Harga Cabai di Kota Mojokerto Tembus Rp 44 Ribu Perkilogram

Salah satu penjual sayur dan cabai di Pasar Tradisional Tanjung Anyar, Kota Mojokerto. [kariyadi/bhirawa]

Kota Mojokerto, Bhirawa
Hingga hari ketujuh Bulan Ramadan harga sejumlah komoditi yang dijual di pasar tradisional Kota Mojokerto mengalami kenaikan. Salah satu komoditas yang mengalami kenaikan di Pasar Tanjung Anyar Kota Mojokerto yakni cabai merah. Kini harganya mencapai sekitar Rp44 ribu per kilogram
Menurut Ardian Firmansyah, salah seorang pedagang, beberapa komoditas mengalami kenaikan sejak awal Bulan Ramadan.
”Tiga hari yang lalu cabai merah mulai mengalami kenaikan, sebelumnya hanya Rp35 ribu per kg, tapi sekarang menjadi Rp44 ribu per kg. Berbeda dengan cabai rawit yang kini masih stabil,” tandasnya.
Kenaikan harga juga terjadi pada jenis bahan dapur jenis Tomat yang saat ini mencapai Rp18 ribu, padahal sebelumnya hanya Rp8 ribu sampai Rp10 ribu. Kenaikan juga terjadi pada komoditas bawang merah. Kini mencapai Rp35 ribu, padahal sebelumnya sekitar Rp25 ribu per kg.
Firman menjelaskan, kenaikan beberapa bahan pokok di awal Bulan Ramadan karena stok yang menipis. Untuk cabai yang biasanya di kirim dari wilayah Kec Dawarblandong dan Pacet mengalami kenaikan di karenakan stok di petani yang menipis dan di perkirakan banyak yang mengalami gagal panen akibat hujan pada malam hari.
Sementara itu, Amelia (27), pedagang yang lain juga menambahkan, kenaikan harga bahan pokok di Pasar Tanjung terjadi secara bertahap. ”Ada yang naik dan ada yang turun. Namun yang saat ini menjadi perhatian yakni kenaikan cabai merah yang harganya mencapai Rp44 ribu per kilo,” katanya.
Berbeda dengan bawang putih. Saat ini mengalami penurunan secara bertahap. ”Di Pasar Tanjung harga tertinggi pada bawang putih pernah mencapai Rp68 ribu perkilo, tapi itu hanya bertahan beberapa hari. Sejak H-1 Bulan Ramadan hingga kini sudah turun menjadi Rp48 ribu,” ujarnya.
Amelia juga mengaku, penurunan bawang putih di sebabkan melimpahnya stok yang di gelontorkan oleh pemerintah beberapa hari lalu. Sehingga hal ini yang diduga menjadi penyebab turunnya Bawang Putih.
Kenaikan harga bahan dapur juga terjadi pada ayam broiler (ayam potong). Tersendatnya pasokan menjadi salah satu penyebabnya.
Bagus Saputra (29), pedagang ayam potong mengatakan, sebelum Bulan Ramadan, harga daging ayam broiler Rp30 ribu per Kg. Kenaikan signifikan terjadi pada H-1 puasa, yaitu mencapai Rp36 ribu per Kg. ”Sudah dua hari ini bertahan di harga Rp33 ribu per kilogram,” katanya, Kamis (9/5).
Bagus juga mengatakan, kenaikan harga itu terjadi akibat ulah para suplier. Para pemasok menaikkan harga ayam broiler hidup secara bertahap sejak mendekati bulan puasa. Dari Rp18 ribu per Kg, kini menjadi Rp22 ribu per Kg. Ayam potong itu pasokan dari Nganjuk dan Blitar. ”Harganya naik karena suplier juga menaikkan harga ayam potong hidup. Saya pun terpaksa ikut menaikkan harga supaya tak rugi,” jelasnya.
Kepala Disperindag Kota Mojokerto, Ruby Hartoyo mengatakan, jika pihaknya tetap melakuiwn pantauan komoditi iru di pasaran. Pemantauan untuk memastikan pasokan stock hingga stabilitas harga. ”Setiap hari kami terjunkan tim ke pasar untuk memastikan jumlah stock aman dan haganya terjangkau,” terang Ruby Hartoyo. [kar]

Tags: