Harga Cabai di Sumenep Capai Rp80 Ribu Per Kilogram

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Sumenep, Bhirawa
Harga cabai kecil biasa di Kabupaten Sumenep, Madura, Jatim relatif tinggi yakni mencapai Rp80 ribu per kilogramnya. Sedangkan harga cabai merah besar Rp30 ribu per kg. Tingginya harga cabai tersebut terjadi sejak pertengahan bulan Desember 2016 dan bertahan hingga awal 2017 ini.
Kabid Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumenep, Heni Yulianto mengatakan, tingginya harga cabai kecil biasa tersebut diprediksi lantaran saat ini stok cabai ditingkat petani sangat terbatas. Sebab, banyak tanaman cabai yang sudah mulai mati dan petani baru melakukan penanaman cabai lagi.
“Harga cabai kecil biasa memang tinggi sejak pertengahan bulan Desember 2016 dan bertahan hingga sekarang. Penyebabnya tetap, ya karena kekurangan stok. Para petani tidak bisa memenuhi kebutuhan konsumen,” kata Kabid Perdagangan, Disperindag Sumenep, Heni Yulianto,  Selasa (03/01).
Selain cabai yang bertahan tinggi, harga daging sapi juga bertahan di angka Rp120 ribu per kilogramnya. Sedangkan harga daging ayam broiler Rp30 ribu, daging ayam kampung Rp65 ribu, harga telur ayam petelur Rp20 ribu, telur ayam kampung Rp38.400 per kg. “Harga daging ayam juga masih tinggi. Bahkan banyak komuditas yang memang belum ada penurunan harga sejak bulan kemarin. Kemungkinan karena dampak tahun baru dan Maulid Nabi,” ujarnya.
Sebagian harga komuditas terpantau relatif stabil seperti harga beras jenis Ir 64 Rp9.400, Ir desa Rp8.700, gula pasir dalam negeri Rp13 ribu, minyak goreng curah Rp12 ribu, bawang merah Rp32 ribu, bawang putih Rp34 ribu. “Mentega curah Rp21 ribu, Kol/kubis Rp12 ribu, kentang Rp11 ribu, tomat Rp6 ribu, wortel Rp14 ribu, bunciz Rp10 ribu dan kelapa Rp6 ribu,” tegasnya.
Ia menerangkan, pihaknya tidak bisa menekan kenaikan harga tersebut. Sebab, harga komuditas dipasaran mengikuti perkembangan kebutuhan dan persediaan stok. “Tapi kami tetap terus memantau. Untuk saat ini, memang ada sejumlah komuditas yang harganya naik, tapi ada pula yang stabil,” imbuhnya. [sul]

Tags: