Harga BBM Turun, Daya Beli Motor Baru Rendah

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Hampir berakhirnya masa triwulan pertama di Tahun 2016, penjualan motor baru baik produk Honda, Yamaha, Suzuki, dan Kawasaki masih lesu. Meskipun pada pertengahan Maret kemarin, harga Bahan Bakar Minyak telah turun tetapi animo masyarakat terhadap motor baru masih belum menunjukkan perbaikkan.
Bahkan sejumlah produsen kendaraan bermotor telah melaunching produk terbarunya untuk menarik minat konsumen, namun feedbacknya belum kelihatan.
Arif Budi, Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Cabang Jatim mengatakan, hasil penjualan selama 2015 yakni sekitar 6,45 – 6,5 juta unit untuk skala nasional. Turunnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada awal Januari dan Maret ini dinilai belum akan menjadi pemicu minat konsumen untuk membeli sepeda motor.
“Perkiraan kami,  sampai triwulan pertama di tahun ini penjualan masih lemah karena start-nya yakni di semester pertama ini juga lemah. Pasalnya, penciptaan lapangan pekerjaan yang didorong oleh paket kebijakaan pemerintah VII dan VIII, baru bisa dirasakan pada kuartal kedua  yang nanti pada awal Mei 2016”, ungkap Arif
Arif mengatakan turunnya harga  BBM tidak akan banyak berpengaruh terhadap penjualan. Masyarakat masih melihat harga bahan kebutuhan pokok yang masih belum stabil. Salah satunya cabai dan harga bawang merah, karena berfluktuatif. Bisa saja, setelah musim hujan berkurang, harga kebutuhan pokok stabil dan paket ekonomi berjalan penjualan motor baru bisa naik secara perlahan.
“Harga BBM  yang bekerja menurut mekanisme pasar seperti yang pernah disampaikan pemerintah, turut membuat kondisi pasar otomotif sedikit bergejolak. Dari pengalaman tahun lalu membuktikan, saat harga BBM turun penjualan tetap saja lesu,” tuturnya.
Dari fakta yang bisa dirasakan, maka penjualan sepeda motor dalam jumlah yang besar atau menyamai seperti tahun kemarin akan terjadi pada awal semester kedua. Tapi dalam kondisi seperti ini, penjualan motor baru masih dalam kondisi relatif stabil, tidak mengalami kenaikan tapi sepinya pangsa pasar juga tidak terlalu parah.
“Tapi yang harus di perhatikan, dalam kondisi seperti itu, bukan berarti tidak ada penjualan sama sekali. Penjualan ada, tetapi tidak sebesar saat kondisi normal pada tahun-tahun sebelumnya,” tegasnya.
Arif mengaku data lengkap penjualan motor  nasional sepanjang tahun 2015, hanya sebanyak 6,47 unit. Pencapaian itu  meleset dari target yang diharapkan yakni sebanyak 6,7 juta unit. Meski trennya sedang menurun, namun Arif memastikan banyak pembeli sepeda motor yang merupakan konsumen baru. Pembelian lebih di dasarkan kepada beberapa alasan yakni untuk transportasi pribadi, penunjang kegiatan produktif seperti berdagang, ojek, dan lain-lain. [wil]

Tags: