Harga Gula Pasir Capai Rp18 Ribu per Kilogram

Pekerja beraktivitas di dalam gudang penyimpanan stok gula pasir milik PT. Rejoso Manis Indo (RMI) di Blitar. Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional menyatakan, harga gula secara nasional berangsur naik hingga mencapai Rp.16.550 per kilogram pada Jumat (6/3) kemarin, dari harga acuan yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar Rp 12.500 per kilogram.

Lamongan, Bhirawa
Harga gula pasir di Lamongan saat ini di tingkat pengecer mencapai Rp 18 ribu perkilogram. Sedangkan di Madiun mencapai Rp17 ribu per kilogram. Hal ini membuat warga terutama ibu-ibu mengeluh karena dikawatirkan akan membuat harga komoditas yang lain juga turut naik.
“Beberapa hari terakhir harga Gula Pasir Rp 18 ribu perkilogram. Di sejumlah toko di desa ini harganya juga segitu” kata Listi Iklimah salah seorang Ibu rumah tangga di wilayah Kecamatan Pucuk, Kamis (12/3) siang.
Menurutnya kondisi tersebut membuat beban penggeluaran kebutuhan rumah tangga juga naik. Maka pemerintah melalui instansi terkait segera melakukan upaya agar harga hula Pasar kembali normal. “Kita hawatir kondisi ini juga membuat harga kebutuhan yang lain juga naik, maka pemerintah harus melakukan upaya cepat” kata Ibu yang memiliki 2 anak ini.
Hal yang sama juga dikatakan salah satu pedagang di Pasar Tradisional Sidoharjo Lamongan, Hj Sulah. Kenaikan harga gula tersebut sudah dua minggu ini dan belum tahu penyebab kenaikan harga gula yang melambung tinggi ini. “Di pasar Sidoharjo sejak beberapa waktu lalu, harga gula perkilo Rp. 16 ribu,” ungkap Hj. Sulah.
Kenaikan gula pasir yang cukup tinggi dibenarkan Kepala Disperindag Lamongan, Mochammad Zamroni, Saat ini harga gula rata-rata antara Rp. 15.000,- hingga Rp. 16.000,- bahkan ada yang tembus di harga Rp. 19.000,- perkilo. “Iya mas, saya lihat langsung di tingkat pedagang rata-rata Rp. 16 ribu. Ada juga yang tembus Rp. 19 ribu di tingkat bawah,” ujar Zamroni.
Untuk mengatasi harga gula yang melambung itu, Disperidag Lamongan akan menggelar oprasi pasar. Operasi pasar tersebut akan melibatkan beberapa pihak baik bulog maupun pabrik tebu secara langsung.
Sementara itu harga komoditas gula pasir di pasar tradisional Kabupaten Madiun, Jawa Timur telah menembus angka Rp17.000 per kilogram, naik sekitar Rp3.500 dari pekan lalu yang mencapai Rp14.000 per kilogram.
“Kenaikan harga gula pasir semakin tak terkendali. Sekarang sudah di kisaran Rp16.500 higga Rp17.000 per kilogram. Padahal harga normalnya mencapai Rp12.000 per kilogram,” ujar Ali Mustofa, seorang pedagang sembako di Pasar Baru Caruban, Kabupaten Madiun.
Menurut dia, kenaikan harga gula pasir yang melambung tersebut telah terjadi sejak dua pekan terakhir. Beruntung, meski harga tinggi, stok di pasaran tidak sulit. Pihaknya mengaku tidak tahu alasan mengapa harga gula pasir naik signifikan. Kondisi tersebut membuatnya tidak berani kulakan dalam jumlah banyak. Hal itu untuk menghindari kerugian.
Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro (Disperdakop-UM) Kabupaten Madiun Toni Eko Prasetyo mengatakan melambungnya harga gula pasir itu terjadi secara nasional.
Kami sudah melayangkan surat ke pemerintah provinsi untuk mengadakan operasi pasar agar harga gula pasir stabil,” kata Toni.
Dia menjelaskan bahwa gula pasir yang beredar di pasaran saat ini merupakan hasil penggilingan pabrik pada tahun lalu. Sementara tahun ini belum ada proses giling. Selain itu, melejitnya harga gula hingga mencapai Rp 17.000 dipicu karena sebaran virus corona (Covid-19). “Kemungkinan juga dampak dari corona. Sehingga, impor gula tidak boleh sembarangan, harus hati-hati,” kata dia lebih lanjut.
Ia menambahkan, jika melihat tren dalam satu minggu terakhir terjadi lonjakan dari Rp14.000 menjadi Rp17.000 per kilogram, ada kemungkinan harga akan terus naik.
Untuk mengatasi persoalan itu, disperdakop akan menggelar pasar murah dalam waktu dekat. Selain itu juga melakukan “monitoring” dan evaluasi (monev) tentang perkembangan harga gula pasir di pasaran. [aha,ant]

Tags: