Harga Bahan Pokok di Kabupaten Probolinggo Tak Setabil

Bupati Tantri serahkan bantuan sembako ke para pedagang pasar.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Pemkab Probolinggo, Bhirawa
Merebaknya Virus Corona (Covid 19) tidak hanya berdampak pada kegelisahan dan kekhawatiran warga. Di Kota probolinggo, virus yang penyebarannya cepat itu, juga berdampak pada harga kebutuhan pokok naik turun (tidak setabil). Sebagai dampak sepi pembeli, akibat warga takut keluar rumah. Sedanggkan pemkab serahkan bantuan 10 ribu sembako dan masker.
Seperti daging ayam potong, tiga hari yang lalu turun di harga Rp 20 ribu per kilogram, pada Selasa 7/4/2020 naik lagi antara Rp 24 ribu hingga Rp 25 ribu. Sedang cabai rawit merah, yang awalnya Rp 50 ribu, naik menjadi Rp 60 ribu. Begitu juga bawang putih dari harga Rp 30 ribu naik ke level Rp 40 ribu. Sedang harga cabai merah besar yang dua hari sebelumnya Rp 30 ribu, turun menjadi Rp18 sampai Rp 20 ribu per kilogram.
Salah satu pedagang sayur di Pasar Baru, Monawaroh menyebut, naiknya harga sayur seperti cabai, terdampak virus corona. Pembeli sepi bahkan turun lantaran warga enggan keluar rumah, takut tertular virus corona dari orang lain. Dampaknya, harga turun karena permintaan akan sayur turun, sehingga tidak laku. “Kira-kira itu penyebabnya. Pembeli sepi, barang nggak laku. Otomatis harga turun,” ujarnya.
Lain lagi dengan pengakuan Mistia dan Suratmi, pedagang daging ayam potong. Disebutkan, tiga hari yang lalu, harga daging ayam potong anjlok, dari Rp 30 ribu terjun bebas menjadi Rp 19 sampai Rp 30 ribu per kilogram. Penyebabnya sama seperti yang dikatakan Bu Manis yakni, merebaknya virus Corona. “Ya, Corona itu penyebab pembeli sepi. Nggak ada pembeli karena warga enggan keluar rumah,” katanya.
Selain itu, penjual makanan atau kuliner, banyak yang tutup dan hanya melayani pembeli secara online atau dibungkus dibawa pulang. Kemudian lambat laun harga naik sedikit demi sedikit hingga pada Selasa berada di harga Rp 25 ribu, naik Rp 5 ribu per kilogram. “Sekarang bulan Sya’ban. Banyak warga selametan. Pembeli meningkat, sehingga harga naik. Mungkin besuk harga berubah lagi. Belum tahu naik apa turun,” tambah Suratmi yang diamini Mistia.
Beda lagi dengan pedagang daging ayam potong lainnya. Ia mengaku, harga saat ini Rp19 sampai dengan 20 ribu. Perempuan berjilbab tersebut mengaku, tidak tahu mengapa harga daging ayam di Pasar Baru berbeda. “Saya jual harga segitu. Nggak tahu pedagang lain. Mungkin yang membeli ke mereka, banyak,” tuturnya.
Wahyudi salah seorang penjual nasi dan minuman di RSU Wonolangan Dringu berterus terang, membeli daging ayam potong ke penjual keliling atau lijo Rp 19 ribu hingga Rp 20 ribu per kilogram. Pria yang akrap disapa Yudi ini mengaku, tidak tahu harga kok berbeda. “Saya kira lebih mahal pedagang pasar daripada pedagang keliling atau lijo. Tapi kok lebih murah beli di lijo.Ya, saya heran,” tandasnya.
Wabah Corona Virus Disease (Covid-19 telah berdampak pada perekonomian masyarakat di Kabupaten Probolinggo. Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo menyerahkan bantuan berupa sembako dan masker kepada warga pedagang pasar non bedak yang terkena dampak Covid -19, Selasa 7/4/2020 di Pasar Patalan Kecamatan Wonomerto dan Pasar Ngadisari Kecamatan Sukapura.
Bantuan sembako ini diserahkan oleh Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE didampingi Satgas Penanggulangan Bencana Non Alam dan Percepatan Penanganan Covid -19 Kabupaten Probolinggo ini dilaksanakan di Pendopo Kecamatan Wonomerto bantuan untuk pedagang non bedak di Pasar Patalan dan pintu masuk Bromo Tengger Semeru Cemoro Lawang Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura.
Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE menjelaskan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo bergerak menyalurkan jaring pengaman sosial bagi seluruh masyarakat yang terdampak virus Covid -19. “Bantuan sembako diberikan untuk kesejahteraan masyarakat yang terdampak dari penerapan kebijakan sosial distancing yang dilakukan beberapa minggu yang lalu untuk penanganan mewabahnya Covid -19 di Kabupaten Probolinggo,” katanya.[wap]

Tags: