Harga Beras di Probolinggo Dipengaruhi Inflasi

Wali Kota Probolinggo Rukmini sidak beras di pasaran.

Probolinggo, Bhirawa
Sesuai data yang dikeluarkan oleh BPS Kabupaten Probolinggo, tingkat inflasi di Kabupaten Probolinggo turun menjadi 3,18% dan berada di nomor 2 terendah di Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Hal itu disampaikan Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari, Senin (29/1).
Di kota Probolinggo harga beras mempengaruhi inflasi. “Artinya, marilah bersama-sama Pemkab Probolinggo dan stakeholder sebagai garda terdepan termasuk semua pedagang dan pengepul mampu memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat,” kata bupati.
Bupati Tantri menegaskan memasuki tahun 2018, situasi politik pasti mempengaruhi harga. Salah satu isu stratgeisnya adalah adanya kecenderungan kenaikan harga komoditas utama dan tarif dasar listrik hingga lebih dari 100%. “Saya rasa kebijakan ini tepat diberikan oleh pemerintah karena kenaikan ini bukan untuk masyarakat miskin,” terang bupati.
Hanya saja upaya yang dilakukan Pemkab Probolinggo tidak akan sempurna manakala tidak ada kesamaan frekuensi. Oleh karena itu semua instansi diharapkan melakukan pengendalian inflasi dengan sering melakukan forum sharing untuk mempermudah koordinasi sehingga apabila ada permasalahan bisa cepat diatasi.
“Camat wajib mengetahui pertama kali, sehingga tim pengendali inflasi mampu memberikan solusi cepat dan solutif. Dengan demikian cita-cita bersama menekan inflasi benar-benar terwujud dengan bekerja secara efektif,” paparnya.
Kabag Administrasi Perekonomian dan SDA Kabupaten Probolinggo Santoso mengatakan kegiatan ini mempunyai tujuan koordinasi antara pemerintah, stakeholder, pelaku usaha dan masyarakat dalam hal pengendalian inflasi di Kabupaten Probolinggo untuk mewujudkan kondisi perekonomian yang stabil.
Kepada para pedagang maupun pengepul Bupati Tantri meminta agar tidak melulu berorientasi kepada kepentingan pribadi. Artinya ada sebuah kesepakatan laba yang berorientasi bagaimana ada keseimbangan. Dengan kata lain, bagaimana tetap laba tetapi tidak mencekik masyarakat Kabupaten Probolinggo. “Terima kasih atas dukungan dan partisipasinya yang mampu mengendalikan inflasi daerah di Kabupaten Probolinggo,” tegasnya.
Komoditas utama dalam hal ini sembako berupa beras yang menjadi trending topik. Beras ada kecenderungan naik khususnya premium. Oleh karena itu harus ada upaya bagaimana mengontrol beras jangan sampai ada lonjakan yang meresahkan masyarakat.
“Mulai hari ini harus rajin-rajin turun ke bawah dengan melakukan operasi pasar dan sidak ke gudang dibantu Bulog dan Satgas Pangan. Harapannya bisa meminimalisir niat segelintir orang yang ingin menimbun beras sehingga akan memperparah inflasi di Kabupaten Probolinggo,” tandasnya.
Harga beras yang melambung tinggi menjadi topik utama dalam inflasi di Kota Probolinggo saat ini. Untuk itu, Ahmad Sudiyanto Asisten Perekonomian dan Pembangunan menyampaikan beberapa kebijakan yang sudah dilakukan Pemerintah Kota Probolinggo yakni koordinasi dengan instansi terkait dan operasi pasar bersama dengan Satgas pangan dan Bulog.
“Saya minta masyarakat Kota Probolinggo tidak panik, kami akan terus berupaya menjaga stok guna menstabilkan harga beras serta memberikan beberapa bantuan kepada masyarakat yang kurang mampu khususnya,” tuturnya.
Kepala Bulog Divre Probolinggo Tomy, bahwa bulog siap memperkuat stok. Saat ini stok beras 13.000 ton aman untuk 3-4 bulan kedepan sambil menunggu musim panen. “Kami juga akan terus melalukan operasi pasar dengan menggelontorkan beras berkualitas medium dengan harga Rp 9.350,” jelas Tomy. Beberapa program bantuan juga akan diberikan seperti Raskin (Beras untuk masyarakat miskin), Rasidi (Beras bersubsidi) serta Rastra (Beras untuk masyarakat sejahtera). [wap]

Tags: