Harga Cabai Mahal, Waspada Jadi Pemicu Inflasi di Kota Malang

Foto: ilustrasi

Kota Malang, Bhirawa.
Harga cabai di pasar tradisional Kota Malang makin mahal. Jika pekan lalu harganya sempat turun di angka Rp 76 ribu per kilogram, kini kembali naik menjadi Rp 80 ribu per kilogram. Kenaikan harga komoditi ini bisa menjadi pemicu inflasi Kota Malang di bulan Januari 2020. 
Pasalnya, cabai menjadi komoditi yang sering menyumbang angka inflasi Kota Malang. Selama
tahun 2019 lalu, harga cabai sudah menjadi satu dari 10 komoditi yang berkontribusi terhadap inflasi. Sementara kenaikan harga cabai ini terjadi sejak awal Januari lalu.
“Setelah tahun baru harganya terus naik, kadang turun sedikit beberapa hari, lalu naik lagi,” kata Agus Salam, salah satu pedagang cabai di Pasar Besar Malang, Kamis (30/01/2020)
Tak hanya cabai rawit, harga cabai merah besar pun ikut naik. Pekan ini, cabai merah besar dibanderol Rp 75 ribu per kilogram, padahal pekan lalu harganya Rp 66 ribu per kilogram. 
“Untuk cabai besar kemarin sempat mencapai Rp 72 ribu per kilogram, lalu turun sedikit jadi Rp 66 ribu per kilogram, sekarang naik lagi jadi Rp 75 ribu per kilogram,” ungkapnya.
Komoditi bawang merah pun mengalami kenaikan serupa. Saat ini harganya mulai naik menjadi Rp 37 ribu per kilogram. Padahal sebelumnya dihargai Rp 32 ribu per kilogram. “Mahal karena barangnya sempat kosong juga, pasokan terhambat,” tuturnya.
Menurut Agus, musim hujan menjadi penyebab utama mahalnya harga cabai. Pasalnya, saat musim hujan, banyak cabai yang membusuk. Akibatnya, pasokan menjadi berkurang. 
“Pasokan kurang, kiriman terlambat, kualitas kurang bagus hujan-hujan begini. Biasanya pasokan 30 sampai 40 kilogram, sekarang turun jadi 25 kilogram. Kalau masih hujan terus seperti ini, harganya bisa naik lagi, padahal normalnya Rp 20 ribu sampai Rp 25 per kilogram,” ujarnya.
Mahalnya harga cabai ini pun berpengaruh pada daya beli masyarakat. Selama ini rata-rata pelanggan Agus membeli sekitar satu kilogram, kini kuantitasnya dikurangi. “Belinya jadi cuma 3/4 atau terkadang setengah kilogram saja. Jadi pengaruh sekali sama penjualan,” tandas Agus.
Namun mahalnya harga cabai ini tak masalah bagi Amalia, seorang ibu rumah tanggal di kawasan Cemorokandang Kota Malang. Sebab, ia selama ini telah berupaya menanam cabai di depan rumahnya.
Upaya ini merupakan salah atau bagian program urban farming yang diterapkan Pemkot Malang.
“Sebenarnya susah juga kalau harga cabai mahal, tetapi untungnya di rumah tanam cabai sendiri. Jadi kalau butuh cabai tinggal petik,” tukasnya.
Terkait faktor cuaca, Badan Pusat Statistik(BPS) Kota Malang pun mengakui jika hal itu menjadi penyebab inflasi. ”Kenaikan harga beberapa bahan makanan tertentu ditentukan oleh kondisi pasokan hasil panen yang ditentukan oleh kondisi iklim dan cuaca. Ini hal yang wajar,” ungkap Kepala BPS Kota Malang, Sunaryo. [mut]

Tags: