Harga Komoditi di Kabupaten Lamongan Masih Terkendali

Bupati Fadeli melakukan sidak di Pasar Sidoharjo Kecamatan Lamongan, Selasa (22/5). [Suprayitno/bhirawa]

Lamongan, Bhirawa
Bupati Lamongan Fadeli menyatakan harga sejumlah kebutuhan pokok di Lamongan relatif stabil, bahkan cenderung ada penurunan. Itu dikatakannya usai melakukan sidak di Pasar Sidoharjo Kecamatan Lamongan, Selasa (22/5). Meski demikian, dia memerintahkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lamongan mengintensifkan pemantauan harga dan ketersediaan stok sejumlah kebutuhan pokok.
Wakil Bupati Kartika Hidayati dan Sekkab Yuhronur Efendi terlihat turut dalam sidak tersebut. Selain itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Mohammad Zamroni, Kepala Dinas Kesehetan Taufiq Hidayat, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Anang Taufik serta Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sukriyah juga terlihat mendampingi.
Dari hasil sidaknya, Fadeli mengungkapkan harga sejumlah kebuthan pokok masih dalam kondisi normal, tidak ada lonjakan harga. Seperti harga daging sapi yang berkisar antara Rp 95 ribu hingga Rp 100 ribu perkilogram. Beras stabil di rentang harga Rp 8.500 hingga Rp 10.500 perkilogram untuk kualitas medium hingga super.
Bahkan untuk telur ayam ras malah mengalami penurunan harga. Kemarin masih dijual dengan harga Rp 25 ribu perkilogram, turun menjadi Rp 23 ribu hingga Rp 24 ribu perkilogram. “Hari ini Saya ke pasar ini, melihat tidak hanya kondisi harga, namun juga ketersediaan stoknya. Tadi ketersediaan rata-rata cukup, ” ujarnya.
“Dinas Perindustrian dan Perdagangan sudah Saya perintahkan untuk setiap hari melaporkan kondisi harga dan ketersediaan stok. Sehingga jika ada kelangkaan bisa diantisipasi, dan inflasi bisa dijaga, ” katanya menambahkan.
RPH Sidoharjo
Sementara itu, dalam kesempatan tersebut, bupati juga menyinggung tentang Rumah Potong Hewan (RPH) milik Pemkab Lamongan di Pasar Sidoharjo yang selama ini masih sepi konsumen. Padahal RPH ini sudah memiliki fasilitas komplit, bahkan canggih.
Hal itu menurut Bupati Fadeli lebih karena masyarakat yang masih terbiasa untuk melakukan pemotongan hewan ternak di rumah sendiri. Karena itu dia meminta Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sukriyah agar menggencarkan sosialiasi.
Padahal, lanjut dia, RPH tersebut memiliki alat pemotongan hewan yang canggih, dan menyediakan cold storage. Selain itu sudah mengantongi sertifikasi halal dari MUI dan sertifikat NKV (nomor kontrol veteriner). NKV ini merupakan sertifikat yang menunjukkan RPH Pemkab Lamongan di Pasar Sidoharjo sudah memenuhi syarat-syarat higienis. “Sehingga setiap daging yang keluar dari RPH ini sudah dijamin halal dan higienis, ” kata dia.
Sementara itu, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Probolinggo, terus melakukan pengawasan daging dan bahan pangan asal hewan ( BPAH) di Pasar tradisional kali ini di pasar Leces Kecamatan Leces. Pengawasan ini juga melakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) serta Koordinator Pasar Leces.
Kepala DPKH Kabupaten Probolinggo Endang Sri Wahyuni melalui Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner drh. Nikolas Nuryulianto, Selasa (22/5) mengatakan, kegiatan ini bertujuan melakukan pengawasan dan pendataan penjual daging sapi, ayam ras dan buras serta domba/kambing. Sekaligus bahan pangan asal hewan mulai dari telur ayam ras dan buras, telur itik dan bebek serta telur mentok dan burung puyuh.
“Pengawasan ini sangat penting dilakukan untuk menjamin ketersediaan daging dan bahan pangan asal hewan di Kabupaten Probolinggo selama bulan suci Ramadhan 1439 Hijriyah. Dari sini kami bisa tahu daging dan bahan pangan asal hewan tersebut mencukupi atau tidak,” ungkapnya.
Menurut Niko, panggilan akrab dari Nikolas Nuryulianto, kegiatan ini juga sekaligus untuk mendata berapa jumlah pedagang daging sapi, ayam ras dan buras serta domba dan kambing di pasar tradisional di Kabupaten Probolinggo. [yit,mb9,wap]

Tags: