang dimiliki Halik sebagai kepala rumah tangga dan anak anaknya. Hanya berbekal kusir delman, lanjutnya, Halik dengan tekun masih bisa memenuhi kebutuhan isteri dan anak anaknya. Apalagi, ungkapnya, saat ini sudah memasuki era digital modern, angkutan roda dua dan roda empat sudah bisa dihubungi melalui saluran handphone.
“Kalau soal transportasi sekarang masyarakat sangat dimanjakan sekali. Karena transportasi online tidak hanya ada diperkotaan, dikawasan pinggiran kota sudah mulai dirambah oleh kehadiran angkutan digital,” tutup Hakim.
Hakim sebagai salah satu warga pedesaan di Kecamatan Bungatan, tetap menggunakan angkutan delman, usai bepergian ke luar kota. Bagi Hakim, keberadaan delman sangat unik dan penuh dengan kenangan yang indah. Sejak kecil, ujar Hakim, angkutan delman selalu digunakan orang tuanya saat berbelanja ke pasar atau bepergian antar desa, puluhan tahun silam. “Ya dengan menaiki delman ini saya sekalian mengenang kenangan hidup masa lalu,” pungkas pria yang mengaku sebagai pegawai swasta itu. [sawawi]

Tags: