Hampir Tuntas, Museum Islam Nusantara Bakal Dikelola BPCB Trowulan

Maket Museum Islam Nusantara jombang

Maket Museum Islam Nusantara jombang

Jombang, Bhirawa
Museum Islam Nusantara Hasyim Asy’ari  yang berada tidak jauh dari kawasan Makam Presiden RI ke-4 KH Abdurahman Waid (Gus Dur) hampir tuntas pengerjaannya. Dalam pengelolaannya,  akan diberikan kepada Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman melalui Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan Mojokerto.
” Setelah pembangunan selesai, pengelolaan museum akan diberikan kepada Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman melalui Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan. Informasi yang kami terima memang seperti itu, Pemkab Jombang hanya berhak mengelola kawasan parkirnya saja,” terang Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jombang Imam Sutrisno, Senin (11/4).
Dikatakan Imam, jika mengacu perencanaan seharusnya pembangunan museum sudah selesai sejak akhir tahun lalu. “Dulu dilelang di daerah sampai tiga kali, setelah itu dikembalikan ke pusat karena tidak ada rekanan yang memenuhi syarat. Target penyelesaian lalu berubah menjadi akhir tahun ini,”tandas Imam.
Saat ini, lanjut Imam Sutrisno pembangunan Museum telah mencapai 70 persen, atau sudah merampungkan fisik dan struktur utama museum. Dikatakannya, utuk pengerjaan yang berlangsung saat ini menyentuh bagian dalam musesum atau desain interior. “Tahun ini diharapkan pembangunan museum bisa selesai,” pungkas Imam.
Seperti diketahui, museum merupakan mega proyek dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di sisi barat kawasan Makam Presiden Keempat RI KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Konsep atap bangunan museum direncanakan berbentuk piramida atau limas dan terbelah menjadi dua bagian. Dari masterplan yang ada, museum dibuat terintegrasi dengan bangunan lain di kawasan makam Gus Dur, dan sentra pedagang yang berada di sisi utara pondok Tebuireng.
Proyek ini memakan lahan seluas 3,5 hektare. Area utama museum terdiri atas parkir, halaman dan bangunan inti butuh sekitar 1,5 hektar lahan. Sisanya dijadikan sebagai kawasan penyangga. Proyek ini digarap PT Brantas Abipraya, dibagi dalam dua tahap pengerjaan. Tahap pertama dikerjakan mulai Oktober 2014 hingga pertengahan 2015. Anggaran dari APBN senilai Rp 7,8 miliar untuk tahap pertama itu, digunakan untuk membangun pondasi, atap, kolom dua lantai, dan peninggian elevasi tanah.
Sementara pengerjaan proyek tahap kedua yang dilakukan tahun ini, menyerap Rp 20 miliar dari APBN dan digunakan untuk tata interior museum. [rur]

Tags: