Harga Cabai Bakal Kembali Normal

11-cabai-cabe-lombokSurabaya, Bhirawa
Panen raya cabai di beberapa daerah, bakal membuat harga buah dengan nama latin Capsicum annum L diprediksi bakal turun. Jika sejak sepekan lalu harga cabai di tingkat petani sebelumnya mencapai Rp 65.000/kg kini turun menjadi Rp 50.000/kg. Diperkirakan harga bakal kembali normal di kisaran Rp 30.000/kg saat memasuki panen raya pada Mei mendatang.
“Harga cabai rawit diperkirakan normal kembali pada Mei, bersamaan dengan datangnya panen raya di sejumlah sentra produksi di Jatim. Harga cabai turun sepekan lalu karena di beberapa sentra sudah ada yang panen, meski belum memasuki panen raya,” kata Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia Jawa Timur, Sukoco, Kamis (10/4).
Menurut dia, tingginya harga cabai rawit selama ini murni disebabkan produksi yang kecil karena di beberapa sentra produksi belum memasuki usia panen. Untuk rusaknya tanaman cabai rawit di Kediri karena terdampak erupsi Kelud, sebenarnya tidak terlalu berpengaruh pada pasokan komoditas tersebut.
Pasokan cabai rawit, jika sudah panen, dari sentra-sentra produksi di Jatim sebenarnya masih banyak, seperti dari Banyuwangi dan Kab. Blitar. Pada akhir April, diprediksi cabai rawit akan meluber di pasar karena di sentra produksi sudah memasuki musim panen raya. Pada Mei, produksi diperkirakan lebih banyak lagi.
Ia mengatakan, panen cabai diperkirakan pada lahan seluas 8.000-9.000 hektare dengan produksi mencapa 6 ton/hektare bakal mulai di akhir April. Sedangkan memasuki Mei, luas panen diperkirakan lebih besar, yakni 10.000 hektare dengan produksi sebesar 5 ton/hektare. Dengan produksi sebesar itu, maka otomatis akan menurunkan harga ke posisi normal, yakni di kisaran Rp 30.000/kg di tingkat petani.
Jika harga di tingkat petani alami penurunan dan relatif tak mengalami lonjakan berarti, harga cabai rawit merah di pasar tradisional hampir di seluruh penjuru tanah air makin meroket hingga menembus Rp 90.000 per kilogram (kg). Dari data Kementerian Pertanian (Kementan) terdapat sejumlah analisa penyebab meroketnya harga sekaligus menyodorkan solusi guna meningkatkan produksi cabai petani.
Dirjen Hortikultura Kementan, Hasanuddin Ibrahim menuturkan, harga cabai rawit merah yang harganya melonjak. Produksinya hampir mencapai 250.000 ton. Persoalannya, budidaya cabai rawit merah memerlukan waktu tanam yang cukup lama yakni hingga 9 bulan. Luas tanam petani terbatas dan menyebar.
Umumnya, petani menyewa lahan dan tidak menggabungkan dengan tanaman lain. Beberapa ditanam di daerah cekungan. “Masalahnya ketika ditanam pada musim hujan ini tanaman cabai yang total produksinya berkisar 250.000 ton itu jadi cepat busuk, petani gagal panen,” ujarnya.
Dia mengimbau Kementerian Perdagangan menyurati Dinas Perindustrian dan Perdaganan untuk mengumpulkan para pedagang besar cabai yang dinilai banyak berperan menentukan harga hingga ditingkat ritel. Menurutnya, harga cabai merah keriting di tingkat petani tidak lebih dari Rp 27.000kg, namun ditingkat ritel melebihi Rp 80.000 kg. [rac]

Panen Raya Cabai
–  Bulan April luas lahan panen 8.000-9.000 hektare dengan produksi mencapa 6 ton/hektare
–  Bulan Mei, luas lahan panen 10.000 hektare dengan produksi sebesar 5 ton/hektare. Dengan produksi sebesar itu, maka otomatis akan menurunkan harga ke posisi normal, yakni di kisaran Rp 30.000/kg di tingkat petani.

Rate this article!
Tags: