Harga Bunga Kredit Rumah Saatnya Disesuaikan

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Harga suku bunga kredit Kepemilikan Rumah (KPR) di nilai saat ini sangat membebani masyarakat. Dari besaran bunga KPR, sejumlah masyarakat kesulitan untuk mendapatkan rumah. Saat ini bunga KPR rata-rata 12 persen, seharusnya  pada tahun depanb bisa diturunkan menjadi 7 persen. Dengan turunnya bunga KPR sebesar 7%, bisnis properti juga berpengaruh kepada pertumbuhan rumah baru bagi masyarakat.
Dosen Ubaya Wiyono Pontjoharyo, Drs, MM, Ak setuju dengan gagasan Wapres Jusuf Kalla yang disampaikan beberapa waktu lalu, tentang kewajiban bank penyokong KPR untuk menurunkan bunga kredit KPR dari 12% menjadi 7 %, alasannya banyak masyarakat Indonesia belum memiliki hunian yang layak.
“Dengan tingginya suku bunga, menyebabkan pengembang enggan untuk melakukan pembangunan kawasan rumah baru. Ekspansi perumahan jadi terhambat, berpengaruh kepada pertumbuhan ekonomi kita yang kurang maksimal sehingga ada masyarakat yang belum memiliki hunian,” ujarnya, Senin (21/3) kemarin.
Siapa yang layak mendapatkan rumah dengan harga murah ? Lanjut Wiyono. Mereka yang termasuk katagori berpenghasilan rendah. Pemerintah dapat memberikan KPR subsidi dengan bunga KPR sampai dengan 5%. Dengan bunga 5% telah mendorong ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah untuk mampu naik menjadi masyarakat berpenghasilan menengah.
“Sekarang mendorong masyarakat berpenghasilan rendah untuk bisa memiliki rumah memang bukan perkara yang mudah, sekarang yang terpenting keinginan pemerintah untuk membantu mereka. Dengan bantuan pemerintah, masyarakat ini bisa di katakana naik kasta menjadi masyarakat menengah. Sama halnya dengan harapan Pak Wapres, agar bunga KPR bisa menjadi 7%,”  jelasnya.
Selain KPR, pemerintah juga harus mendung keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Karena para UMKM sangat bergantung kepada Kredit Usaha Rakyat (KUR). Bunga kredit sudah diturunkan dari 22 persen menjadi 12 persen, lalu kini diturunkan lagi menjadi 9 persen.
“Turunnya bunga KUR bisa menambah geliat ekonomi UMKM untuk dapat selamat dari pasar bebas Asean atau MEA. Tingginya bunga KUR akan menjadi faktor yang negatif dan menggembosi usaha kecil kita. Bagaimana pun tingkat pertumbuhan negara tidak bisa di topang dengan bunga kredit yang tinggi, bunga kredit harus rendah maka ekonomi bisa bergerak dengan normal,” tutupnya. [wil]

Tags: