Harga Cabai di Jatim Masih Mahal

Foto: ilustrasi

Kekurangan Stok, di Sumenep Tembus Rp130 Ribu per Kg
Sumenep, Bhirawa
Hargai Cabai di hampir seluruh kabupaten/kota di Jatim masih sangat tinggi. Salah satu  pemicu tingginya harga cabai karena minim dan teratasnya stok di pasaran. Kondisi ini juga dipengaruhi tingginya curah hujan di beberapa daerah penghasil cabai.
Harga cabai kecil biasa di pasar induk Kabupaten Sumenep terus mengalami kenaikan. Pada pekan lalu, harga cabai kecil biasa seharga Rp110 ribu per kilogram, namun diawal pekan ini mengalami kenaikan sebesar Rp20 ribu, yakni menjadi Rp130 ribu.
Kabid Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumenep, Sukaris mengatakan, dalam beberapa bulan terahir ini harga cabai kecil biasa memang terus mengalami kenaikan. Bahkan, pada awal pekan ini juga naik sebesar Rp20 ribu per kg, semula hanya Rp110 ribu menjadi Rp130 ribu per kg ditingkat pedagang.
“Beberapa bulan terahir ini harga cabai kecil biasa terus naik, pekan lalu masih Rp110 ribu per kg dan awal pekan ini naik lagi menjadi Rp130 ribu,” kata Kabid Perdagangan, Disperindag Sumenep, Sukaris, Senin (6/2).
Menurutnya, salah satu penyebab naiknya harga cabai kecil biasa itu diprediksi karena terbatasnya stok ditingkat petani. Sebab, para petani saat ini masih banyak yang proses menanam kembali, sedangkan pohon cabai yang lalu sudah banyak yang mati sehingga hal itu berdampak pada tingginga harga. “Stoknya memang kurang, tidak mencukupi kebutuhan konsumen. Hal itu yang kemungkinan besar mempengaruhi terhadap mahalnya cabai kecil biasa,” jelasnya.
Kondisi yang sama juga terjadi di Kabupaten Madiun, harga cabai rawit di pasar tradisional Kabupaten Madiun, menembus angka Rp120.000 per kilogram.
“Harga cabai rawit merah masih terus naik. Sejak beberapa hari ini sudah mencapai Rp120.000 per kilogram. Melebihi harga daging sapi kualitas super di wilayah setempat yang mencapai Rp110.000 per kilogram,” ujar Suprapti, pedagang cabai dan kebutuhan pokok di Pasar Sambirejo, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun.
Menurutnya, harga cabai rawit terus naik karena pasokan komoditas tersebut yang minim di pasaran akibat banyaknya lahan pertanian cabai yang gagal panen selama cuaca ekstrem ini. “Harganya terus naik hingga membuat para pedagang kesulitan untuk kulakan karena begitu tingginya,” kata dia.
Demikian juga di pasar pasar tradisional Kediri, misalnya, Pasar Setonobetek, Pasar Bandar, Pasar Pahing, Kota Kediri. Harga cabai keriting juga mahal, mencapai Rp53 ribu per kilogram, dan cabai merah biasa Rp39 ribu per kilogram.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Kediri Yetti Sisworini mengatakan, tingginya harga cabai itu bukan hanya terjadi di Kota Kediri, melainkan secara nasional. Cuaca juga sangat berpengaruh pada stok cabai di pasar. Banyak petani cabai yang panen tidak maksimal, karena terkendala cuaca.
“Pada umumnya petani cabai pun dengan cuaca seperti ini, hasil (panen) tidak maksimal. Dampaknya, tidak bisa panen raya untuk cabai ini, sehingga barang berkurang, harganya menjadi mahal,” jelasnya. [sul]

Rate this article!
Tags: