Harga Gula Pasir Capai Rp13.500, Tim Pemkab Probolinggo Sidak Pasar

Pemkab dan PG. Gending gelar OP gula .[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Kabupaten Probolinggo, Bhirawa
Tim gabungan yang melibatkan Diasperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) Kabupaten Probolinggo, bersama tim Satgas Pangan Polres Probolinggo, melakukan sidak (inspeksi mendadak) harga gula pasir dan minyak goreng curah, yang semakin mahal belakangan ini. Petugas mengecek satu persatu toko grosir di pasar tradisional Semampir, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten setempat. Harga gula pasir di pasar sudah mencapaiRp 13.500, perkolo.
Kenaikan gula pasir yang mencapai Rp 3 ribu perkilogram menjadi perhatian serius Pemkab dan Satgas pangan setempat. Karena sebelumnya, harga gula pasir hanya Rp 10.500 perkilogram. Sedangkan minyak goreng curah yang sebelumnya hanya Rp 11 ribu, menjadi Rp 12 ribu perkilogram. Sementara minyak goreng pabrikan juga mengalami kenaikan mencapai Rp 2 ribu perkilogram.
“Kenaikan gula pasir, minyak goreng pabrikan dan minyak goreng curah ini terjadi sejak awal bulan. Pelanggan dan pembeli jelas berkurang. Kalau bisa dinormalkan kembali,” ujar Yayuk, salah satu pedagang toko grosir di pasar Semampir.
“Terlalu mahal. Harganya naik banyak. Dulu hanya Rp 10.500 perkilogram, kemarin Rp 14 ribu, dan sekarang Rp 13.500 perkilogramnya. Harapan kami diturunkan kembalikan lagi harganya,” keluh Sumiati, seorang pembeli.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Probolinggo, Dwi Joko Nurjayadi mengungkapkan, kenaikan harga gula pasir ini dipicu perayaan hari Imlek 2020. Tak hanya gula dan minyak curah saja yg mengalami kenaikan harga, cabe rawit pun saat ini masih berkisar dengan harga Rp 60 ribu perkilogram di tingkat pedagang pasar tradisional.
“Menyikapi kenaikan harga gula pasir ini, kami sudah melakukan langkah-langkah untuk mengurangi beban masyarakat, dengan mengggelar pasar murah di dua titik pasar tradisional di Kabupaten Probolinggo, dengan harga Rp 11.500 perkilogram,” terang Joko.
Sebagai bentuk respon atas naiknya harga gula, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) bekerja sama dengan PTPN XI dalam hal ini Pabrik Gula (PG) Gending menggelar operasi pasar untuk komoditi gula di Pasar Sebaung Kecamatan Gending dan Pasar Semampir Kecamatan Kraksaan, sejak Senin 27/1/2020.
Operasi pasar komoditi gula ini dilakukan karena harga gula sejak beberapa hari terakhir sudah naik drastis hingga mencapai Rp 14.000 per kilogram. Harga inipun telah melampaui Harge Eceran Tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan pemerintah seharga Rp 12.500 per kilogram.
Situasi itu menjadi perhatian Disperindag Kabupaten Probolinggo yang memang intens memantau harga-harga kebutuhan pokok di pasaran ini bergerak dengan menggelar operasi pasar komoditi gula.
Untuk operasi pasar komoditi gula ini, Pemkab Probolinggo dan PG Gending telah menyiapkan gula pasir sebanyak 1 ton untuk 2 (dua) pasar tradisional. Yakni, Pasar Sebaung sebanyak 500 kg dan Pasar Semampir sebanyak 500 kg. Setiap orang hanya diperbolehkan membeli sebanyak 2 kilogram dengan harga per kilogramnya sebesar Rp 11.500.
Begitu dibuka, operasi pasar komoditi gula ini langsung diserbu oleh masyarakat. Sehingga tak ayal dalam hitungan kurang dari 1 (satu) jam, 500 kilogram gula pasir tersebut langsung ludes diborong oleh masyarakat.
Lebih lanjut Dwijoko Nurjayadi mengatakan harga eceran gula pasir di sejumlah pasar tradisional memang sudah mengalami kenaikan harga sejak awal bulan Januari 2020. Hal ini disebabkan kebutuhan masyarakat yang meningkat tidak berbanding lurus dengan stok gula yang tersedia.
“Sesuai dengan hukum permintaan, semakin tinggi permintaan, maka harga akan naik. Hal ini dikarenakan stok yang tersedia terbatas. Gula memang sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat,” tuturnya.
Menurut Joko, operasi pasar komoditi gula ini dilakukan untuk menstabilkan harga gula di pasaran. Dengan menggandeng PG Gending, pihaknya mendroping gula pasir sebanyak 1 ton untuk Pasar Sebaung dan Pasar Semampir.
“Ternyata operasi pasar untuk komoditi gula ini merupakan program dari Disperindag Provinsi Jawa Timur. Tujuannya supaya permintaan pembeli akan komoditi gula bisa segera terpenuhi. Mudah-mudahan kegiatan ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat akan komoditi gula dengan harga murah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” harapnya.
Untuk memantau harga barang-barang kebutuhan pokok lainnya, Tim Gabungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo dan Satgas Pangan Kabupaten Probolinggo melakukan pemantauan atau yang lebih dikenal dengan inspeksi mendadak (sidak) harga kebutuhan pokok di Pasar Semampir Kecamatan Kraksaan, Selasa 28/1/2020 pagi.
Dalam kesempatan ini, tim gabungan memantau harga kebutuhan bahan pokok mulai dari beras, gula, minyak goreng, telor, mie instan, tepung terigu dan susu. Pemantauan kemudian dilanjutkan dengan memantau harga daging sapi, daging ayam dan ikan segar yang berada di tengah-tengah pasar. Tidak hanya memantau harga, tim juga melihat kualitas daging ayam, daging sapi dan ikan segar yang dijual oleh para pedagang. Sidak ini juga memantau harga dan ketersediaan bahan penting lainnya seperti cabe merah besar, cabe rawit, bawang merah, bawang putih, kacang hijau, kacang tanah, kol, kentang, tomat, wortel dan kubis.
Dari hasil monitoring dan sidak di Pasar Semampir diperoleh beberapa harga bahan pokok dan bahan penting lainnya. Yakni, cabe merah besar keriting Rp 42.000/kg, cabe merah besar biasa Rp 50.000/kg, cabe rawit Rp 68.000/kg, bawang merah Rp 25.000/kg, bawang putih 28.000/kg, beras Ir 64 Rp 9.500/kg, gula pasir dalam negeri Rp 14.000/kg, daging sapi Rp 100.000/kg, daging ayam kampung Rp 55.000/kg, daging ayam broiler Rp 30.000/kg, telur ayam ras Rp 23.000/kg, telur ayam kampung Rp 35.000/kg, ikan tongkol Rp 26.000/kg, ikan kembung Rp 25.000/kg, kentang Rp 13.000/kg, tomat Rp 10.000/kg dan wortel Rp 10.000/kg.(Wap)

Tags: