Harga Cabai di Probolinggo Semakin Pedas, Cabai India Tembus Rp 87 Ribu Per Kg

Banyak yang busuk petani Cabai Probbolinggo panen dini.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Probolinggo, Bhirawa
Sudah Menjadi Kebiasaan Petani Cabai Beralih Tanam Ke Komoditas Tanaman Lain Saat Musim Hujan Datang. Hal Itu Berpengaruh Pada Harga Cabai Menjadi Naik. Kenaikan Harga Cabai Ini Banyak Dikeluhkan Konsumen. Harga Cabai Di Pasaran Saat Ini Sudah Mencapai Rp 60 Ribu Per Kilogram. Bahkan cabai India tembus Rp 87 ribu per kg.
Salah seorang pedagang cabai India di Pasar Baru Kota Probolinggo, Suparman, Minggu 19/1/2020 mengatakan, cabai India bisanya digunakan sebagai menggantikan cabai rawit segar ketika harganya melambung. Tapi, sekarang cabai India ini juga mahal. Satu kilogram sampai Rp 87 ribu, ujarnya. Biasanya tidak pernah sampai segitu. Kalau pas cabai rawit mahal, cabai ini jadi pengganti. Tapi, sekarang tidak bisa. Soalnya ini malah lebih mahal, ujarnya.
Ia mengaku tidak tahu pasti penyebab mahalnya cabai rawit kering asal India. Biasanya harganya tidak sampai Rp 50 ribu per kilogram. Ini jadi campuran sambal orang jualan bakso kalau pas cabai rawit segar mahal. Tapi, sekarang jarang yang beli, ujarnya.
Dari segi rasa, kata Supami, cabai rawit India lebih pedas dibanding cabai rawit lokal. Daya tahannya juga lebih lama. Kalau cabai rawit biasa seminggu sudah busuk. Ini bisa sampai sebulan ndak masalah, katanya.
Hal senada diungkapkan Rohani, menurutnya, harga cabai India masih lebih mahal daripada cabai basah. Orang akhirnya tetap pilih cabai rawit biasa. Harganya masih Rp 60 ribu per kilogram. Kalau cabai rawit ini (India) sampai Rp 87 ribu, ujarnya.
Mahalnya harga cabai rawit juga berdampak pada ongkos memetiknya. Salah seorang petani cabai H. Irfan menuturkan harga jasa pemetik cabai bergantung dari harga cabai. Jika harga cabai mahal, harga jasa pemetik juga mahal.
Menurutnya, saat ini harga cabai rawit di tingkat petani mencapai Rp 55 ribu per kilogram. Dengan harga tersebut, jasa pemetik cabai bisa mencapai Rp 70 ribu sampai Rp 80 per hari per orang. Bila harga cabai murah, biasanya hanya Rp 30 ribu sampai Rp 40 ribu per hari per orang.
“Itu satu hari penuh. Mulai pukul 08.00 hingga pukul 16.00. Kami masih kirim makanan saat jeda istirahatnya. Namun, untuk sawah saya ini, saya dan anak petik sendiri, paparnya. Memasuki musim hujan harga cabai makin mahal. Menurutnya, itu karena ketika musim hujan cabai lebih cepat busuk. Karenanya, tidak perlu menunggu terlalu tua, cabainya langsung dipetik.
Petani menyebut, idealnya, harga normal untuk cabai rawit ini berkisar antara Rp20 ribu perkilogram. Nah, petani bakal mengalami kerugian, ketika harga cabai hanya sebesar Rp5 ribu hingga Rp7 ribu perkilogram.
Harganya sekarang Rp55 ribu perkilo, dari petani ke pedagang. Sebelumnya saat murah, harganya antara Rp15 ribu sampai Rp20 ribu perkilo. Mahalnya itu sekitar 15 hari terakhir, tidak tahu kenapa mahalnya. Banyak yang busuk, mungkin kena hujan itu, tuturnya.
Kondisi ini membuat pedagang di pasaran mengurangi jumlah penjualan. Ketika harga mahal, pedagang di pasar memilih untuk tidak menyimpan cabai dalam jumlah banyak. Jika menyetok dalam jumlah banyak, pedagang khawatir, cabai yang dijualnya tidak laku. Sekarangpun banyak yang busuk, karena lama mau laku. Kalau mahal pembeli menurun, tandas Surti pedagang cabai di Pasar Baru.
Harga Cabai saat ini di Probolinggo semakin pedas. Padahal beberapa hari yang lalu harga cabai masih sekitar Rp 45 ribu per kilonya,” jelas Prayit pedagang cabai di pasar Maron kabupaten Probolinggo.
Naiknya Harga Cabai Harus Membuatnya Benar-Benar Bisa Mengatur Takaran Penggunaan Cabai Saat Melayani Pembelinya. Dia Berharap Cabai Yang Dibelinya Setengah Kilogram Bisa Mencukupi Kebutuhan Pedas Pembelinya, lanjut Toriwan pedagang bakso dan gorengan di Dringu.
“Biasanya kalau ada pembeli yang suka pedas itu minta nambah cabai. tapi paling banyak konsumsi cabai itu konsumen gorengan yang bisa menghabiskan satu hingga 5 linting cabai sekali makan gorengan,” ujarnya.
Naiknya harga cabai itu juga diungkap salah satu penjual cabai di pasar Semampir. penjual itu mengatakan, cabai di tempatnya dipasok p 45 ribu sampai Rp 50 ribu dari para pengepul. dengan harga jual Rp 55 ribu sampai Rp 60 ribu per kilo.
“kulakannya memang sudah mahal dari para pengepul. jadi, harga menyesuaikan. sebab, kalau tidak seperti itu, bisa saya yang rugi. selain itu, harga itu juga relatif, mengikuti kualitas cabai. kalau bagus, warnanya merah itu bisa Rp 55 ribu harga kulakannya,” ujar Siti Rohmah.
Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kabupaten Probolinggo Deny Kartika Sari mengatakan, pihaknya masih belum mengetahui harga cabai yang melambung. “kami masih akan mencari informasi terlebih dahulu, hingga nantinya akan ditindaklanjuti,” ujarnya.
Mahalnya harga cabai rawit membuat konsumen, terutama produsen makanan yang membutuhkan bahan baku cabai kebingungan. Apalagi, cabai rawit kering asal India yang biasa digunakan pengganti cabai rawit juga mahal.
Kenaikan harga cabai itu diduga karena cuaca ekstrem yang melanda kawasan penghasil cabai di Probolinggo. Pasokan cabai berkurang karena busuk. Namun naiknya harga cabai ini, sepertinya menjadi berkah tersendiri bagi para petani. Pasalnya harga penjualan hasil panen meningkat dari biasanya, tambahnya.(Wap)

Tags: