Harga Beras Medium Melonjak, Bulog Salurkan Bansos Rastra

Petani Desa Ngadilangkung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang saat melakukan panen padi, pada awal Desember 2017.

Kab Malang, Bhirawa
Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivisi Regional VII Malang, telah menyalurkan bantuan sosial (Bansos) berupa Beras Sejahtera (Rastra) seberat 3.800 ton beras di Kabupaten Malang dan Kabupaten/Kota Pasuruan. Penyaluran beras bansos itu, selain untuk penerima manfaat rumah tangga sasaran sebagai pengganti Rastra juga untuk meredam gejolak harga lantaran beras medium langka di pasaran.
“Penyaluran bansos Rastra kepada masyarakat di dua wilayah itu, masing-masing warga atau sasaran rumah tangga memperoleh 10 kilogram (kg) bersas selama bulan Januari hingg Februari 2018, dan diberikan secara gratis,” tegas Kepala Bulog Subdivre VII Malang, Dian Paramita, Selasa (2/1), kepada wartawan.
Ia mengaku, pihaknya dalam akhir-akhir ini minim pengadaan beras, karena pada bulan-bulan ini para petani sudah jarang panen, baik yang ada di wilayah Malang Raya maupun daerah-daerah lain di Jawa Timur (Jatim). Berdasarkan data terakhir, penyerapan beras hanya mampu mendapatkan 52 persen dari target pengadaan hingga tutup tahun 2017, yakni seberat sebanyak 67.100 ton.
“Meski Bulok minim melakukan pengadaan beras, namun stok beras di gudang Bulog masih mencukupi kebutuhan masyarakat hingga beberapa bulan mendatang. Bahkan, dalam waktu dekat ini, pihaknya menyalurkan beras Bansos Rastra sekaligus diharapkan mampu membendung melonjaknya harga beras di pasaran,” ujar Dian.
Dari pantauan harga beras dipasaran baru-baru ini, jelas dia, harga standar beras merek mentari dijual Rp 11.000-Rp 12.000 per kg. Sedangkan harga beras medium itu sudah di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) beras Bulog yang dipatok sebesar Rp 9.450 per kg. Sementara, pemicu kenaikan harga beras, disebabkan sudah tidak adanya panen ditingkat petani. Dan jika itu ada panen, jumlahnya tidak banyak, sehingga pada awal musim panen diperkirakan pada akhir Februari 2018.
“Tren harga beras naik dipasaran, hal ini telah membuat beras medium susah didapat masyarakat, bahkan langka. Namun kenyataan di pasar, harga beras medium di atas HET yang sudah ditetapkan Bulog,” ungkapnya.
Dengan harga beras medium yang harganya melampui HET, kata Dian, maka pihaknya berupaya untuk menstabilisasi harga. “Hal itu kita dilakukan sejak 2017, yaitu melalui Operasi Pasar (OP). Dan beras yang kita jual selama OP yakni sebesar Rp 8.100 per kg dari harga dasar beras Rp 7.300 per kg, yang bertujuan untuk meredam harga komoditas pangan itu selama Natal dan Tahun Baru 2018,” kata Dian.
Di kesempatan itu, ia juga menyampaikan, hasil evaluasi OP sampai 31 Januari 2017, pihaknya sudah menjual lebih dari 12 ton beras di Kabupaten/Kota Malang dan Kabupaten/Kota Pasuruan. Sejauh ini, pelaksanaan OP dinilai sudah berjalan efektif, tentunya mampu membendung melonjaknya harga beras di pasaran. “Kami mengaku jika masih terjadi kenaikan harga beras dipasaran, tapi hanya dikisaran rata-rata 0,5 persen sampai 1 persen,” terangnya.
Menurut Dian, kenaikan harga beras medium memang tak bisa dipungkiri mengingat pasokannya berkurang dipasaran. Akibatnya, harga beras tinggi telah menyumbang inflasi pada November 2017. Sebab, beras menjadi komoditas pangan teratas yang mengalami lonjakan harga selain obat dengan resep, cabai merah, besi beton, daging sapi, tomat sayur, udang basah, cabai rawit, semen, dan bawang merah.
“Untuk itu, kami terus mengevaluasi perkembangan harga beras di sejumlah pasar, baik di wilayah Malang Raya maupun di Surabaya. Sehingga agar tidak terjadi lonjakan harga beras medium dipasaran, maka pihaknya terus melakukan OP. Dengan OP yang pasti akan menekan lonjakan harga beras,” pungkasnya. [cyn]

Tags: