Harga Gula di Pasuruan Masih Tinggi

Gula Pasir

Gula Pasir

Pasuruan, Bhirawa
Ramadan sudah tiba, namun harga gula pasir tingkat eceran di pasar besar di Kota Pasuruan terpantau terus melonjak hingga menembus Rp 16.500 per kilogram. Tentusaja, kenaikan harga gula pasir, mengejutkan para ibu rumah tangga yang biasa membeli gula dalam kisaran Rp11.000 hingga Rp 12.000 per kilogram.
“Terkejut sekali mendengar harga gula hingga mencapai Rp 16.500 per kilogram. Padahal seminggu yang lalu masih Rp11.000 per kilogram. Naiknya harga gula ini membuat saya ekstra hemat membagi untuk kebutuhan lainnya,” terang Malinda, salah satu ibu rumah tangga asal Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, Rabu (7/6).
Pedagang sembako di pasar besar di Kota Pasuruan, Hj Ida, mengungkapkan kenaikan harga gula pasir itu terjadi sebelum Ramadan. Harga naik lantaran pasokan dari agen gula sudah naik duluan. “Kamipun tak mau rugi, harga kulakannya seperti itu sehingga mau tak mau kami juga menaikkan harganya. Harga seperti ini sama pada awal Ramadan tahun lalu. Seperti sebuah tradisi saja. Tugas pemerintah mengatasi hal seperti ini,” kata Hj Ida.
Ditempat yang sama pula, yakni di halaman pasar Besar Kota Pasuruan, Bulog Sub Divisi Regional Malang melaksanakan operasi pasar. Kegiatan yang menjual gula pasir Rp 11.750 per kilogram hingga 1 Juli 2016 serta menyediakan 2,5 ton gula pasir per harinya itu ternyata tak menjunjukkan hasil yang memuaskan.

Picu Inflasi di Madiun
Sementara itu, Kenaikan harga gula pasir telah memicu inflasi di Kota Madiun, Jawa Timur pada bulan Mei 2016 yang mencapai 0,06 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 120,74.
Sejak akhir April lalu, komoditas gula pasir terus mengalami kenaikan signifikan di sejumlah pasar tradisional yang saat ini berkisar antara Rp15.000 hingga Rp16.000 per kilogram dari harga normal yang mencapai Rp11.000 hingga Rp12.000 per kilogram.
“Inflasi di Kota Madiun terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh adanya perubahan indeks pada beberapa kelompok pengeluaran. Salah satu pemicunya adalah kenaikan harga gula pasir,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun, Firman Bastian, kepada wartawan, Selasa (7/6).
Di Kota Madiun, lima dari tujuh kelompok pengeluaran yang merupakan objek survei indeks harga konsumen mengalami inflasi dan dua kelompok lainnya deflasi.
Lima kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi pada Mei 2016 adalah kelompok kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,49 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,03 persen; kelompok sandang sebesar 0,48 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,17 persen; serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,03 persen. [hil,dar,ant]

Rate this article!
Tags: