Harga Cabai Melonjak Tinggi di Kabupaten Malang, Warga Enggan Membeli

Pedagang sayur di Pasar Kepanjen, Kec Kepanjen, Kab Malang, ikut merasakan mahalnya harga cabai rawit. [cahyono/Bhirawa]

Kab Malang, Bhirawa
Harga cabai rawit di Kabupaten Malang kini tembus angka Rp 130 ribu per kilogram. Padahal, pada hari Senin (1/3), harga cabai merah masih pada angka Rp 98 ribu per kilogram. Sehingga dengan mahalnya harga cabai rawit, maka banyak masyarakat dan pemilik warung makan enggan untuk membeli cabai rawit. Sedangkan penyebab kenaikan harga cabai rawit tersebut, karena saat ini musim penghujan. Sehingga hal itu berimbas pada petani cabai rawit gagal panen dibeberapa daerah.

Salah satu pedagang cabai di Pasar Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang Nur Hayati, Rabu (3/3), kepada wartawan mengatakan, kenaikan harga cabai rawit di Kabupaten Malang, karena cabai rawit mengalami kelangkaan di pasaran. Sehingga kelangkaan cabai rawit itu, telah menyebabkan harga jual cabai rawit naik drastis. “Dan ini sesuai dengan hukum ekonomi pada umumnya, yang mana untuk menggambarkan betapa tingginya harga cabai untuk saat ini,” ujarnya.

Menurutnya, lonjakan harga cabai rawit sangat fantastis, yakni mencapai angka Rp 130 ribu per kilogram. Sehingga hal itu telah membuat para pedagang cabai rawit di Pasar Kepanjen tidak menyangka kenaikan bisa mencapai angka tersebut. Dan sepertinya harga cabai rawit ini akan berlanjut sampai memasuki bulan suci Ramadhan hingga Hari Raya Idul Fitri.

“Kami biasanya memiliki stok cabai rawit seberat 3-4 kwintal per hari, namun karena ada kelangkaan cabai rawit saat ini, maka hanya menyetok 1 kwintal cabai rawit saja per harinya. Sehingga dirinya pun tidak tahu sampai kapan kenaikan harga cabai rawit tersebut,” tutur Nur.

Karena kondisi harga cabai rawit masih tinggi, kata dia, maka dirinya sekarang tidak berani menyetok cabai rawit, karena keadaannya sedang tidak menentu. Sebab, jika berspekulasi menyetok cabai terlalu banyak, jika nantinya tidak laku, tentunya akan busuk, sehingga dirinya akan mengalami kerugian yang cukup besar. Dan pelanggan saya yang memiliki usaha makanan, khususnya masakan pedas, kini beralih ke cabai kering.

Ditempat terpisah, salah satu pemilik warung pedas di wilayah Desa Talangagung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang Suryanti membenarkan, selama harga cabai rawit mahal, maka dirinya dalam memasak sayuran pedas menggunakan cabai kering, karena harganya masih terjangkau. Karena jika menggunakan cabai rawit segar, yang jelas tidak terjangkau untuk membeli cabai rawit, yang kini sudah tembus Rp 130 ribu per kilogram.

“Harga cabai rawit sangat mahal, maka dirinya menyiasati untuk memenuhi kebutuhan masakan sayur pedas dengan menggunakan cabai kering, Sehingga dengan begitu, dirinya masih bisa bertahan untuk menjual masakan sayur pedas,” tegasnya. [cyn]

Tags: