Harga Gula-Minuman Ringan di Pasuruan Merangkak Naik

Pedagang sembako di pasar tradisional Pasar Besar, Kota Pasuruan mengakui harga gula pasir dan jenis gula tradisional lainnya, terus mengalami kenaikan sebulan terakhir ini, Rabu (20/5). [Hilmi Husain/Bhirawa]

Pedagang sembako di pasar tradisional Pasar Besar, Kota Pasuruan mengakui harga gula pasir dan jenis gula tradisional lainnya, terus mengalami kenaikan sebulan terakhir ini, Rabu (20/5). [Hilmi Husain/Bhirawa]

Kota Pasuruan, Bhirawa
Puasa Ramadan kurang sebulan lagi, namun gula pasir dan jenis gula tradisional lainnya, terus mengalami kenaikan dalam sebulan terakhir ini. Pantauan di Pasar Besar Kota Pasuruan, kenaikan harga gula pasir itu terjadi mulai dari tingkat pengecer dan toko-toko hingga grosir dan tingkat agen yang lebih besar.  Di tingkat pengecer, harga 3 hari lalu sebesar Rp 10.500 per/kg naik menjadi Rp 11.000 per/kg.
Sementara, harga gula tebu eceran dari Rp 9.000 per/kg naik menjadi Rp11 ribu per/kg. Sedangkan gula batok di tingkat eceran, sebelumnya Rp 12.000 per/kg, kini mencapai Rp 12.500 per/kg. “Memang mengalami kenaikan pada tiga pekan terakhir ini. Yang naik hanya gula pasir, gula tradisional dan gula tebu eceran serta gula batok eceran.
Untuk kebutuhan pokok masih relatif normal,” kata Miskan salah satu pedagang di pasar besar Kota Pasuruan, Rabu (20/5). Diakuinya, kenaikannya itu bertahap. Awalnya dari Rp 8.500 per/kg setiap minggunya atau naik sekitar Rp300-500 per/kg. Saat ini harga eceran sudah mencapai Rp11.000 per/kg.
Hal yang sama juga diungkapkan produsen minuman ringan khas Pasuruan, Jamu Kebonagung, Zulaikha. Menurutnya, harga gula di tingkat agen 3 hari lalu mencapai Rp10.000 per/kg-nya. “Setiap karung kemasan 50 kilogram harganya mencapai Rp505.000. Dan perkilonya sudah tembus Rp10.000 atau sekitar Rp10.100. Makanya, karena harga gula terus naik, minuman yang saya produksi juga saya naikkan Rp1.000. Minuman yang saya produksi berbentuk ekstrak atau sirup,” tandas Zulaikha.
Kepala Badan Usaha Logistik (Bulog) Devisi Regional (Divre) V Jatim, Witono menyampaikan pihaknya akan melakukan operasi pasar, untuk menstabilkan harga terutama menjelang Ramadan nanti. Pasalnya, sesuai keputusan pemerintah, selain beras Bulog juga diberi tanggung jawab menstabilkan harga sejumlah komoditas lain. Yakni gula pasir, minyak goreng, tepung terigu, cabe, bawang merah dan kedelai.
“Bulog akan bergerak saat Ramadan dan Idul Fitri nanti. Tujuanya agar harga beras dan komoditas lainnya tetap stabil. Kami juga terus berkoordinasi dengan Pemerintah Propinsi Jawa Timur untuk menggelar operasi pasar di antaranya dengan bantuan biaya transportasi,” jelas Witono. [hil]

Tags: