Hapus Konten Pornografi

Foto Ilustrasi

Konten pornografi semakin mudah ditonton melalui telepon seluler genggam android. Bahkan WhatsApp (WA), juga menyuguhkan konten vulgar yang sangat meresahkan orangtua. Pemerintah (melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi) sedang meminta WA segera menghapus konten pornografi. Jika tidak, WA akan “dikunci,” dan kehilangan pangsa Indonesia yang berjumlah puluhan juta pelanggan. Kerugian bisa mencapai milyaran rupiah per-bulan.
Pemerintah Indonesia tak segan menutup berbagai aplikasi android, demi keamanan moralitas sosial. Buktinya, pemerintah telah “mengunci” aplikasi Telegram.Berkali-kali telah diperingatkan, tetapi tidak hirau. Setelah “dikunci,”Telegram mengajukan permintaan maaf, dan mengaku terlambat merespons peringatan otoritas sistem komunikasi dan informasi Indonesia. Sedangkan, WA, memiliki pangsa lebih besar di Indonesia.
Ditaksir sebanyak 100-an juta rakyat Indonesia menjadi pelanggan WA. Rata-rata terlibat dalam WA grup. Pelanggannya meliputi segala umur. Bahkan anak dibawah umur (usia dibawah 18 tahun) juga tergabung dalam WA grup. Ironisnya, WA tidak mem-proteksi konten-nya sesuai peraturan di Indonesia. Termasuk di dalam konten GIF WA, terdapat muatan porno, yang mudah dibuka.
Konten GIF WA meresahkan berbagai pihak. Tak terkecuali Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), telah melaporkan konten porno dalam WA Kepada kepolisian.Juga dibicarakan resmi dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Karena konten pornografimenjadi tren yang sangat laris di media sosial. Konten itu pula yang diduga menjadi “inspirasi”tindak kriminal anak-anak semakin marak. Khususnya dalam kasus perkosaan anak-anak se-usia.
Tapi konon, harus diakui, netizen Indonesia jago dalam hal mengunduh konten vulgar. Kini sudah menjadi terbesar kedua di dunia (dibawah USA, Amerika Serikat). Namun manakala di-kurs dengan jumlah user internet, maka “keinginan” membuka konten vulgar lebih tinggi. Indonesia menjadi tertinggi di dunia. Apakah libido masyarakat Indonesia lebih besar?
Berdasar mitos maupun ilmu pengetahuan, libido masyarakat Indonesia sebenarnya tergolong kelas “bawah”. Tetapi berdasar analisis google, pengunduh konten vulgar di Indonesia, hanya berselisih sedikit dengan USA. Pengguna internet di Indonesia ditaksir sebanyak 136 juta orang. Sedangkan di USAhampir dua kali lebih besar (268 juta orang).
Berdasar paradigma psikologis, pengunduhan konten vulgar sebenarnya tidak berhubungan dengan libido. Melainkan ekses ke-terpengaruh-an (pergaulan). Faktor lain, ke-terkekang-an, juga mendukung. Bagai pepatah, “anak panah lepas dari busurnya,” salah asuhan akan memicu keinginan coba-coba. Konten vulgar bukan hanya dibuka untuk sekadar ditonton, tetapi juga disimpan sebagai “koleksi.” Sehingga tontonan vulgar bisa diakses setiap saat di-inginkan tanpa perangkat internet.
Yang mencengangkan, peng-akses konten vulgar, ternyata mayoritas dari golongan anak-anak dan remaja. Berdasar sigi ISKI (Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia), golongan dewasa masih pikir-pikir untuk meng-akses konten vulgar. Boleh jadi, golongan dewasa telah memilkiki kegiatan lebih padat (bekerja). Sedangkan anak-anak dan remaja memiliki waktu senggang lebih banyak, karena kewajiban utamanya hanya belajar di sekolah.
Berdasar sigi seluruh keilmuan, menonton konten vulgar sebenarnya tidak berguna. Tidak meningkatkan vitalitas (pria), juga tidak meningkatkan libido. Konten vulgar hanya sebentar saja meningkatkan keinginan, tidak lebih dari lima menit. Bahkan jika terlalu sering bisa menurunkan vitalitas dan menurunkan selera. Maka konten vulgar, sebenarnya merupakan “racun” libido pada orang dewasa. Patut dihindari.
Pemerintah (dan lembaga pendidikan) perlu meng-adopsi pelajaran seks di pesantren. Yakni, tidak meng-eksploitasi sensualitas, melainkan untuk “pengamanan” (pen-suci-an dan pembersihan) alat reproduksi. Karena dampak (negatifnya) yang besar, anak-anak dan remaja di pesantren, telah diajarkan kerugian (dosa) besar ekses pornografi. Diberi label wajib dijauhi, berdasar perintah Ilahi.

——— 000 ———

Rate this article!
Hapus Konten Pornografi,5 / 5 ( 1votes )
Tags: