Hama Kupu-Kupu Serang Petani Sayur Poncokusumo Kabupaten Malang

Petani sayur Desa Wonorejo, Kec Poncokusomo, Kab Malang saat mensortir sayur kubis yang daunnya di makan hama kupu-kupu. [cahyono/Bhirawa]

Kab Malang, Bhirawa
Petani sayur di Kabupaten Malang telah diresahkan dengan hama kupu-kupu, yang hingga sekarang belum ditemukan obat untuk pembasmi hama tersebut. Sedangkan hama kupu-kupu itu telah merusak dedaunan tanaman kubis dan sawi, sehingga saat petani memanen terdapat lubang-lubang pada daun sayuran.

Menurut, salah satu petani sayuran asal Desa Wonorejo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang Andrea Subhan, Minggu (6/9), kepada wartawan, bahwa hama kupu-kupu yang menyerang daun tanaman sayur, hal ini telah membuat hasil produksi sayur tidak bisa maksimal. Sedangkan kupu-kupu tersebut sebelumnya ulat menjadi kepompong, yakni perubahan metamorfosis, dan hama itu telah memakan daun kubis dan sawi. “Hingga sekarang belum ditemukan obat pembasmi hama kupu-kupu tersebut,” ungkapnya.

Selain itu, lanjut dia, hama kupu-kupu itu tidak hanya menyerang tanaman sawi dan kubis di Kabupaten Malang saja, tapi di seluruh Indonesia. Sehingga hal itu telah menjadi musuh para petani sayur di wilayah Kecamatan Poncokusumo. Karena belum ditemukan obat pembasmi hama kupu-kupu, maka sayur lokal sulit bersaing dengan sayur impor. Sedangkan dirinya pernah mencoba menggunakan pestisida dengan dosisi tinggi, memang berhasil hama kupu-kupu mati.

“Namun, ketika dilakukan pemeriksaan, kadar pestisidanya tinggi, sehingga penggunaan pestisida tidal lagi kami lakukan. Sehingga dirinya hanya berharap kepada pemerintah agar secepatnya ditemukan obat untuk pembasmi hama kupu-kupu,” pintah Andrea.

Dia mengatakan, dirinya saat ini telah berkonsultasi dengan salah satu  labrotarium pertanian di Taiwan terkait rekomendasi untuk pestisida hama kupu-kupu, dan sekarang masih dalam tahap penilitian di Taiwan. Sedangkan untuk sementara ini, sebelum sayuran kubis dan sawi di packing atau pengepakan yang akan dikirim ke Taiwan, dirinya terlebih dahulu menyortir kubis dan sawi tersebut. Seperti jika ada daun yang berlubang tidak akan kami packing, karena masuk kategori rusak.

“Para petani sayur di wilayah Kecamatan Poncokusumo, rata-rata hasil produksinya dikirim yang tidak hanya di pasar-pasar di Jawa Timur saja, tapi juga ke luar pulau. Sehingga petani saat ini terus meningkatkan kualitas hasil produksi, meski diserang hama kupu-kupu,” papar pungkas Andrea. [cyn]

Tags: