Harga Daging Ayam Turun Hingga Rp 22ribu Perkilogram di Bondowoso

Rere, penjual daging ayam di Pasar Induk Bondowoso sejak tahun 1996. (Ihsan Kholil/Bhirawa)

Bondowoso, Bhirawa
Penurunan harga daging ayam secara berangsur ini telah terjadi sejak beberapa hari terakhir, sejak 1 April 2020 lalu. Seperti di Pasar Induk Bondowoso mengalami penurunan hingga Rp 22ribu per kilogram dari sebelumnya Rp 30ribu per kilogram.
Salah seorang Wanita pedagang daging ayam di Pasar Induk Bondowoso, Rere mengaku, menurutnya, dia tak menampik bahwa hal ini terjadi sebagai dampak adanya Corona Virus Disiase (Covid-19). Kata dia, harga di agen daging ayam, sebenarnya sekitar Rp 16ribu hingga Rp 18ribu per kilogram.
Rere pun mengaku, semula saat harga daging ayam masih Rp 30ribu, peminatnya sedikit. Bukan hanya ibu rumah tangga, melainkan juga rumah-rumah makan pun mengurangi pembelian daging ayam. “Kalau sepi karena corona ini sudah sejak dua minggu. Kan banyak rumah makan libur, kalaunhuka belinya sedikit. Biasanya beli 6kilogram, sekarang cuma beli 2 kilogram,” kata Rere, Sabtu (4/4).
Wanita yang telah berjualan daging ayam di Pasar Induk Bondowoso sejak tahun 1996 itu, sejak harga daging ayam turun barulah dirinya bisa menjual sekitar 75kilogram hingga 1 kwintal dalam sehari. “Kalau yang sepi kemarin itu, cuma 50kilogram saja sehari,” akunya.
Sementara itu, Kasi Usaha Perdagangan dan Pengembangan Ekspor Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Ida Kurnia Theolita, mengaku, bahwa turunnya harga daging ayam terjadi hampir di semua pasar tradisional di Kabupaten Bondowoso.
Menurutnya, ini terjadi karena dampak Covid-19 yang menyebabkan kebutuhan masyarakat menurun, sementara daging ayam melimpah. Ujungnya, harganya jeblok. “Pengaruh dari Corona itu. Jadi penjualan mereka menurun, karena kebutuhan masyarakat kan juga menurun karena ada kebijakan membatasi keluar rumah. Juga warung-warung juga kan banyak yang nutup, membatasi jam buka. Kebutuhan masyarakat semakin menurun, sementara produksinya kan cepat untuk menghasilkan ayamnya itu. Yang saya amati ya seperti itu, sehingga harganya jeblok,” paparnya.
Akan tetapi, dengan turunnya harga daging ayam tersebut. Banyak warga yang berduyun-duyun membeli daging ayam. “Cuma mungkin karena harganya turun, akhirnya masyarakat pembelinya berlebih. Sehingga malah menimbulkan kerumunan. Kan sempat sampai dijaga polisi,”pungkasnya.[san]

Tags: