Hardiknas, dari Insiden Bendera Merah Putih Tak Bisa Berkibar

Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) menjalankan tugasnya saat Upacara Peringatan Hardiknas dialun-alun Bojonegoro. (achmad basir/bhirawa)

Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) menjalankan tugasnya saat Upacara Peringatan Hardiknas dialun-alun Bojonegoro. (achmad basir/bhirawa)

(Sampai Kampanye Narkoba dan Prestasi Berskala Internasional)
Bojonegoro, Bhirawa
Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di berbagai daerah di Jatim, diwarnai dengan berbagai macam peristiwa. Mulai dari insiden bendera yang tidak bisa berkibar, kampanye narkoba, banyaknya peserta upacara yang pingsan, serta adanya prestasi siswa hingga berskala Internasioanl.
Upacara bendera sebagai peringatan Hardiknas di alun-alun Bojonegoro Senin (2/5) kemarin, diwarnai insiden bendera sang saka merah putih tidak bisa berkibar saat dikerek ke atas oleh petugas paskibraka. Insiden tidak bisa berkibar di atas lantaran tali bendera putus terjadi saat peserta upacara masih dalam posisi sikap hormat dengan telapak tangan kanan berada di pelipis mata.
Nyanyian lagu Indonesia Raya dari grup paduan suara tetap berjalan hingga kalimat terakhir. Namun, insiden itu tidak menganggu jalannya upacara. Dari pantauan dilapangan  saat bendera tidak bisa naik ke atas, banyak panitia pelaksana bingung karena bendera tidak bisa naik, namun panitia mengantisipasi dengan petugas upacara memegangi bendera sampai usai.
Bupati Bojonegoro, Suyoto, mengatakan insiden tidak terduga pasti akan terjadi seperti halnya di masyarakat mendapatkan suatu hal yang tidak diinginkan. Dari hal tersebut dituntut untuk menerima dan masuk dalam perubahan.
Anti Narkoba
Sementara itu, siswa-siswi sekolah menengah di Tulungagung bakal mendapat pelajaran tambahan, yakni pelajaran anti narkoba. Pelajaran tersebut rencananya akan dimasukkan dalam tahun pelajaran baru 2016/2017 pada Juli 2016 mendatang. Pelajaran anti narkoba ini dilaunching saat upacara Hari Pendidikan Nasional di halaman Kantor Bupati Tulungagung, Senin (2/5). Silabusnya pun sudah dicetak dan siap untuk masuk ke sekolah-sekolah.
Ketua BNN Kabupaten Tulungagung, AKBP Henry Budiman, seusai acara upacara pada Bhirawa mengatakan masuknya pelajaran anti narkoba ke sekolah diharapkan akan semakin meminimkan penyalahgunaan obat terlarang tersebut. “Kami berharap secepatnya pelajaran anti narkoba masuk ke sekolah-sekolah. Utamanya di sekolah menengah mulai tingkat SMP dan SMA,” ujarnya.
Sementara itu, dalam rangka memperingati hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Mei 2016, sejumlah Siswa yang tergabung dalam Satgas Ganas (Satuan Petugas Gerakan Anti Narkoba SMA 3 Lumajang) menggelar kegiatan kampanye anti Narkoba yang bertempat di depan Sekolah mereka (2/5). Dalam kegiatannya tersebut mereka mengunakan berbagai kegiatan seperti pembagian stiker anti narkoba dan juga pembentangan spanduk yang berisikan perang terhadap Narkoba.
Dalam yel-yelnya siswa siswi tersebut mengajak para pengguna jalan untuk perang terhadap obat terlarang serta untuk mengingatkan kepada masyarakat terhadap penyalahgunaan Narkoba. Menurut Yopi Aris Widiyanto MP.d.salah seorang guru SMA Negeri 3 Lumajang yang juga sebagai Pembina siswa siswinya yang tergabung dalam Satgas Ganas menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan kegiatan dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional.
Sementara itu, pelaksanaan upacara peringatan hari pendidikan nasional (hardiknas) di Kabupaten Bangkalan diwarnai keributan para petugas P3K. Penyebabnya, banyak peserta yang pingsan saat mengikuti upacara di lapangan halaman Pemkab setempat, sehingga membuat petugas P3K dinas kesehatan kewalahan.
“Ada 50 lebih peserta upacara peringatan Hardiknas yang pingsan, tapi alhamdulillah kami sudah mempersiapkan semuanya, sehingga tidak ada kendala,” terang Kepala seksi kesehatan Husus Dinkes bangkalan, Retno, Senin (02/05).
Menurut Perempuan paruh baya ini, banyaknya peserta upacara yang pingsan karena disebabkan perut kosong dan ditambah terik matahari yang sangat menyengat?, sehingga banyak siswa yang tidak kuat berdiri dan akhirnya pingsan. “Seharusnya pihak disdik berkordinasi dengan pihak sekolah agar siswa yang akan ikut upacara sarapan secukupnya, sehingga kejadian seperti tidak terjadi,” imbuhnya.
Skala Internasional
Sementara itu, Hari Pendidikan Nasional menjadi kebanggan tersendiri bagi kota Lamongan. Pasalnya,
Pelajar Kabupaten Lamongan saat ini telah mampu bersaing baik di tingkat nasional maupun internasional. Hal itu disampaikan oleh Bupati Fadeli saat menjadi inspektur Upacara Peringatan Hari Pendidikan dengan tema “Nyalakan Pelita Terangkan Cita-Cita”, Senin (02/05) di Alun-Alun Lamongan.
“Saat ini pelajar di Kabupaten Lamongan telah mampu bersaing baik di tingkat nasional maupun internasional.Buktinya,telah berhasil diraihnya medali emas oleh siswa SMA Negeri 2 Lamongan di Georgia dalam Lomba International Young Inventors Project Olympiad (IYIPO) pada April 2016 dan siswa SMA Negeri 1 Lamongan di Amsterdam dalam Lomba INESPHO yang memperoleh medali perunggu.
Tak hanya itu,Siswa SMA Negeri 2 Lamongan yang sebelumnya meraih Medali emas dalam Lomba Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) saat ini juga tengah di kirim ke Arizona Amerika Serikat untuk mengikuti lomba tingkat internasional mewakili Indonesia”, Ungkap Fadeli.
Sementara itu, bupati Madiun, Muhtarom, S.Sos juga memimpin upacara bendera memperingati Hari Pendidikan Nasional Tahun 2016 di Gelanggang Olah Raga (GOR) Pengeran Timur Kab. Madiun di Mejayan, Senin (2/5). Dihadiri oleh Ketua  DPRD, Wakil Bupati, Sekda, Staf Ahli, Asisten Sekda, Kepala SKPD, Camat, dan jajaran Dinas Pendidikan Kab. Madiun.
Terkiat dengan Pendidikan Bupati Madiun Muhtarom, menambahkan, bidang Pendidikan di Kab. Madiun sudah menempati prioritas ke dua dalam prioritas pembangunan di Kab. Madiun. Untuk itu pendidikan di Kab. Madiun harus selalu mengalami peningkatan/kemajuan. Ini penting bagi kita semua dalam menghadapi kemajuan dunia (MAE). [bas,dar,dwi,mb8,mb9,yit,wed]

Tags: