Harga Cabai Mahal, Petani Jember Rugi

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Jember, Bhirawa
Para petani cabai di Kabupaten Jember, Jatim mengalami kerugian, meskipun harga komoditas tersebut di kabupaten setempat masih cukup tinggi hingga menembus Rp50.000 per kilogram di tingkat petani.
“Harga cabai memang mahal, namun banyak lahan petani yang gagal panen akibat tingginya curah hujan, sehingga menyebabkan kerugian yang cukup besar,” kata salah seorang petani Imam Suyuti di Jember, Selasa (22/11).
Ia mengatakan harga jual cabai merah besar di tingkat petani saat ini mencapai Rp50.000 per kilogram atau naik dibandingkan pada bulan Oktober 2016 yang seharga Rp30.000 per kilogram.
“Harga cabai rawit juga naik dari harga sebelumnya sebesar Rp20.000 hingga Rp30.000 menjadi Rp50.000 per kilogram, sedangkan cabai rawit hijau naik, dari Rp17.000 menjadi Rp30.000 per kilogram,” tuturnya.
Meskipun harga cabai cukup tinggi, lanjut dia, petani mengaku masih mengalami kerugian karena sebagian besar areal lahan petani gagal panen akibat curah hujan yang tinggi. “Hujan menyebabkan pembusukan pada buah, sehingga banyak petani yang gagal panen raya dan hanya bisa menjual cabai dalam jumlah yang lebih sedikit di pasar,” kata petani asal Desa Andongsari, Kecamatan Ambulu itu.
Menurut dia, rata-rata terjadi penurunan produksi 50 persen hingga 85 persen setiap 1 hektare. Pada kondisi normal, setiap hektare lahan cabai merah besar dapat menghasilkan antara 1-3 ton cabai.
“Sekarang rata-rata hanya bisa panen sekitar 500 kilogram saja, bahkan ada wilayah yang cuma bisa panen 75 kilogram cabai akibat banyak yang terserang penyakit yang menyebabkan pembusukan buah atau biasa dikenal ‘pathek’,” ujarnya.
Ia menjelaskan biaya produksi yang dikeluarkan petani cabai merah besar antara Rp70 juta hingga Rp100 juta per hektare, sedangkan untuk cabai rawit sekitar Rp50 juta per hektare.
“Pendapatan petani di bawah break event point  (BEP), sehingga petani masih mengalami kerugian dan kami memprediksi musim tanam mendatang akan banyak petani cabai yang beralih ke tanaman lain,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, beban utang petani yang belum bisa terlunasi di musim tanam tahun ini dan petani juga masih memerlukan biaya untuk musim tanam mendatang. “Sedikitnya modal yang dimiliki petani akan berdampak pada pengurangan jumlah petani yang tanam cabai. Apalagi, musim ini banyak petani cabai pemula yang gampang berubah pilihan tanam karena tergantung kondisi tata niaga komoditas tertentu,” ujarnya. [ant]

Rate this article!
Tags: