Harapkan Wadah Bagi Perkembangan Musik Patrol

Muhammad Fajar Rafli Baihaqqi

Muhammad Fajar Rafli Baihaqqi
Bermain musik sejak Sekolah menengah Pertama hingga saat ini, membuat Muhammad Fajar Rafli Baihaqqi musik tidak bisa terlepas dari dalam diri laki-laki yang akrab di sapa Haqqi ini. Siswa kelas 11 SMA Muhammadiyah X Surabaya ini, cukup menarik perhatian beberapa orang, tidak hanya bagi teman sekolah nya, melainkan juga guru pengajar dan orang-orang yang mengenal baik sosok Haqqi. Laki-laki yang menguasai empat jenis alat musik Bras Band ini, antara lain Gitar, Jimbe, Trompet, dan Kajun ini menuturkan jika musik mampu membuatnya merasa nyaman dalam situasi apapun. Diungkapkan Haqqi, jika saat ini pihaknya fokus dengan sebuah alat musik patrol yang masih dianggap remeh oleh kebanyakan orang.
“Kenapa memilih musik Patrol? Bagi saya ini musik yang cukup menarik. Dengan alat seadanya, tapi bisa menghasilkan alunan suara yang unik dan indah,” Ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan jika musik patrol yang merupakan musik tradisional Indonesia ini belum terlalu booming dan masih kalah tempat jika di bandingkan dengan musik elektrik dan band.
“Kalau kita amati, musik Patrol ini bagian dari musik jalanan, mereka bebas berekspresi di jalanan menunjukkan kemampuan suara uniknya. Tapi Jarang kita lihat musik ini tampil di acara yang mewah dan cukup besar” paparnya.
Meskipun begitu, tambah dia, alat musik patrol memiliki tempat di hati para penikmatnya. Musik ini begitu dekat dengan kehidupan masyarakat. Melalui media yang terbatas seperti alat-alat bekas musik Patrol bisa dinikmati masyarakat hampir disetiap elemen karena menghasilkan suara yang indah dan bagus.
“Yang menjadi unik, tidak semua alat musik patrol ini bernada. Hanya pada alat tertentu yang bisa bernada” sahut ketua komunitas musik patrol Arkref-x ini.
Laki-laki yang baru menggeluti musik Patrol sebulan ini terbukti membawa pengaruh besar bagi perkembangan musik patrol di lintas sekolah. Terbukti, tidak banyak sekolah yang mempunyai komunitas musik patrol.
“Kita ingin yang beda dari sekolah lain. Mangakanya kenapa, aku ngajak teman-teman untuk gabung. Beberapa acara besar juga sering kita isi” sahutnya.
Remaja kelahiran Surabaya 17 tahun ini berharap agar kedepan Surabaya, bisa memberikan ruang ekspresi untuk musik patrol agar lebih berkembang. Selain itu, pihaknya ingin menunjukkan kepdsa seluruh elemen masyarakat, jika musik Patrol merupakan musik yang berbeda dengan alunan nada unik nya.
“Tidak perlu bahan-bahan mahal dan mewah. Cukup seadanya. Seperti botol bekas dan ember bisa dibuat arasemen musik patrol. Selagi bisa memanfaatkan barang bekas untuk dijadikan alat musik kenapa tidak?” Tandas laki-laki yang identik dengan poni nya ini. [ina]

Tags: