Harga Garam Anjlok Petani Suplai ke Luar Daerah

Petani garam di Kabupaten Probolinggo yang menjual produknya ke luar daerah.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Probolinggo, Bhirawa
Murahnya harga garam di Kabupaten Probolinggo belakangan dikeluhkan petani garam setempat. Supaya bisa tetap mendapatkan rupiah, petani pun harus mengatur siasat. Termasuk menyuplai dan menjual ke luar Probolinggo.
Petani garam yang menyuplai garamnya salah satunya adalah Suparyoono. Petani garam asal Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan itu menyuplai garam hasil panennya ke Banyuwangi. Sebab ia mengaku haraga garam yang ada di Probolinggo terlampau murah. “Harga garam yang ada di Probolinggo Rp 450 per kilogramnya. Nah kalau di daerah luar seperti Banyuwangi itu sampai Rp 900-Rp 1000 per kilogaramnya,” ujarnya.
Suparyono mengungkap, suplai garam sidah dilakukan olehnya sejak empat hari yang lalu. Sedikitnya sudah ada sepuluh truk pengangkut garam yang dibawanya menuju Banyuwangi. “Ditambah produksi garam saat ini masih mengalami gangguan disebabkan masih masuk pada musim hujan. Sehingga saya suplai ke luar. Memang biaya transportasinya mahal, namun untuk hasil masih ada,” katanya.
Menyikapi wabah virus korona yang mendapat imbauan dari pemerintah agar melakukan isolasi mandiri, Suparyono mengatakan, pihaknya memang mendapat imbauan dari pemerintah setempat. Sehingga, pengelolaan tani garamnya, para pekerja hatus mengikuti protokoler antisipasi virus korona.
“Pada lahan tani garam saya, sudah menerapkan pencucian tangan dan protokoler lainnya untuk pencegahan virus korona. Termasuk pembatasan waktu. Selain itu, mobil pengangkut garam yang dibawa saya juga dilakukan pemeriksaan dan penyemprotan oleh pemerintah Banyuwangi, tepatnya saat masuk Daerah Genteng Banyuwangi, sopir dan barang yang biasanya disentuh oleh tangan disemprot disinfektan,” jelasnya.
Petani seperti Suparyono juga berharap, wabah virus korona ini bisa cepat berlalu. Sebab, apabila terus berkelanjutkan, yang paling dirasakan imbasnya adalah warga yang memiliki perekonomian menengah ke bawah. Termasuk petani garam seperti dirinya.
“Mau meliburkan para pekerja dengan berdiam diri di rumah kan tidak mungkin. Sebab mereka memiliki keluarga yang harus dinafkahi. Semoga wabah virus korona ini tidak sampai mengeluarkan kebijakan lockdown dari pemerintah. Sebab kalau itu terjadi, maka akan sangat berpengaruh pada masyarakat yang kerjanya tidak dibayar bulanan,” tuturnya.
Sepanjang 2019, Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo menarget bisa memproduksi 22.000 ton garam. Syukur, target ini tercapai. Karenanya, tahun ini target produksinya dinaikkan 1.000 ton menjadi 23.000 ton.
Kabid Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo Hari Pur Sulistiyanto mengatakan menaikkan target perlu dilakukan perencanaan yang baik agar dapat tercapai. “Kami asumsikan tahun ini cuaca dalam keadaan normal. Maka, target tersebut akan tercapai,” ujarnya.
Menurutnya, produksi garam sangat bergantung pada cuaca. Ketika kemarau seperti tahun kemarin, memberikan keuntungan di bidang produksi garam. “Kemarau sangat berpengaruh pada produksi garam. Jika cuaca panas, produksi garam juga akan melimpah,” ujarnya.
Di Kabupaten Probolinggo, terdapat sejumlah wilayah tambak produksi garam. Di antaranya, di Kecamatan Gending, Kecamatan Pajarakan, Kecamatan Kraksaan, dan Kecamatan Paiton. Dari empat kecamatan itu, total ada 54 kelompok petani garam. “Dengan adanya kelompok petani garam itu, setidaknya ada sekitar 316 hektare tambak garam bisa diproduksi. Tentunya bisa membatu tercapainya target yang diberikan,” ujar Hari.
Tahun kemarin, Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo menarget bisa memproduksi 22.000 ton garam. Syukur, target ini tercapai sebelum akhir tahun. Karenanya, tahun ini target produksinya dinaikkan menjadi 23.000 ton. [wap]

Tags: