Hapus Sekolah Kawasan, Dindik Terapkan Sistem Zonasi

Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman saat mengirimkan naskah UN jenjang SMP/MTs untuk 37 kabupaten/kota se-Jatim, Rabu (26/4). [adit hananta utama]

Berharap Ada Kerjasama SMP dan SMA/SMA Optimalkan UNBK
Dindik Jatim, Bhirawa
Persepsi tentang lembaga pendidikan favorit dan tidak favorit masih lekat di masyarakat dalam memilih sekolah bagi putera-puterinya. Sayangnya, hal ini justru berpengaruh negatif terhadap upaya pemerataan kualitas pendidikan. Karenanya, sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tengah dirancang untuk menghapus sekat-sekat antara sekolah favorit dan sepi peminat.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Dr Saiful Rachman menegaskan sekolah favorit muncul karena sekolah memiliki label-label khusus. Semisal sekolah kawasan. Karena itu akan dihapus dan sistem PPDB harus menggunakan pendekatan sistem zonasi. Artinya, pertimbangan utama pendaftar sekolah adalah jarak.
“Pertimbangannya adalah jarak dari sekolah asal dan tempat tinggal. Misalnya siswa lulusan SMP A berada di Surabaya Utara, nanti pilihannya juga harus SMA/SMK di wilayah tersebut,” terang Saiful di sela pengiriman naskah Ujian Nasional (UN) SMP/MTs di PT Jasuindo Tiga Perkasa Sidoarjo, Rabu (26/4).
Untuk merealisasikan kebijakan ini, Dindik Jatim lebih dulu akan memetakan sebaran sekolah di tiap wilayah. Pemetaan itu dilakukan untuk menghitung daya tampung SMA/SMK terhadap lulusan SMP/MTs di satu wilayah yang sama. Kendati demikian, bukan berarti mendaftar lintas wilayah tidak boleh sama sekali. Saiful mengaku, persentase mendaftar lintas wilayah tetap ada namun terbatas.
“Jangan sampai pengalaman sebelumnya terulang. Ada SMA yang sepi peminatnya alias tidak punya murid. Kalau tidak dibuat seperti itu, kapan lagi dilakukan pemerataan pendidikan,” terang Saiful.
Penerapan sistem zonasi dalam PPDB saat ini juga menjadi gagasan nasional yang akan ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Tujuannya pun sama, menjaga sekolah dari perspektif favorit dan tidak favorit. “Sama seperti Kemendikbud, gagasan untuk menggunakan sistem zonasi itu akan kita mulai pada PPDB tahun ini,” ungkap Saiful.

Tags: